Kota tua, entah di mana pun lokasinya, ya di Jakarta, Semarang, Surabaya, dll, menjadi salah satu destinasi favorit buat healing.

Bangunan-bangunan bersejarah itu kok bisa ya menjadi tempat wisata? Padahal dulunya itu cuma bangunan biasa yang sering nampak.

Bahkan bukan cuma di Indonesia, di belahan bumi mana pun banyak yang turut melestarikan sisa-sisa peninggalan sejarah, meski usianya masih tergolong di bawah 100 tahun.

Dari mereka ada yang meruntuhkan, memugar, hingga meremajakan atau merenovasi bangunan-bangunan itu.

Nah, cuma untuk renovasi bangunan sejarah ini sayangnya banyak yang justru tidak terlihat baik, atau bahkan menjadi sangat buruk.

Sebenernya beberapanya nggak buruk-buruk banget, cuma nuansa magisnya itu jadi hilang.

Sebagian besar renovasi bangunan bersejarah adalah menggantikan bangunan itu dengan arsitektur yang jauh lebih modern. Kebetulan, belum lama ini saya bahas mengenai sisi gelap desain minimalis dan modern, mungkin masih berkaitan ya.

Berikut 15 renovasi bangunan bersejarah terburuk karena bukan hanya membuat bangunan bersejarah ini kehilangan pesonanya, namun justru terlihat membosankan hingga tidak ramah mata.

Renovasi bangunan bersejarah terburuk

Bekas gedung Mappin & Webb, London, Inggris Raya
Kalau saya bilang, sebenernya renovasinya masih terhitung unik dan tidak jelek-jelek amat. Tetapi memang komplektivitasnya udah jauh berkurang dibanding pendahulunya. Mungkin termasuk renovasi ‘terbagus’ di daftar ini.

Château de Rentilly, Bussy-Saint-Martin, Perancis
Say, mengganti material bangunan dengan kaca itu nggak mempertahankan kesan magisnya. Malah jadi keliatan lebih boring.

Gereja Lutheran, Yelets, Rusia
Bangunan penuh estetika dan seni arsitektur yang memukau malah jadi polos kayak rumah kontrakan biasa. Ya paham sih desain simpel begitu perawatannya jadi jauh lebih murah, cuma ya downgradenya kok kebangetan.

Møllergata 18, Oslo, Norwegia
Ini dia yang bikin orang jadi eneg sama desain simpel dan minimalis. Saya gak permasalahin minimalisnya, cuma polosnya itu bisa bikin depresi.

Royal Ontario Museum, Toronto, Kanada
Renovasinya nempelin arsitektur geometri modern dengan keeleganan arsitektur jadul. Justru hasilnya bukan cuma nggak bikin lebih bagus, tapi juga nggak bikin lebih rapi.

Neumarkt Galerie, Cologne, Jerman
Mirip perbandingan lukisan Van Gogh dengan lukisan modern yang isinya cuma tebar saos sama kecap terus dipajang di museum. Serius, itu sisi kreatifnya cuma sebatas eskrim?

The Neue Elbbrücke Bridge, Hamburg, Jerman
Niatnya cuma nambah lebar jalan, kastil cantik segede gaban justru dirubuhin. Kastilnya cuma jadi hiasan logo di gerbang jembatannya yang ‘gak ada desain’nya itu.

Times Square, New York, Amerika Serikat
Siapa sangka, Times Square yang ikonik itu dulunya justru adalah bangunan yang berestetika tinggi.

Stasiun Penn, New York, Amerika Serikat
Kalau bangunannya dibangun dari nol saya nggak masalah. Tapi bangunannya bekas stasiun otentik. Untung Stasiun Jakarta Kota sama Jatinegara meski udah dipugar tapi bangunan lamanya tetep dijaga.

The Singer Building, New York, Amerika Serikat
Nah kan. Jelek.

Chamberlain Square, Birmingham, Inggris Raya
Seenggaknya tugu kecilnya masih berdiri megah. Semoga biar bisa jadi perbandingan sama generasi berikutnya.

Bekas Teater Gaiety, London, Inggris Raya
Minimal tinggal kasih kubahnya aja biar seenggaknya nggak botak-botak banget dan lebih mirip sama bangunan pendahulunya.

Rivoli Samaritaine, Paris, Perancis
Bangunan renovasi yang jadi distopia modernitas.

The Imperial Institute, London, Inggris Raya
Lagi, seenggaknya menaranya bisa jadi hiasan yang harapannya bisa nutupin desain modernnya yang menjemukan itu.

Stuttgard Townhall, Jerman
Kotak. Cuma kotak. Cuma ada kotak. Udah.

Sumber: The Mind Circle