Mengeluh Dengan PekerjaanHampir setiap saya buka beranda jejaring sosial, selalu ada satu atau dua orang yang mengeluh dengan pekerjaan mereka.

Keluhannya bermacam-macam, mulai dari penghasilan yang menurut mereka kurang, suasana kerja yang sangat membosankan, hingga lingkungan kerja yang tidak menyenangkan.

Saya sendiri pun dahulu sering mengeluh di tempat kerja. Namun semakin ke sini, keluhan saya semakin berkurang, apalagi setelah memiliki perusahaan sendiri.

Maka dari itu, saya memiliki lima tips yang saya harap dapat membantu mengurangi keluhan kalian di tempat kerja, membuat tempat kerja menjadi rumah kedua kalian.

Hari Senin? Siapa takut?!


Kenali tempat kerja

Beragam pekerjaan, beragam pula tempat kerjanya. Dari mulai gedung perkantoran, restoran, hotel, rumah sakit, lapangan, ketinggian, hingga pedalaman.

Pernahkah kita bertanya-tanya kepada diri kita sendiri apakah lingkungan seperti ini cocok untuk kita? Jika kita tidak punya pilihan lain, maka yang harus kita lakukan adalah wajib beradaptasi.

Ketika kalian bekerja di lapangan, maka kalian harus siap berpanas-panasan dan berhujan-hujanan. Ketika kalian bekerja di restoran, kalian harus siap berlelah-lelah mengantar makanan. Ketika kalian bekerja di depan komputer, kalian harus siap dipusingkan dengan setiap tugas menumpuk yang memerlukan konsentrasi penuh.

Mengeluh dengan aspek sesuai lingkungan kerja menunjukkan kalian tidak cocok atau belum siap kerja di tempat tersebut.

Mengapa ada seseorang bekerja di apotek namun dia mengeluhkan aroma obat?

Mengapa ada seseorang bekerja di ladang namun dia mengeluhkan panas dan hujan?

Saya bahkan sudah lelah melihat orang-orang mendramatisir sebab tidak mendapatkan libur saat hari raya karena ia bekerja di layanan yang harus tersedia setiap saat (24/7) seperti layanan transportasi, rumah sakit, atau layanan pelanggan.

Inilah kenapa kita harus memahami tempat kerja kita sebelum melamar kerja, sebab di luar sana masih banyak pengangguran yang jauh lebih baik dan siap menggantikan kita.

Jika kita ternyata tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja, daripada mengeluh, mengapa tidak memulai untuk memahami bagaimana lingkungan kerja yang cocok untuk kita, kemudian mulai mendalami ilmunya, lalu mulai mengirimkan lamaran di perusahaan-perusahaan yang memang sesuai dengan bidang kita?

Terus-terus mengeluh karena tempat kerja yang tidak cocok bukan hanya menyusahkan diri kita sendiri, melainkan menyusahkan lingkungan kerja, pelanggan, orang lain, hingga perusahaan tempat kita bekerja.


Kenali pelanggan/customer

Ingat setiap pekerjaan pasti memiliki pelanggan atau customer. Apa pun. Mengapa?

Customer adalah sebab datangnya uang dari hasil jerih payah kita.

Setiap pekerjaan memiliki sebutan customer yang berbeda-beda.

Orang yang bekerja di rumah sakit, customer mereka adalah pasien.

Orang yang bekerja di transportasi umum, customer mereka adalah penumpang.

Orang yang bekerja sebagai programmer, customer mereka adalah pengguna/klien.

Orang yang bekerja sebagai petugas keamanan, customer mereka adalah pengunjung.

Orang yang bekerja di pemerintahan, customer mereka adalah rakyat.

Bahkan orang yang bekerja sebagai kreator konten, seperti blogger, atau Youtuber, atau streamer, customer mereka adalah para penonton atau pembaca.

