Suatu malam saya sedang bersantai sejenak melihat beberapa konten reels di Instagram. Saya kemudian menjumpai sebuah video yang saya tidak dapat menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Misalnya, di dalam video tersebut ada orang yang mendapatkan bola basket di lapangan, tetapi justru ia pakai untuk mengganjal sesuatu. Dan lain sebagainya.
Saya baru tahu ternyata itu berasal dari video tantangan TikTok yang berjudul “Never Let Them Know Your Next Move”, atau “Jangan biarkan mereka tahu langkahmu selanjutnya”.
Atau cukup saya singkat dengan “Tutupi Langkah Selanjutnya”.
Mengapa ini ada kaitannya dengan kebahagiaan seseorang?
Saat kita menonton sebuah sinema, kita lebih menyenangi cerita yang sulit ditebak atau penuh plot twist. Atau contoh lain, kebanyakan kita akan tertawa jika kita melihat kejadian lucu yang tidak disangka-sangka.
Dari sini kita sebenarnya sudah mengetahui bahwa sebenarnya manusia menyenangi hal-hal yang tidak terduga, selama itu baik. Bukankah manusia menyenangi kejutan-kejutan yang menyenangkan?
Menurut para psikolog, kejutan yang baik akan menyulut rasa ingin tahu di otak sehingga dapat menyemburkan dopamin.
Dopamin adalah salah satu hormon kebahagiaan. Dan tentu saja, tubuh yang menghasilkan dopamin lebih banyak akan membuat seseorang merasa lebih berbahagia.
Saya adalah pengguna setia Transjakarta, setidaknya sampai sebelum pandemi Covid. Transjakarta adalah moda transportasi bus di Jakarta yang tiketnya jauh dekat hanya Rp3.500.
Saya sendiri sering ke Tangerang untuk menjalin hubungan sosial dengan alumni SMA. Pernah saya berandai-andai jika Transjakarta mengadakan rute hingga kota Tangerang. Tidak masalah jika harga tiketnya dinaikkan menjadi Rp5.000 pun.
Suatu hari, saya melihat pengumuman bahwa tiba-tiba Transjakarta membuka rute dari Bundaran Senayan ke Terminal Poris Plawad, melewati sebagian besar tempat yang pernah menjadi masa-masa SMA saya.
Dan tiketnya ternyata tetap Rp3.500. Artinya, dari rumah saya dahulu di Jakarta Selatan, saya hanya cukup membayar Rp3.500 hingga dapat langsung tiba di tempat yang saya biasa bercengkrama dengan teman-teman saya.
Bukankah itu merupakan kejutan terbaik yang pernah saya terima?
Atau dalam kehidupan kalian misalnya, bagaimana jika kalian menemukan konten kreator favorit kalian tiba-tiba merilis atau menampilkan konten baru yang siap kalian nikmati? Bukankah kejutan itu dapat memacu kebahagiaan kalian lebih dahsyat?
Kembali kepada kehidupan di kita, bukan sekali dua kali kita mendengar doa dari orang lain yang menginginkan rezeki yang tidak disangka-sangka. Atau bahkan kita sendiri yang sering berdoa seperti itu.
Mengapa kita dianjurkan untuk berdoa untuk mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka? Salah satu sebabnya karena kejutan yang baik juga mendatangkan kebahagiaan dan seharusnya memberikan rangsangan yang lebih kuat untuk bersyukur.
Ini adalah bukti bahwa manusia menyenangi kejutan-kejutan yang baik, karena setiap manusia sudah terprogram untuk mengharapkan kebahagiaan.
Kembali kepada tema artikel ini, yang menyarankan kita agar menyembunyikan langkah kita berikutnya. Bagaimana detailnya?
Seperti contoh peresmian rute Transjakarta ke Tangerang yang begitu tiba-tiba di awal pembahasan, kita diharapkan juga belajar dari kasus tersebut untuk tidak gegabah membeberkan rencana-rencana kita kepada orang lain.
