Ketika Piknik Di Kamar Menjadi Menyenangkan ~
Kali ini koridor yang satu ini wajib meneriwa beberapa award yang benar-benar sesuatu. Saya kira saya pernah buat puisi stress mengenai hal ini :
Koridor paling kejam
Koridor paling sadis
Koridor paling lalim
Koridor paling bengis
Memiliki rute terpanjang
Memiliki overpass terpanjang
Memiliki jarak halte terpanjang
Memiliki jumlah halte terbanyak
Kasihan pramudinya
Kasihan petugas onBoardnya
Kasihan penumpangnya
Kasihan busnya
Bermulai dari pojok dan berakhir di pojok. Yapp, Pinang Ranti – Pluit.
Kondisi Rute : 35/100
Memiliki 29 halte dua arah (sekarang jadi 26) dan panjang rute keseluruhan 28.8 km. setelah halte Grogol, keseluruhan halte terbelah oleh jalur tol hingga sebelum BNN. Bagi yang terlewat halte, dikeraskan agar jangan berbaik arah seperti halte-halte reguler lainnya yang mengizinkan naik dari arah berlawanan atau putar balik ketika halte tujuan terlewat, karena jika halte tersebut bukan halte yang benar-benar berada di bawah underpass untuk menghindari lampu lalu lintas persimpangan, maka penumpang benar-benar telah keluar halte dan harus bayar lagi hanya untuk sekedar berbalik arah, dengan sebuah kabar baik, kecuali Semanggi. Namun hal itu pun memiliki jembatan transit terpanjang mungkin yang pernah ada di ibukota ini.
Sebenarnya koridor ini melewati halte BKN, PGC 1, dan Pasar Kramat Jati yang langsung bersinggungan dengan koridor 7 sebelum akhirnya berbelok arah di Hek untuk ‘hinggap’ di halte Garuda Taman Mini. Namun, menurut pengakuan seorang onBoard ketika ditanya mengapa, maka halte-halte tersebut tidak dilewati dan langsung lewat tol karena waktu tempuh yang memang lebih lama, paling cepet katanya 1 jam untuk perpindahan jalur yang sudah memakai jasa tol ini. Hmmfffhhh,,, apalagi yang saya tahu Pasar Kramat Jati itu memang langganan untuk macet.
Headway : 45/100
Sebenarnya meskipun jalurnya benar-benar sadis, headwaynya boleh dikatakan fair. Namun hal itu terpaksa mesti kandas di permulaan jalan mengingat S. Parman, Gatot Subroto, dan Cawang memiliki sahabat karib yang bernama “kemacetan”. Meski jalurnya sudah khusus, sterilisasi dirasa masih perlu digalakkan. Sangat kasihan para penumpang yang memutar balik menatap headway bus harus bertarung dengan sengit melawan lampu lalu lintas. Jika masih belum paham, saya mempersilakan agar mencoba menunggu bus arah Pluit di Kuningan Barat. Belum lagi headway kadang tidak konsisten mengingat koridor 9 harus ‘berantem’ dengan lintas koridor 9A (LED TMB gandeng bertuliskan 9B).
Kondisi Bus : 80/100
Dengan identitas lambung TMB atas operator PT. Trans Mayapada Busway dan BMP atas operator PT. Bianglala Metropolitan ini, bus single berwarna merah yang dioperasikan masih cukup baik. Hanya LEDnya saja yang sudah pada ‘tewas’. Lagipula TMB masih lebih baik ‘penampilannya’ dibandingkan BMP.
Kesimpulan
Coba lihat kembali puisi nggak jelas yang saya telah tulis di atas tadi, saya benar-benar mohon maaf apabila review ini berantakan. Oh, satu lagi, koridor ini bagus jika digunakan ketika bukan hari kerja.
Nilai Keseluruhan : 53 / 100
Nilai Mencoba Kembali : Sedang
Minta waktunya sebentar dong, plis sebentaaarrr doang. Gak sampe 5 menit saya janji. Anandastoon minta saran dan komplain kalian di formulir berikut untuk membuat situs ini menjadi lebih baik. Komplain kalian sangat berarti bagi Anandastoon. Makasih ya sebelumnya.
Oiyak! Untuk melihat apakah saran kalian didengar Anandastoon atau tidak, bisa cek ke halaman penerapan komplain berikut...