Pernikahan
oleh: anandastoon
Kalian pasti tidak percaya jika kami telah berpacaran sedari kami mengenyam di sekolah menengah. Mungkin takdir pun sepertinya berpihak pada kami. Buktinya, ternyata pacarku juga hadir dan duduk satu kelas pada kampus yang sama denganku. Awalnya berpikir kami akan menempuh kehidupan masing-masing selepas SMA. Namun suratan takdir seakan membuat kami menyatu. Tak hanya dia berada di kampus yang sama, dia juga sekelas denganku!
Jalan bersama, mengerjakan tugas bersama, makan bersama, dan saling traktir pun selalu mengisi kehidupan kami. Oh, bahagianya. Bahkan hingga wisuda, kami mengakhiri kehidupan kami untuk sementara karena masing-masing mulai sibuk dengan penyebaran lamaran kerja untuk masa depan yang lebih baik.
Aku rela tak bertemu dengannya selama beberapa minggu untuk melayangkan surat lamaranku dan menunggu panggilan dari salah satu perusahaan yang aku layangkan lamarannya. Beruntung, aku tak lama dipanggil oleh suatu perusahaan untuk bergabung dengan timnya dan memulai tahap kehidupanku yang lain. Aku diterima kerja!
Saya duduk di sebuah ruangan yang menjadi tempat kerjaku dengan tim di kantor baruku. Di antara mereka ada seorang perempuan yang aku kenal. Apa? Dia lagi? Dia pacarku? Aku menyeka mataku dengan tidak percaya, dia pun demikian. Kami meluapkan perasaan kami atas ketidakpercayaan ini. Lihat? Takdir memang enggan untuk memisahkan kami.
Sadar bahwa aku sudah menghasilkan uangku sendiri, dan pacarku pun demikian, maka aku pun sepakat dengannya langsung membuat sebuah janji. Ketika janji tersebut ingin aku layangkan, pacarku ternyata sudah memulainya lebih dulu kepadaku. Sebuah janji yang tidak dapat kutolak. Tentu saja, pernikahan.
Akhirnya, hari yang telah ditunggu-tunggu pun tiba. Kartu undangan sudah tercetak sempurna. Hari ini aku berpakaian serapi mungkin untuk menghadiri pesta pernikahannya dengan rekan kantorku yang lain.