Saat orang lain sudah mengetahui rencana kita, mereka tidak akan begitu heran jika kita dapat menjalankan rencana tersebut, atau bahkan mereka akan mencibir kita karena rencana itu hanya buah bibir kita semata.
Rekan kerja saya begitu bahagia saat mengetahui ternyata saya sudah menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dari yang ia kira untuk dipresentasikan kepada pelanggan.
Rasa senang ‘dadakan’ yang diterima teman saya ini, akan membangkitkan rasa aman dan menambah kepercayaannya kepada saya. Tentu saja itu akan menjadikannya untuk berbuat lebih baik lagi kepada saya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan saat kita lebih banyak menunjukkan hasil dari perbuatan kita kepada orang lain, derajat kita akan semakin terangkat.
Berbeda dengan orang yang selalu meluapkan begitu banyak rencana mereka yang kemungkinan hanya berakhir menjadi omong kosong.
Namun apakah menyembunyikan langkah kita berikutnya itu selalu berakhir baik? Atau apakah berbicara tentang rencana kita kepada orang lain itu bukanlah hal yang baik?
Selama kita tahu porsi dan tindak tanduknya, segala sesuatu pastinya akan berakhir dengan baik. Apa maksud dari tindak tanduk yang saya bicarakan ini?
Yakni ruang dan waktu. Kejutan baik yang tidak disampaikan pada waktu dan tempat yang tepat tidak akan berakhir baik.
Mungkin kebanyakan kita sudah pernah mengalami sebuah hal baik yang tiba-tiba datang di saat yang sangat tidak tepat. Akibatnya, kita justru tidak dapat menghargai sesuatu yang baik tersebut.
Di satu sisi, menyebutkan rencana kita kepada orang lain pun tidak buruk, lagi, selama kita tahu porsinya.
Contohnya, saat rekan saya melihat ada beberapa obat-obatan dan plester di tas saya, ia bertanya kepada saya untuk apa itu. Saya menjawab, ini berguna saat saya sedang bepergian jauh kemudian sakit. Atau saat ada orang lain membutuhkan, seperti pernah ada pengendara sepeda motor yang terjatuh dan terluka tepat di hadapan wajah saya, saya dapat mengobatinya dengan plester dan obat tetes ini.
Kemudian rekan saya melayangkan rencananya bahwa ia ingin menaruh kotak P3K di kantor, terinspirasi dari obat-obatan yang ia lihat ada di tas saya. Namun ia tidak menyebutkan kapan ia akan melakukan itu.
Esoknya, saya sudah melihat kotak obat-obatan yang disediakan oleh rekan kerja saya dan dapat digunakan oleh siapa pun secara gratis. Itu merupakan sebuah kejutan baik yang tidak disangka.
Dopamin yang dihasilkan dari kejutan baik juga akan menimbulkan motivasi untuk terus berbuat lebih baik lagi, dan memberikan kejutan-kejutan baik lainnya kepada orang lain.
Jika kita telah terbiasa memberikan kejutan-kejutan yang baik kepada orang lain, kita akan dengan sendirinya akan mendapatkan lingkaran atau solidaritas yang juga gemar memberikan kejutan-kejutan yang baik pula.
Dengan begitu banyak kejutan baik yang kita berikan kepada orang lain, kesempatan kita untuk mendapatkan kejutan yang tidak kalah baik dari orang lain akan lebih besar.
Saat sebagian besar masyarakat gemar memberikan kejutan-kejutan baik kepada sesama, maka para pemimpin yang juga senang memberikan kejutan-kejutan baik akan terlahir di kalangan masyarakat tersebut.
Secara otomatis, masyarakat itu sendiri yang kembali menikmati kejutan-kejutan baik dari pemimpin mereka.
Coba bayangkan saat kalian melewati jalanan yang sudah rusak berbulan-bulan, tiba-tiba suatu hari kalian mendapati jalanan tersebut telah teraspal mulus sempura.
Bukankah itu membahagiakan?