Ingat, kedudukan customer atau pelanggan adalah yang paling tinggi dalam keberlangsungan bisnis, lebih tinggi dari atasan atau bahkan pemilik perusahaan. Bagaimana perusahaan bisa mendapatkan penghasilan dan menggaji para pegawainya jika bukan dari para pelanggan mereka?

Namun sayangnya, masih sangat banyak karyawan yang tidak (ingin) memahami hal ini. Mereka lebih ‘takut’ dan hormat kepada atasannya daripada kepada para customer mereka.

Tindakan mereka yang tidak menghargai pintu rezeki mereka sendiri tentu saja dapat berujung fatal. Selain mereka tidak akan mendapatkan kesejahteraan, mereka tidak akan dihargai oleh perusahaan mana pun.

Karyawan yang tidak menghormati pelanggannya, mereka akan selalu terkurung dalam masalah hidup dan keluhan-keluhan yang tak terhingga.

Sebaiknya, kita selalu memikirkan bagaimana untuk melakukan perbaikan atau improvisasi untuk melayani pelanggan dengan lebih baik.

Atau, kita bisa terus mencari tips yang banyak bertebaran di internet mengenai bagaimana caranya menangani berbagai watak pelanggan.

Pegawai dengan kinerja dan pelayanan yang bagus biasanya akan mendapatkan timbal balik yang dahsyat dan tidak disangka-sangka.

Lalu bagaimana dengan para pegawai yang tidak langsung bekerja menghadapi pelanggan? Mudah, perusahaan merekalah yang menjadi pelanggannya. Mereka menjadi pelanggan atas kemampuan kita.


Kenali kemampuan kerja

Terkadang saat kita mengeluh dengan pekerjaan kita, ada satu hal yang mungkin kita lewatkan.

Jika kita ingin bekerja di tempat yang lebih baik, apakah kemampuan kita sudah layak mendapatkan pekerjaan itu?

Daripada melayangkan berbagai keluhan dan dramatisasi pekerjaan, alangkah baiknya jika waktu untuk mengeluh kita mulai gantikan dengan meningkatkan kemampuan kerja kita.

Seperti, yang saya telah sebutkan, banyak video atau artikel di internet guna meningkatkan kualitas kerja kita, dan semua itu dapat kita akses secara gratis. Hargailah waktu yang telah ‘dibuang-buang’ oleh sang penulis artikel dan pembuat video tersebut dengan kita nikmati konten-konten mereka.

Karyawan dengan kinerja terbaik bukan hanya ditawari kenaikan posisi dan gaji oleh perusahaannya, ia juga akan diperebutkan perusahaan-perusahaan lainnya.

Saya pernah diberitahu seseorang, bahwa seorang pelamar kerja itu adalah orang yang siap ‘menjual dirinya’ untuk dapat diatur-atur oleh perusahaan tempat ia bekerja.

Kita tidak pernah ingin membeli barang yang tidak berkualitas. Mengapa perusahaan ingin merekrut orang yang tidak berkualitas menjadi bagian dari timnya?

Barang yang tidak berkualitas hanya akan merepotkan kita, begitu pun dengan karyawan yang tidak berkualitas hanya akan merepotkan perusahaannya saja.


Kenali niat kerja

Saya mengetahui jika setiap orang yang bekerja pasti kebanyakan memiliki niat untuk mencari nafkah, atau memperoleh uang darinya.

Hal itu sebenarnya tidak salah. Saya pun demikian.

Namun semakin hari, saya menyadari bahwa niat untuk mendapatkan uang hanyalah niat yang paling ‘remeh’ dalam mencari pekerjaan. Masih banyak niat lainnya yang wajib kita perhatikan.

Banyak dari kita tahu bahwa bekerja adalah ibadah. Mengapa kita tidak niatkan untuk itu?

Atau sekarang, saya telah mengubah niat saya dalam bekerja bukan hanya untuk beribadah, namun untuk membuat diri saya menjadi jauh lebih baik lagi.

