Bubble Wrap
urban legend by : anandastoon
Aku baru mendapatkan paket dari suamiku yang sedang ada di luar kota. Wah! Sebuah jam akrilik yang telah diukir dengan namaku. Terima kasih. Anak laki-lakiku yang masih berumur 5 tahun keluar dari kamarnya karena mendengar suara berisik.
Namun dia tidak menghampiriku, dia justru mengambil bubble wrap yang membungkus jam tersebut dan mulai asyik meletus-letuskan bubble wrap tersebut.
Sorenya, dia masih tetap memainkan bubble wrap dengan tengkurap, aku akui bubble wrapnya cukup besar jadi dia masih belum selesai memainkannya. Ketika aku tanya apakah dia ingin bermain yang lain, dia hanya menggeleng.
Malam tiba, bahkan ketika aku beranjak untuk tidur, aku melihat anakku hanya berganti gaya dari tidur tengkurap menjadi menyamping bermain dengan bubble wrapnya. Ia duduk hanya ketika makan malam saja.
Tanpa ekspresi lebih, aku menganggap anakku menjadi sedikit aneh dan mengerikan. Saya hanya katakan agar ia segera pergi tidur namun ia hanya menjawab sebentar lagi dengan tetap asyik meletus-letuskan bubble wrapnya. Karena aku mengantuk sangat, aku percaya saja dengannya.
Malamnya aku terbangun, pukul 12 lebih sedikit. Apa?! Bubble wrapnya masih terdengar?! Tidak bisa dimaafkan anakku itu. Aku akan memaksanya untuk tidur dan menyimpan bubble wrap tersebut.
Aku buka pintu. Aku benar-benar melihat anakku kini berganti gayanya menjadi tidur telentang, namun dengan bersimbah darah. Disampingnya ada seseorang bermasker yang asyik memainkan bubble wrap dengan golok di pinggangnya.
Orang itu tiba-tiba melihatku dengan tatapan tajam.