Masuk TV
oleh: anandastoon
Banyak orang yang berkata bahwa aku memiliki bakat yang jarang orang lain miliki, termasuk sahabatku. Tentu saja, aku merasa termotivasi. Aku selalu mengasah kemampuanku setiap hari hingga segala sesuatunya terlihat sempurna. Ditambah lagi, sahabatku selalu setia mendampingiku untuk membantu segala usahaku apapun yang ia bisa. Memiliki sahabat sepertinya saja sudah membuatku merasa seakan memiliki segalanya.
Sahabatku menyarankan aku agar memposting segala kegiatanku ke dalam jejaring sosial sebanyak yang mungkin. Tentu saja aku turuti sarannya dan aku mulai menyusun jadwal mengenai kapan saja aku dapat memposting setiap aktivitas bakatku ke jejaring sosial.
Aku merasa seperti tertimpa durian jatuh setelah itu. Tidak hanya satu, melainkan banyak sekali hingga kepalaku memar dibuatnya. Berbagai pujian, semangat, dan motivasi membanjiri setiap halaman notifikasi. Aku tentu saja menunjukkan semua yang kuraih di jejaring sosial kepada sahabatku itu. Sahabatku tersenyum melihatnya dan memberikan aku sebuah acungan jempol.
Beberapa saat kemudian, ada sebuah mobil yang terparkir di rumahku. Mobil siapa itu? Suara ketukan pintu kemudian memecahkan keheningan rumahku. Oh, beberapa utusan dari sebuah stasiun TV swasta. Mereka tertarik dengan apa yang aku posting di jejaring sosial dan ingin menampilkanku di sebuah acara talk show. Tentu saja aku terima dengan senang hati. Tak lupa, aku menghubungi sahabatku dan memberitahukannya akan hal baik ini.
Aku masuk TV. Keluargaku bangga. Sahabatku yang juga sedang menonton acaraku di kontrakannya yang kumuh pun turut berucap, βSelamat, kau memang beruntung.β
Air matanya menetes. Dia kemudian mematikan TV dan mulai meminum segelas racun serangga.