Apabila kalian makan, maka hendaknya makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.β
(HR. Muslim)
Sebuah hadits yang saya yakin setiap muslim tahu akannya. Kita yang mengaku cinta Rasulullah seharusnya lebih mempraktekkan hadits ini dan memberitahu yang belum melaksanakan baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Tetapi, saya pernah memiliki teman yang dia itu kidal atau pengguna tangan kiri dari lahir.
Bagaimana jadinya penerapan sunnah atasnya? Tiba-tiba muncul pertanyaan dari dalam benak saya.
Saya bertanya dan mencari info sana-sini dari sumber yang memang saya sudah percaya. Dan alhamdulillah, akhirnya saya mendapat pencerahan mengenai pandangan orang-orang kidal dalam Islam.
Saya tidak tahu apakah kidal itu kelainan, penyakit atau bukan. Tetapi, pastinya orang kidal itu memiliki keunikan yang orang lain tidak punya. Benar, aktivitas yang selalu mendahulukan tangan kirinya dibandingkan tangan kanan. Bahkan katanya, orang kidal memiliki otak yang lebih terorganisir dibandingkan yang sudah sedari lahir dengan tangan kanan.
Namun… ini ‘agak’ bertentangan dengan sunnah Rasulullah.
βRasulullah lebih menyukai menggunakan sebelah kanan dalam urusan-urusan beliau, dalam bersuci, menyisir dan mengenakan sandal.β
(HR. al-Bukhari Muslim)
Kata para ahli, ada kelainan genetik yang terjadi pada orang-orang kidal. Tetapi justru masalah lingkungan jauh lebih mempengaruhi seseorang untuk menggunakan tangan kirinya seperti orang tuanya membiarkan dia beraktivitas dengan tangan kirinya sejak kecil sehingga kebiasaan tersebut sudah sangat mengakar hingga akhirnya keras seperti batang pohon yang telah tumbuh dewasa.
Sebagai petunjuk, seorang bayi sudah dapat ditentukan apakah dia kidal atau tidak dari tangan yang ia gunakan pertama kalinya untuk menghisap jempolnya. Orang tua yang sudah seharusnya paham akan hal ini, wajib membimbing untuk membiasakannya menggunakan tangan kanannya.
Bahkan dengan kelebihan orang kidal yang katanya susunan otaknya lebih terorganisir, sebaiknya lebih mudah untuk bermigrasi dari tangan kiri ke tangan kanannya.
Ada yang akhirnya memberi keringanan, jika memang orang kidal tersebut sudah sangat sulit (Allah lebih tahu sulitnya) dalam bermigrasi dari tangan kiri ke tangan kanannya, sebaiknya dia ‘menghormati’ syariat dengan mulai makan dan minum dengan tangan kanannya, dan membersihkan najis dengan tangan kirinya. Khusus itu saja.
Kita tidak dapat terlalu memaksa orang kidal untuk beralih sepenuhnya dengan tangan kanan dalam menjalani kegiatan kesehariannya. Karena kita tidak pernah tahu ‘derita’ menjadi orang kidal, dan tidak tahu sulitnya berpindah ‘mode’ tangan dan membiasakannya.
Namun jangan khawatir, orang kidal memiliki keistimewaan. InsyaAllah, Allah ta’ala menilai perjuangannya untuk menggunakan tangan kanan dan itu merupakan sebuah kelebihan selagi dia terus berupaya dalam membiasakan tangan kanannya. Kita yang telah diberikan kenikmatan tangan kanan dari lahir seharusnya juga lebih bersyukur karena tidak merasakan perjuangan seperti orang-orang kidal.
Selesai saya membahas orang kidal, kini kita berbicara orang yang sudah ‘normal’ dari lahir.
Tak jarang orang yang katanya mencintai Rasululullah saw. namun sering ditemukan minum dengan tangan kirinya tanpa ada rasa salah sedikit pun bahkan menjadi kebiasaan. Karena banyaknya orang-orang yang selalu minum dengan tangan kiri, kita bahkan tidak pernah kehabisan untuk menemukan orang-orang seperti itu. Lebih keji, mereka melakukannya sambil berjalan dan ada yang dipamerkan.
Budaya barat pun sepertinya ikut campur dalam merusak tatanan sunah kita. Jika kita belum tahu, ada namanya Table Manner atau etika di atas meja (restoran), yaitu ketika kita makan stik (steak) di sebuah jamuan makan malam mewah, maka kita harus menggunakan etika tersebut.
Seperti apa etikanya? Menaruh pisau di tangan kanan dan garpu di tangan kiri. Apa salahnya? You know, pisau di tangan kanan itulah yang kemudian digunakan untuk memotong daging steak dan garpu di tangan kiri digunakan untuk menyantap dagingnya. Yang artinya, sama saja kita makan dengan tangan kiri.
Saya terkadang makan stik, memotong dengan tangan kanan daging stik tersebut namun setelah itu pisaunya saya taruh dan saya mulai memindahkan garpu ke tangan kanan kemudian menyantapnya.
Tentu saja, saya harus lebih mengutamakan Rasulullah Manner daripada Table Manner.
Begitu pun ketika saya di kafe yang mana saya menaruh gelas di kiri saya karena di kanan terletak tetikus komputer saya karena sempitnya meja. Tetapi walau saya ambil gelas tersebut dengan tangan kiri, saya langsung memindahkan gelas tersebut dan minum dengan tangan kanan saya.
Rasulullah saw. pernah mendoakan keburukan orang yang tidak mau makan dengan tangan kanannya karena sombong. Namun saya yakini, bahwa doa Rasulullah ini adalah demi kebaikan dengan harapan orang angkuh tersebut mau kembali ke jalan yang benar dengan ‘ditakut-takuti’ lewat doa, jadi bukan sekedar emosi belaka. Berbeda dengan kebanyakan kita yang melayangkan doa dan sumpah serapah karena memang kesal kepada seseorang.
Tidak ada yang sulit jika sudah biasa. Dan tidak ada yang sulit jika memang kita benar-benar cinta. Sebagian manusia normal, kita seharusnya malu mengapa justru menjadi kidal di saat beberapa orang kidal dengan susah payahnya berjuang menggunakan tangan kanannya.
Jika tidak dimulai hari ini, khawatir akan sulit dibiasakan ketika sudah mengakar dan mengeras di masa kemudian nanti.
—<(Wallaahu A’lam Bishshawaab)>—
Jadi apa hukum orang kidal yg makan dengan tangan kiri?