Untuk yang Sejauh Ini Telah Berusaha Namun Belum Ada Pencapaian…
Beberapa curhatan sampai ke telinga saya,
Katanya, sebaya mereka sudah menikah dan punya rumah. Sebaliknya, mereka masih terkurung aktivitas bertahun-tahun dan didera berbagai masalah.
Begini, semakin usia bertambah, semakin banyak tantangan yang kita konsumsi. Tuntutan hidup silih berganti menghampiri, hari demi hari.
Kita mulai menyadari bahwa kita harus menelan semua itu sendiri. Kenyataan pahit seringkali membuat jatuh dan tak lagi ingin berdiri.
Kita kuat! Kita bisa!. Tetapi bagaimana? Kita sudah setua ini dan belum dapat apa-apa.
Sumber Foto: Unsplash
Bukan Di Mana Memulai, Tetapi Di Mana Mengakhiri
Semakin kita melihat teman kita satu per satu meraih kesuksesan mereka, semakin kita berkecil hati saat kita menyadari belum bisa berguna.
Perlu kita ketahui, memulai kesuksesan dapat terjadi kapan saja jadi bukan masalah. Justru bagaimana akhir kesuksesan itulah yang paling menentukan jadi tetap berusahalah.
Kebijaksanaan Terdapat di Kehidupan yang Terlihat Biasa
Hati kita menjadi kecil saat melihat orang-orang di media sosial selalu mempertontonkan kesuksesan mereka, sepanjang waktu, sepanjang masa.
Berpalinglah, sebab orang yang benar-benar sukses pada akhirnya bosan dan memilih bersahaja sehingga terlihat seperti orang biasa.
Membiarkan Jiwa Anak Kecil dalam Diri Bermain
Standar masyarakat terkadang membuat jiwa kita begitu lelah dalam memenuhinya. Siang dan malam kita berusaha demi gengsi yang mungkin tak sanggup meraihnya.
Tidurlah, beristirahatlah, lakukanlah apa yang membuat kita bahagia. Ini bukan demi mereka, tapi demi diri kita. Kapan pun, diri kitalah yang setia menemani kita.
Menarik Diri dari Perdebatan Menumbuhkan Kedewasaan
Kebanyakan berargumen dan berbantah-bantahan terjadi dari mulut orang yang ingin terlihat cerdas. Koin receh memang selalu nyaring saat satu sama lain terhempas.
Mundurlah, biarkan mereka menang, mereka mungkin akan merendahkan kita dan kita tidak terima. Tetapi simpati orang lain akan lebih tertuju kepada kita.
Tidak Lagi Menjual Rasa Iba Demi Dipandang Orang
Pecundang adalah mereka yang selalu ingin mendapatkan rasa kasihan dari orang-orang.
Pemenang adalah mereka yang berhasil mendapatkan rasa kagum dari orang-orang.
Kala Menyelesaikan Tugas Lebih Membahagiakan Daripada Mengidamkan Sesuatu
Kita menginginkan menjadi orang terpandang lagi kaya raya. Tetapi kenyataan selalu menghujam kita setiap berada di titik terakhirnya.
Sukses itu jauh lebih sederhana. Menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya ternyata dapat membuat hati lebih bahagia dan selangkah maju lebih nyata.
Membandingkan Usaha, Bukan Hasil
Membanding-bandingkan diri sendiri adalah hal normal dan wajar. Namun bagaimana dalam melakukan perbandingan itulah yang menentukan kedewasaan.
Orang dewasa akan lebih membandingkan usaha karena begitulah hukum alamnya. Hasil yang tampak adalah hal yang relatif karena kita tidak pernah tahu bagaimana proses meraihnya.
Mengasingkan Diri Demi Meraih Kemerdekaan
Bersosialita sepanjang waktu pada akhirnya akan melelahkan. Tak peduli introvert, ekstrovert, seluruh manusia akan merasakan.
Diri kita memiliki hak untuk kita temani. Banyak yang diam-diam mengagumi bagaimana sebagian orang dapat meraih kebebasannya dengan menyendiri.
Pahlawan Sejati Tadinya Adalah Orang Normal
Ingin menjadi pahlawan atau penjahat, kita sendiri yang menentukan. Semuanya pernah memiliki masalah dan merasakan pahitnya kehidupan.
Pahlawan yang kita kenal, seluruhnya kompak memiliki sifat menolong sesama dan rela berkorban. Tak ada pahlawan yang hanya memikirkan diri sendiri seolah tanpa beban.
Di penghujung hari, kita menyadari bahwa tidak ada yang dapat kita andalkan selain diri kita sendiri.
Setiap orang punya skenario hidup masing-masing. Turutilah jalan takdir kita karena memang itulah yang terbaik.
Berdirilah, hiruplah udara segar, tontonlah kartun, bacalah buku fiksi, dan jangan pedulikan penilaian orang yang belum tentu berbahagia dengan hidupnya.