Cerita Dari: Ri
Haiii.. namaku Ri, saya ingin ceritain pengalaman gaibku nih. Baca ya… kali aja ada hikmahnya. Semua ini kenyataan dan bukan hasil rekayasa, ada buktinya.
Ini terjadi 2th yang lalu sewaktu aku ikut wisata liburan sekolah. Waktu itu kita berwisata ke tempat yang tidak terlalu istimewa sih, ke cagar alam pangandaran. Selain liburan, wisata ini juga dalam rangka kelulusan SMP, jadi cuma yang lulus yang pada ikut,termasuk saya. Singkat cerita kita pada udah sampai nih. Karena pada cape, jadi begitu sampai kebanyakan langsung cari tempat untuk istirahat. Soalnya sampainya juga lewt jam 8 malem.
Saya bersama teman2 saya tidak langsung istirahat tapi jalan-jalan disekitar pantai pangandaran. Saat itu sempat ada yang menegur kami, terutama pada saya, soalnya saya pakai kaos warna merah polos sih.Tapi dasarnya kita pada baru kesini jadi tidak dihiraukan tuh teguran, cuma iya-iya aja tapi tetep main.
Deburan ombak terasa semakin besar aja, tak ada suara lagi selain suara ombak diselingi gelak tawa kami. Tapi… lama-lama kok saya tidak mendengar suara tawa mereka lagi, pada kemana ya mereka? Setelah saya perhatikan sekeliling saya baru sadar, bukan teman-teman saya, tapi saya yang ke mana. Saya tidak mengenal lagi tempat ini, bukan pantai, bukan penginapan, tak ada ombak juga. Saya benar-benar panik, takut, khawatir pokoknya bercampur aduk deh.
Dalam kepanikkan seperti itu tiba-tiba datang orang yang belum pernah saya lihat. Seorang wanita nan cantik sekali menghampiri saya dan dia pun berucap “Ikuti saya..!”, saya tidak bisa apa-apa, jadi saya ikuti saja. Saya dibawa melewati pekarangan yang luas dengan penjaga-penjaga, tapi… semuanya wanita tak ada satupun pria kecuali saya.
Masuk ke sebuah ruangan makan yang mirip seperti ruang makan kerajaan. Disana sudah disiapkan berbagai makanan yang sudah pasti enak-enak. Saya dipersilahkan makan. Saya yang kebingungan tentu tidak langsung memakan hidangan itu, wanita itu pun marah dan membentak saya seperti ini “Makanlah! Semua itu sudah Kanjeng Ratu siapkan untukmu!” karena takut saya pun tak banyak tanya dan langsung makan.
Selesai makan saya dibawa lagi keluar ruangan menuju ruangan yang tak terlalu jauh dari ruangan itu. Ternyata saya dibawa ke sebuah istana super megah dan masuk ruangan yang berisi 5 orang. Satu diantaranya duduk di singgasana dan yang lainnya berdiri di sudut kiri-kanan. Benar, yang sedang duduk itu adalah Kanjeng Ratu dan yang lainnya adalah dayang-dayang.
Wanita yang membawa saya kemudian bersujud lalu pergi, tinggal saya yang ada di situ. Kanjeng Ratu pun memperkenalkan dirinya dengan tutur sapa yang lembut dan sopan. Karena beliau begitu ramah saya pun tenang dan langsung terbiasa. Setelah mengobrol panjang lebar, beliau memberi dua pilihan pada saya, apakah akan terus di sini menemani Kanjeng Ratu dan menjadi Raja pengusa lautan atau pulang, rupanya beliau menunggu seorang perjaka untuk beliau jadikan raja. Saya pun memilih pulang, beliau tampak kecewa dengan jawaban saya Beliau berkata siapa jejaka (lelaki) yang memakai pakaian atas berwarna merah polos, artinya ia ingin di undang ke kerajaan Kanjeng Ratu, mengenai perlakuan beliau tergantung niat jejakanya sendiri. Ada pun apabila pakaian atasnya berwarna polos lain selain merah, artinya ia mengantarkan dirinya sendiri untuk dijadikan tumbal dan akan di pulangkan lagi jasadnya. Sebelum saya di pulangkan, beliau mengecup bibir saya dan diperintahkan bersujud pada beliau, tapi saya menolak, saya berkata sujud saya hanya untuk Tuhan saya. Beliau tersenyum dan kemudain saya di pulangkan. Sama seperti saat saya datang kesini, saya tak merasa apa-apa sampai saya merasa ombak menyentuh badan saya.
Ketika kembali rupanya hari sudah siang, panas menyengat dan banyak sekali orang di pantai. Saya teringat temen-temen saya, apa kata mereka nanti ya? Tapi saya tidak menemukan bus yang saya tumpangi untuk datang ke sini. Karena bingung saya langsung ke pos polisi terdekat, tapi rupanya pak polisi itu sendiriyang lebih dulu kaget dibanding saya. Di dinding pengumuman terampang fotokopi foto wajah saya dengan laporan sebagai orang hilang. Pak polisi langsung menelepon orang tua saya. Di sana saya mendapat keterangan bahwa saya telah hilang selama 1th lamanya. (Pernah denger/baca di surat kabar ada remaja hilang di pangandaran di duga tenggelam dan jasadnya tidak ditemukan tapi setahun kemudian pulang lagi dalam keadaan selamat) Itu adalah saya. Saya rasa tak perlu di teruskan lagi, cukup sampai disini.
Terima kasih sudah mau baca, mudah-mudahan ada hikmahnya.
boy_terbaik@yahoo.com