Tidur Sambil Berjalan

Bukan sebuah hal asing jika kita sering melihat adegan film kartun yang menggambarkan tokoh kartun yang sedang berjalan sambil tidur. Saya tidak begitu tahu persis apa yang menyebabkan tidur sambil berjalan ini. Yang pasti, kemungkinan faktor lelah, stres, atau bahkan kebiasaan yang rutin dapat menjadi penyebab orang tidur sambil berjalan.Ini bukan pengalaman saya sebenarnya, namun saya mendapat pengalaman ini langsung dari tetangga sekitar dan mereka benar-benar mengalaminya. Jadi semua kisah di bawah ini adalah kisah nyata. Sebenarnya hanya ada dua pengalaman tidur sambil berjalan, namun saya jadikan tiga meskipun cerita pertama tidak benar-benar termasuk kepada bagian ini, namun menurut saya menarik untuk diceritakan. Jadi, cerita pertama dapat dikatakan ‘menumpang’ hehe… Maaf ya.

Baik, berikut kisahnya.


1.

Adalah paman saya, yang sewaktu itu mengobrol dengan istrinya yang merupakan bibi saya (ya iya dong). Mereka berbicara mengenai bagaimana kegiatan sehari-hari, semisal bertanya mengenai keadaan anak mereka di sekolah, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain.

Semua berbicara dengan harmonisnya antara satu sama lain, hingga akhirnya bibi saya menengok kebelakang, paman saya sudah tidur pulas sedari tadi. Namun ketika ditanya akan sesuatu, dia menjawab dengan selingan suara ngorok yang hebat.


2.

Suatu malam di daerah saya itu benar-benar sunyi. Beberapa warga yang masih terjaga melakukan beberapa kegiatan dengan teman-temannya seperti bermain kartu, mengobrol ngalor-ngidul, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Ditemani dengan orang-orang yang sedang mendapat bagian tugas ronda malam, hal itu benar-benar tentram hingga terdengar adzan Shubuh.

Tidak, jam tidak rusak. Masih pukul 2 dinihari. JADI ITU SIAPA YANG ADZAN!!! Semua bangun, berbondong-bondong ke masjid. Seorang muadzin yang sudah dikenal baik sedang berdiri mengumandangkan adzan lengkap dengan mikrofon yang sudah dinyalakan. Ini orang tidak paham waktu atau bahkan tidak waras?

Begitu didekati, warga tentu kaget karena mata sang muadzin masih tertutup sempurna.

Sontak ditepuk, sang muadzin terbangun dan kaget setengah hidup, mungkin sambil berpikir,

Kok saya bisa ada di sini?

Kok banyak orang di masjid jam segini?


3.

Pagi itu sudah siap. Sarapan sudah tersedia. Pagi di hari Minggu memang benar-benar suatu momen yang baik untuk kumpul bersama keluarga yang sedang tidak memiliki kesibukan layaknya di hari kerja. Beberapa anggota keluarga yang merupakan tetangga saya itu sudah sibuk pagi-pagi dengan aktivitas yang baru mereka mulai.

Si anak yang sudah beranjak remaja turun dari tangga, lengkap dengan baju olahraga dan celana trainingnya. Kemudian mengambil sepatu dan mengikat talinya. Ibunya berkata kepadanya, “mau kemana nak?”

Si anak menjawab, “Mau lari pagi mah, di Monas.” Kebetulan memang pemukiman saya sangat dekat dengan Monas, jadi setiap Minggu pagi saya terkadang entah ke Bundaran HI atau ke Monas untuk berolahraga.

Si anak mulai bangun dan beranjak keluar rumah sambil dilihat oleh ibunya yang geleng-geleng kepala. “Kok bisa ya, matanya masih merem begitu?”

Memang kelakuan tidur sambil berjalannya sudah parah, bahkan saya diberitahu bahwa tidak menutup kemungkinan jika suatu saat si anak bermimpi sedang melakukan persiapan untuk benar-benar memasak makanan.


Jika kalian ada satu kisah serupa, dapat ditulis di komentar dengan lengkap agar saya dapat tambahkan porsi artikelnya dengan nama kalian tentunya. Terima kasih. 🙂

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Pengalaman Pertama Saya Bikin Buku

    Berikutnya
    Yang Sayang Anak: 10 Humor Kepolosan Anak-Anak


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas
    Pakai tema nostalgia