Suka Pakai Emoji? Yuk Telusuri Kisah Panjangnya
Di zaman modern ini siapa yang nggak suka pakai emoji? 😋
Hampir setiap orang pasti hobi pakai emoji entah saat balas chat, nulis artikel, dan lain sebagainya.
Kita mungkin tahu kalau emoji berasal dari bahasa Jepang:
"E" berarti gambar (絵), dan "Moji" berarti karakter (文字).
Tapi tahu nggak kalau emoji yang sering kita pakai ternyata ada konsorsium atau organisasi yang berkala nambah dan memelihara standardisasi karakter-karakter emojinya?
Organisasi Unicode, atau Unicode Consortium yang dibangun secara sukarela tahun 1988 (saya belom lahir), bertanggung jawab atas seluruh emoji yang kita pakai.
Merekalah yang menyetujui proposal emoji baru dan karakter-karakter huruf lainnya.
Namun, emoji yang disetujui dan ditambah oleh pihak Unicode ini nggak semerta-merta langsung diterapkan oleh vendor atau aplikator seperti WhatsApp, Samsung, Windows, dan masih banyak lagi, melainkan secara bertahap.
Nah di postingan interaktif sekarang ini, saya mau ngajak pembaca buat susur perkembangan emoji sampai kita bisa nikmati sekarang ini. Sampe sekarang pun masih bertambah lho emojinya.
Mari kita telusuri sejarah perkembangan emoji-emoji itu yux!
Saya mengambil data dari pihak Unicodenya itu sendiri yang bisa kalian lihat di sini.
Datanya iseng saya olah pakai Python yang skripnya saya tulis sendiri (dibantuin AI dikittt hehe...) supaya dapat saya sajikan postingan kali ini.
dan 100 subgrup atau cabangnya.
Lini Masa Emoji
Hingga terakhir saya tarik data emojinya, sudah ada versi emoji.
Mari kita selami sejarah perkembangannya ~
Pihak Unicode mulai mengesahkan versi emoji pertama pada tahun 2010 supaya bisa membedakan dengan simbol pada font.
Berikut saya sajikan grafik perkembangan emoji dari versi ke versinya.
Mulai dari versi paling awal, versi 0.6 yang hanya memiliki 719 emoji, hingga sekarang ini.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini ada linimasa yang kalian dapat simak perkembangan versi per versinya.
Versi
Rilis pada
Sebuah perjalanan panjang ya...
Apabila saya tarik garis jadi sebuah grafik, maka gambar di bawah ini adalah perkembangannya.
Selanjutnya, saya mau bahas tentang gimana pihak Unicode mengatur cara komputer mengidentifikasi masing-masing emoji.
Seru deh. Ada emoji yang berdiri sendiri, ada juga yang nebeng sama emoji lain supaya jadi emoji baru.
Emojinya Berdiri Sendiri atau Gabungan?
Satu lagi sebelum kita melihat data individual masing-masing emoji, pihak Unicodenya ternyata menjadikan emoji itu bisa berdiri sendiri dan gabungan dari karakter lain.
Perlu kita ketahui sebelumnya, setiap karakter entah huruf, angka, simbol, hingga emoji, memiliki kode khusus agar komputer mengenali karakter tersebut.
Misalnya, huruf "A" kapital memiliki kode unicode 41, sedangkan huruf "a" kecil memiliki kode 61. Dari sinilah komputer mengetahui kode ini mewakilkan karakter apa.
Nah, beberapa karakter emoji terkadang memiliki lebih dari 1 kode alias gabungan dari beberapa karakter. Saya nggak tau apakah pihak Unicode melakukan ini untuk menghemat kapasitas atau entah.
Misalnya, emoji "❤️🩹" (hati yang diperban) adalah sebenarnya gabungan dari emoji hati (❤️) dan plester (🩹).
Atau terkadang sebuah emoji perlu ada gabungan unicode khusus untuk membedakannya dengan karakter bawaan font seperti misalnya angka "1", dengan emoji "1️⃣".
Kompleks ya...
Berikut saya pecah data-data emoji apakah sebuah emoji berdiri sendiri atau gabungan kode Unicode lain. Saya kemas per grup emoji.
Grups
Jika disimpulkan maka seperti ini grafiknya.
Persentase emoji tunggal dan gabungan dalam persen.
Ya ampun, ternyata nggak proporsional ya rasionya. 😅 Tapi yaudalah sesuai kebutuhan pihak Unicodenya aja.
Nah, setelah semua ini, baru deh yang kita tunggu-tunggu, data individual dari masing-masing emoji itu sendiri.
Data Emoji
Filter emoji untuk grup
Pilih versi
Apakah gabungan?
Gak Nyangka Sekompleks Itu...
Akhirnya sampai juga kita pada akhir cerita perjalanan emoji yang jadi sahabat ketikan kita sehari-hari.
Mungkin kalau ada yang baru lagi insyaAllah bakal terus saya update. Kabarnya proposalnya udah dibuka untuk emoji 18.
O iya...
Saya juga mau sekalian share deh perjalanan saya bikin interaktif ini juga.
Kayak... bikinnya berapa lama, ada kendala apa aja selama bikinnya, dan hal-hal lainnya di belakang layar.
Masalahnya saya paling cuma punya waktu 3-4 jam aja buat bikin interaktif emoji ini setiap harinya karena kebanyakan saya ngerjainnya pas hari kerja. Sedangkan, hari liburnya saya tepar. 😅
Berikut garis waktunya.
Kamis, 18 September: Lagi gabut liat emoji-emoji, lalu ketemu catatan daftar emoji resmi dari Unicodenya.
Jumat, 19 September: Penasaran, saya coba olah catatannya pakai Python jadi bank data supaya saya bisa tau jumlah dari masing-masing spesifikasinya.
Sabtu, 20 September: Kepikiran buat interaktif dari data emoji ini, tapi bingung mikirin tema desainnya yang playful dan nggak kaku.
Minggu, 21 September: Saya rombak infrastruktur blog saya supaya bisa nampung banyak meta data yang bikin saya nyaman saat buat postingan interaktif.
Senin, 22 September: Coba hasil rombakan kodingan sendiri untuk kategori interaktif dan saya lumayan puas. Alhamdulillah paragraf-paragraf awal berhasil meluncur.
Selasa, 23 September: Dapet tantangan bikin grafik sama timeline sejarah emoji. Wew, sarat matematika banget. 😣
Rabu, 24 September: Bikin data individual per emojinya deh. Bagian filternya saya lewatin dulu. Susah soal'e. 😋
Kamis, 25 September: Filter mulai saya bangun dan saya hias-hias dikit sebagai penyempurnaan. 😃
Jumat, 26 September: Akhirnya rilis jugaakkk. 😭
Ya... begitulah ~
Keren Kaka