BRT1

BRT di India

Semakin maraknya transportasi masal yang mana sangat memberikan keuntungan bagi masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Keuntungan transportasi masal adalah akomodasi yang nyaman, tarif dan rute yang jelas, dan yang terpenting adalah mode transitnya yang memungkinkan untuk berpindah armada dengan/tanpa dikenakan tarif tambahan.

Tanpa ‘ngetem’ nungguin penumpang loh, hehe…

Namun apa jadinya jika beberapa niat mulia pemerintah untuk mengatasi kemacetan atau menyediakan angkutan umum yang lebih baik lagi justru tidak bersambut gayung dengan para calon penumpang? Dalam hal ini, banyak rute yang tutup atau tidak beroperasi, atau bahkan pengurangan armada dan waktu operasi karena sepi peminat, di mana masyarakat lebih mementingkan kendaraan pribadinya.

Bagaimana bisa? Gengsikah masyarakat memakai angkutan umum? Atau sosialisasinya yang kurang?


  • Siapa yang gengsi? Masyarakat atau pemerintah?

Balik lagi ke tujuan asal mengenai awal mula mengapa sebuah transportasi masal dibangun. Iya, untuk menyediakan sarana transportasi yang lebih baik untuk memberantas kemacetan, terkhusus di ibu kota. Entah ibu kota provinsi, atau ibu kota negara.

Tapi mengenai maraknya pembangunan transportasi masal yang terjadi di mana-mana di negara ini tidak menutup kemungkinan ada satu atau dua oknum pemerintah yang memiliki tujuan yang boleh dikatakan sedikit menyimpang dari tujuan awal pembangunan transportasi masal. Mereka sengaja membuang-buang anggaran untuk membangun itu semua untuk menunjukkan bahwa daerah saya juga punya transportasi masal lho…

Apa akibatnya?


  • Kenali siapa yang mau naik

Target pengguna transportasi masal adalah penumpang, it’s obvious, really. Dan penumpang itu sendiri adalah masyarakat. Daerah yang membangun transportasi masal tanpa ada perhitungan yang matang kerap kali menentukan posisi stop (halte atau stasiun) secara hit and miss, antara tepat sasaran dan tidak.

Coba lihat salah satu jenis transportasi masal yang paling banyak dibangun di Indonesia, yakni BRT atau Busway seperti Transjakarta, Transjogja, Batik Solo Trans, Trans Metro Pekanbaru, hingga Transmamminasata. Cobalah uji salah satu BRT tersebut dengan mengambil salah satu sampel stop dari mereka. Apakah stop tersebut letaknya bermasalah? Seperti jauh dari pemukiman penduduk, jauh dari sarana publik, pusat perbelanjaan, sekolah, dst. Jika iya, berarti memang benar-benar bermasalah.

Bukan hanya sekali-dua kali, saya mendengar beberapa dari masyarakat yang beralasan seperti ini,

“Memang dekat sih dari kampus/sekolah/kantor saya, namun tidak ada stop (halte) yang berada di sekitar rumah saya.”

Akhirnya, transportasi masal tersebut menjadi kurang diminati dan gagal untuk menjaring penumpang.


  • Sosialisasi? Seperti apa?

Petunjuk arah dan penulisan rute yang sangat buruk bukan merupakan suatu sosialisasi, melainkan sebaliknya. Mungkin saya maafkan meskipun dengan sangat berat hati penulisan peta rute beserta lokasi stop yang kurang bagus, setidaknya hal itu masih lebih baik daripada penulisannya seperti ini,

Busway Koridor 1: Melewati jalan ini, jalan itu, jalan begini, jalan begitu.

Sumpah, tidak ada yang lebih saya benci daripada penulisan rute yang seperti itu. Siapa yang terlalu peduli dengan nama jalan? Yang lebih pengguna butuhkan adalah lokasi stop. Bagaimana jika salah satu dari jalan yang disebutkan memang sangat panjang namun hanya tersedia 1 stop, dan itupun tidak jelas mengenai rutenya/lokasi stopnya. Ditambah lagi, beberapa peta rute transportasi masal sudah outdated namun masih dipajang, tanpa info sama sekali.

Menurutmu itu akan membuat senang orang-orang yang sudah nyaman dengan kendaraan pribadi?

Apalagi jika ditambah dengan seremonial peresmian yang sembunyi-sembunyi, ketidakjelasan headway atau jarak antar armada (waktu kedatangan armada), ketidakjelasan waktu keberangkatan dan waktu tiba, kurangnya armada serta minimnya profesionalitas pegawai/petugas, kemudian mereka masih menyebutkan itu dengan istilah pelayanan.

*gelenggelengkaki


  • Sedikitnya empati, pangkal kegagalan

“Kita sengaja tentukan tarif lebih mahal karena armadanya lebih nyaman dan berAC. Jika beginikan masyarakat diharapkan mau berpindah ke transportasi masal.”

OK, itu menurutnya. Nyatanya?

Perlu diketahui bahwa masyarakat kita memiliki gengsi yang tinggi, kebanyakan malas berjalan kaki. Bahkan pejalan kaki pun sepertinya enggan berjalan kaki disebabkan trotoar yang buruk dan dikorupsi oleh pohon, tiang, PKL, serta kendaraan bermotor. Ditambah lagi lokasi stop yang cukup jauh dari pemukiman penduduk.

Jadi menurutmu apakah hal itu akan berhasil memikat minat warga untuk berpindah ke transportasi umum?

Tidakkah perencana pembangunan dan pemerintah mengalah sedikit dengan membangun stop yang lebih ramah, lebih dekat sasaran, dan penuh perhitungan. Bukan justru membangun stop di tengah sawah, di tengah hutan, di tengah pabrik yang kanan-kiri tembok lalu call it a day.


  • Kesimpulan

Jadilah penumpang jika ingin mengetahui kebutuhan mobilitas penumpang. Karena membangun sebuah budaya transportasi baru bukan hal yang mudah. Tidak melihatkah kalian transportasi di negara maju yang berhasil menekan kemacetan dengan menumpukkan para penumpang semua di bus. Mereka sudah terbiasa dalam sesak berdiri dalam armada transportasi masal dan mereka menikmatinya.

Kita yang sediakan layanan, bukan menunggu koin yang jatuh. Bukankah hal ini sudah dipelajari pada bab rela berkorban di mata pelajaran PPKn/PMP sewaktu SD?

Sebagai penutup saya sebutkan bahwa sebuah transportasi masal haruslah lebih nyaman, lebih murah, dan lebih cepat dari kendaraan pribadi. Kurangnya salah satu komponen tersebut sudah cukup untuk menimbulkan dampak fatal bagi keberlangsungan hidup suatu moda transportasi masal.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke Twitter
๐Ÿค— Selesai! ๐Ÿค—
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. ๐Ÿ’—

Nilai

Polling

Sugesti

Permainan


  • Sebelumnya
    Manajemen Hobi: Apakah Hobimu Sudah Diperlakukan dengan Benar?

    Berikutnya
    Pengalaman Saya Melaksanakan Shalat Hajat


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. ๐Ÿ˜‰

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. ๐Ÿ˜Š


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. ๐Ÿ˜‰

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. ๐Ÿค—

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. ๐Ÿค—

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll ๐Ÿ‘‡

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. ๐Ÿ”ฎ

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? ๐Ÿ˜ฑ Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.