“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang orang yang beriman.” (Q.S an Nisaβ: 103)
Pernah ditanya non muslim mengenai waktu-waktu shalat, katanya mengapa jarak dari Subuh ke Zhuhur kok lama banget, dan Zhuhur ke Ashar kok cepet? Bahkan saya pernah melihat adanya beberapa gesekan antara karyawan muslim dengan atasannya yang non muslim mengenai waktu shalat.
Pasalnya, beberapa dari karyawan muslim sebenarnya ada yang setelah shalat Zhuhur (asumsi sudah sekaligus makan siang) dan shalat Ashar mereka tidak kembali bekerja hingga hampir satu jam kemudian karena mereka lebih memilih bermalas-malasan di mushalla. Akhirnya, beberapa non muslim yang pernah saya baca dan dengar sering ‘menuduh’ waktu shalat kita mengganggu waktu bekerja.
Waktu shalat sudah ‘dirancang’ oleh Allah Ta’ala sedemikian rupa sehingga selalu menyesuaikan dengan zaman dan makhluk ciptaanNya yang bernama manusia. Hal ini dengan tegas termaktub dalam surat AnNisa ayat 103 seperti yang dicantumkan di atas.
Mengapa shalat Shubuh kok pagi sekali sekitar jam 4 dan shalat Zhuhur siang sekali tepat ketika matahari di atas kepala? Dan seterusnya, dan seterusnya.
Di sinilah kebesaran Allah Ta’ala dalam membuat waktu shalat benar-benar pas bagi hambanya. Pasalnya, waktu shalat seakan-akan mengiringi perubahan waktu dalam sehari.
Shalat Shubuh merupakan pembatas waktu malam dengan waktu pagi, ketika waktu fajar.
Shalat Zhuhur merupakan pembatas waktu pagi dengan waktu siang, tepat tengah hari.
Shalat Ashar merupakan pembatas waktu siang dengan waktu sore, tepat ketika bayangan dari sinar matahari sama tingginya dengan objek terpaannya.
Shalat Maghrib merupakan pembatas waktu sore dengan senja, tepat ketika mentari terbenam.
Shalat Isya merupakan pembatas waktu senja dan malam.
Justru sebaliknya, kita dapat dengan halus memberitahu orang-orang yang tidak mengerti mengenai keajaiban waktu shalat yang sudah ‘didesain’ dari 14 abad yang lalu.
Waktu Shubuh merupakan ‘alarm’ bagi manusia untuk bangun pagi, menghirup udara pagi, berolahraga, sarapan, dan melakukan aktivitas di pagi hari saat udara sedang dalam saat terbaiknya.
Setelah itu tidak ada lagi shalat wajib hingga waktu Zhuhur karena pada saat manusia pada saat yang paling segar untuk memulai pekerjaannya. Maka dari itu, orang-orang sukses kebanyakan briefing dan melakukan rapat internal membahas target dan masalah pekerjaan di antara waktu-waktu ini. Bahkan waktu-waktu ini juga digunakan oleh sekolah-sekolah untuk mendahulukan pelajaran kompleks seperti matematika, fisika, kimia, dan sejenisnya karena hal tersebut.
Kemudian manusia telah sampai pada saat lelahnya setelah bekerja dari pagi, yaitu pada waktu Zhuhur. Dari sini manusia dapat beristirahat sejenak, makan siang, membasahi kepala dengan air wudlu agar kembali segar sebelum melanjutkan pekerjaan mereka kembali.
Ternyata kesegaran yang telah didapat pada saat Zhuhur tidak bertahan lama seperti kesegaran yang didapat pada waktu pagi.Β Maka waktu Ashar datang sebagai alarm untuk kembali membasahi kepala kita dengan air wudlu dan melakukan coffee break/afternoon tea time sejenak untuk kembali melakukan finalisasi pekerjaan manusia pada hari itu sebelum mereka kembali pulang menemui tempat tinggal tercinta mereka.
Kemudian waktu Maghrib tiba setelah para manusia mendarat mulus di kediamannya masing-masing. Meski ini hanya sebuah asumsi, namun waktu Maghrib kebanyakan tiba saat manusia sudah melepas penat dari pekerjaannya.
Dan yang terakhir, waktu Isya yang merupakan shalat penutup segala aktivitas kita pada hari itu. Di sinilah manusia mendapatkan masa-masa tenang di penghujung hari sebelum mereka beristirahat pada malam hari.
Hal itu insyaAllah sudah dapat membuat orang yang tidak paham menjadi maklum akan penetapan waktu shalat umat Islam.
Lalu bagaimana dengan daerah yang waktu shalatnya jauh berbeda dengan yang di dekat khatulistiwa?
Seperti di utara Swedia yang jika sedang musim panas, shalat shubuhnya jam 1 malam? Sama, insyaAllah itu tidak begitu mengganggu waktu aktivitas manusia karena memang biasanya negara-negara tersebut memiliki keringanan untuk setiap pekerjaan di tengah musim dingin dan musim panas. Di sini kita sering mendengar bahwa banyak negara empat musim yang meliburkan sekolah mereka selama satu bulan di puncak musim dingin dan musim panas.
Bagi yang sudah mengerti, bonus shalatnya boleh ditambah sebagai tambahan amal karena sudah tersedianya banyak shalat sunnah yang insyaAllah dapat mendekatkan diri kita kepada Allah Ta’ala. Jika kita sudah dekat kepadaNya, insyaAllah keinginan kita akan lebih didengar oleh Allah Ta’ala dan kemungkinan dikabulkan hajat kita lebih cepat menjadi lebih besar.
Ketika kita dipanggil oleh atasan kita, kita langsung menyahut dan memenuhi panggilannya. Lalu mengapa kita seringkali mengabaikan panggilan Yang telah memberi kita segala sesuatunya?
Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan waktu-waktu shalat yang begitu adil dan fleksibel dengan aktivitas makhluk ciptaanNya.
—<(Wallahu A’lam Bishshawaab)>—