Sebab, orang yang bekerja hanya untuk mencari uang, ia hanya mendapatkan uang itu lalu sudah.

Sedangkan jika seseorang meluruskan niatnya untuk beribadah dan untuk menjadikannya menjadi lebih baik lagi, bukan hanya sekedar uang yang ia dapatkan, melainkan ia akan mendapatkan jabatan, penghargaan, dan penghormatan, baik di tempat kerja maupun di lingkungannya.

Bahkan uang yang didapatkan oleh pegawai yang memperbaiki niatnya bisa jadi akan terus bertambah dan bertambah.

Orang yang niatnya bekerja hanya untuk mendapatkan uang, ia tidak memiliki hak untuk mendapatkan jabatan dan penghormatan. Ia bahkan tidak layak menerima kenaikan gaji karena niatnya hanya untuk mendapatkan uang saja. Jadi berapa pun uang yang ia terima, di situlah nilai dari niatnya.


Kenali lingkungan kerja

Terakhir, saya pun sering menerima keluhan dari pegawai mengenai lingkungan kerja yang tidak menyenangkan. Mulai dari atmosfer hingga kolega atau rekan kerja mereka.

Wajar, itu adalah hal yang sangat wajar. Tidak di mana pun, perselisihan adalah hal yang lumrah terjadi. Saya pun memiliki orang yang tidak menyenangkan di lingkungan kerja saya, tidak masalah.

Justru tantangan kita adalah memperbaiki atmosfer dan lingkungan kerja kita. Kita jadikan tempat kerja kita menjadi rumah kedua, dengan tingkat kenyamanan yang kita terus perbaiki.

Saya sendiri pun begitu. Saya dan rekan bahkan merogoh kocek dalam-dalam untuk menambah kenyaman kantor. Contoh, saya membeli tanaman, tikar empuk, dan beberapa makanan camilan untuk dinikmati oleh satu kantor.

Rekan kerja saya pun begitu, ada yang membeli pengharum ruangan, membeli kotak obat dan mengisinya, bahkan hingga membeli sandal.

Jadi, kantor saya memiliki fasilitas tambahan di samping fasilitas utama seperti wi-fi, printer, atau server.

Tempat kerja yang nyaman akan meningkatkan suasana hati atau mood pegawainya, membuat pekerjaan lebih cepat diselesaikan.

Dengan beragam kenyamanan tersebut, para pegawai selain dapat terpacu untuk meningkatkan kualitas kerja, mereka juga akan lebih menyadari pentingnya kekeluargaan di area kerja.

Jadi, jangan sepelekan dekorasi tempat kerja yang remeh, meski hanya pengharum ruangan sekali pun. Karena seremeh apa pun ketidaknyamanan yang terjadi, itu akan berpengaruh buruk terhadap kualitas kerja kita di hari itu.


Konklusi

Semoga setelah ini kita dapat memperbaiki kualitas kerja kita dan menjadi karyawan yang benar-benar memiliki manfaat.

Sebenarnya, orang yang paling merasakan manfaat yang kita berikan adalah diri kita sendiri, namun sedikits sekali orang yang ingin menyadarinya.

Manfaat yang kita hasilkan dapat membuat kita lebih berbahagia, dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan ekstra. Semua hal itu dapat kita mulai dari diri kita sendiri.

Sekali lagi, mengeluh dengan pekerjaan adalah hal yang sangat wajar. Saya pun sesekali pernah melayangkannya. Namun sekarang pertanyaannya adalah bagaimana kita menyikapi keluhan tersebut.

Apakah kita ingin keluhan itu menjadi keluhan abadi atau keluhan itu siap untuk mendorong kita maju ke tahap berikutnya?

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Melebarkan Jalan atau Menambah Transportasi Umum?

    Berikutnya
    3 Kali Saya Mendoakan Keburukan Untuk Iseng


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas