Penghasilan Pasif

Penghasilan pasif atau passive income adalah sesuatu yang sangat menggiurkan. Bagaimana tidak? Penghasilan pasif dapat menambah pundi-pundi di saat seseorang bahkan tidak melakukan apa-apa.

Perlu kita ketahui, penghasilan pasif tidaklah sama dengan pekerjaan sampingan. Sesuai namanya, penghasilan pasif benar-benar secara pasif datang kepada seseorang tanpa ia minta.

Bedanya dengan pemberian, penghasilan pasif datang secara rutin.

Hari ini, banyak milenial yang gemar mencari penghasilan pasif dengan berbagai macam tujuan. Bagi para milenial, penghasilan pasif bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan harian, namun juga sebagai gengsi.

Bukankah memiliki penghasilan pasif itu adalah sesuatu yang dapat kita pamerkan kepada orang-orang?

Tetapi saya justru tidak merekomendasikan seseorang untuk berburu penghasilan pasif. Agak ironi memang, namun di sinilah saya menaruh perhatian kepada para pemburu penghasilan pasif.

Maka dari itu, sesuai judul artikel, saya tidak merekomendasikan seseorang mencari penghasilan pasif, kecuali…


Fokus pada penghasilan aktif

Hampir setiap orang memiliki pekerjaan tetap yang menjadi penghasilan aktif mereka. Ada yang menjadi bekerja dengan waktu yang telah ditentukan, dan ada juga yang bekerja serabutan.

Kita mengetahui bahwa penghasilan aktif itulah sumber utama penghidupan seseorang. Gaji yang aktif kita terima setiap bulan menjadi hal yang sangat menunjang hidup.

Juga bagi sebagian besar perusahaan yang terus berkembang, biasanya gaji karyawan menjadi sesuatu yang terus naik setiap tahunnya.

Perusahaan menyenangi karyawan yang produktif, yang tentu saja kinerja karyawan yang tekun dapat mewujudkan cita-cita perusahaan lebih cepat.

Tetapi apa jadinya jika seorang karyawan yang kesehariannya justru sibuk mengecek penghasilan pasifnya? Apalagi jumlah penghasilan pasif kebanyakan jauh di bawah penghasilan aktif.

Bahkan beberapa karyawan menaruh penghasilan aktifnya dalam risiko yang besar hanya karena terlalu fokus memantau penghasilan pasif mereka.

Ibarat peribahasa, kita berharap mendapatkan guntur di langit, air yang sudah repot-repot kita kumpulkan di tempayan kita lepaskan. Akhirnya tidak ada satu pun kita raih.

Padahal sebagian besar penghasilan pasif bersifat fluktuatif atau tidak menentu, sedangkan penghasilan aktif bersifat tetap.

Sedikit bercerita, anandastoon.com ini adalah kerajaan penghasilan pasif yang saya bangun.

Dahulu saya bisa dapat hingga Rp10.000 dalam sehari dari iklan. Namun paska pandemi, jangankan Rp1.000, mendapat seratus rupiah pun sudah terhitung mujur.

Namun saya tidak mengganggu penghasilan aktif saya dengan menulis dan memantau trafik saat jam kerja.


Tidak menjadi beban

Seperti yang telah saya bahas, penghasilan pasif sesuai namanya, adalah penghasilan yang justru bekerja untuk kita.

Tetapi apalah arti dari penghasilan pasif jika justru menjadi beban untuk kita.

Banyak orang yang justru berusaha lebih ekstra untuk mendapatkan penghasilan pasif tersebut sehingga penghasilan pasif telah menjadi pekerjaan sampingan.

Benar bahwa kita memang harus bekerja keras untuk membangun sarana penghasilan pasif kita, namun bukan berarti menjadi beban tambahan.

Seperti situs anandastoon.com ini, saya memang menambah jumlah artikel, memperbaiki tampilan agar lebih nyaman. Itu semua benar adanya menguras tenaga dan menyita waktu saya.

Tetapi itu semua saya lakukan karena memang passion, sehingga tidak ada beban bagi saya. Seandainya memang saya tidak melakukan itu, tidak ada masalah bagi saya.

Ibarat orang yang memang hobi mendekorasi rumah. Ia mendekorasi rumah sebab datang murni dari hasratnya, dan ia lakukan itu dengan sukacita tanpa ada tekanan.

Sekarang bandingkan dengan orang yang memiliki penghasilan pasif namun ia justru kerap dibayang-bayangi rasa kekhawatiran apakah ia sudah melakukan hal untuk menjaga penghasilan pasifnya atau belum.

Banyak orang yang justru akan menjadi tertekan karena banyaknya tugas untuk ia kerjakan untuk menjaga penghasilan pasifnya. Itu terjadi kebanyakan kepada seseorang yang memburu penghasilan pasif karena tren, bukan karena hobi.


Bukan untuk menghindari usaha

Saat seseorang memilih untuk menerjuni penghasilan pasif agar ia dapat pensiun dini, sungguh itu adalah hal yang salah kaprah.

Bagaimana seseorang akan mendapatkan sesuatu yang lebih jika ia hanya mengagungkan kemalasan?

Manusia itu pada dasarnya memiliki tuntutan agar terus aktif dari mulai ia lahir, setidaknya mulai dari ia mengenyam bangku sekolah, hingga ia meninggal dunia.

Tentu saja karena nilai manusia ada pada kebermanfaatan mereka terhadap orang lain.

Semakin bermanfaat seseorang, apalagi untuk hal-hal positif, maka tentu semakin berpeluang untuk mendapatkan kehormatan yang lebih tinggi.

Tetapi sayangnya masih banyak orang yang tidak mengetahui hal ini. Mereka selalu mencari cara agar dapat menghindari setiap usaha atau ikhtiar.

Padahal para milyarder sekali pun, di usia lanjut mereka seperti Bill Gates, tetap memiliki tugas untuk mengembangkan Microsoft. Jadi tidak pernah ada istilah pensiun dini bagi orang-orang rajin.

Namun bukan berarti pensiun dini adalah hal yang sangat terlarang. Bukan sama sekali.

Orang yang telah memiliki nilai manfaat yang sangat tinggi, sekalipun ia telah pensiun dini, ia akan tetap berkutat dalam hal lain. Seperti, ia bisa lebih fokus menjadi relawan, mentor, donatur, dan sebagainya.


Memahami sebab akibat

Pastinya, kebanyakan dari kita benar-benar mengagumi setiap penghasilan pasif. Saya pun demikian.

Namun bagaimana sekarang jika kita bertanya darimana atau dari siapa penghasilan pasif itu muncul.

Contoh yang paling konkret sekali lagi adalah situs anandastoon.com ini. Meskipun saya mendapatkan penghasilan dari iklan, tetapi secara naluri saya sangat menyadari bahwa ada jasa-jasa penyedia iklan yang tidak boleh saya lupakan.

Jika tidak ada penyedia iklan, bagaimana iklan akan tampil? Intinya seperti itu.

Artinya, saya berterima kasih kepada penyedia iklan karena telah menjadi sumber utama salah satu penghasilan pasif saya. Bagaimana saya berterimakasihnya?

Saya berterima kasih kepada penyedia iklan dengan menjadi jembatan antara penyedia iklan dengan pembaca, yang saya jamin bersifat mutualisme.

Saya tempatkan iklan-iklan di tempat yang mudah terlihat, namun saya juga membatasi penempatan iklan sebisa mungkin agar tidak mengganggu para pembaca.

Sebab bagaimana pun juga, saya selalu menganggap kalian, para pembaca, adalah pelanggan, sedangkan pelanggan adalah raja.

Belum lama ini saya memang mengakitfkan iklan vinyet atau iklan fullscreen. Itu pun setelah Google ‘memohon-mohon’ dan berjanji bahwa iklan fullscreen ini hanya akan tampil sekali dalam sejam agar tidak mengganggu kenyamanan pembaca.

Kemudian saya juga mengaktifkan iklan dalam artikel, yang tadinya saya tolak karena saya sendiri merasakan ketidaknyamanan dengan sebuah blog yang banyak sekali iklan yang membelah isi artikel.

Tetapi sekali lagi, saya membatasi iklan dalam artikel hanya muncul maksimal dua kali saja. Saya tidak ingin kenyamanan kalian, para pembaca yang Anandastoon cintai, terganggu lebih lanjut.


Memperbaiki perilaku

Poin akhir, agar kita jadikan penghasilan pasif ini menjadi hal yang dapat memperbaiki perilaku kita. Maksudnya apa?

Bagi diri saya pribadi, saya hanya berharap jika penghasilan pasif ini dapat membuat saya menjadi lebih baik dalam mengambil keputusan dan memanajemen sesuatu.

Apalagi berdasarkan poin sebelumnya, saat kita memiliki penghasilan pasif, kita ditantang agar terus berbuat baik kepada penyedia penghasilan pasif kita tersebut.

Jangan sampai pada akhirnya para penyedia penghasilan pasif tersebut merasa pemberian penghasilan pasif mereka tertuju kepada orang-orang yang salah.

Orang-orang yang salah bukan hanya akan mengurangi penghasilan bagi penyedia penghasilan pasif, melainkan juga memperburuk reputasi mereka.

Lagipula, dengan tantangan agar kita terus memperbaiki kualitas kepribadian kita, bukankah manfaatnya akan kita rasakan sendiri?

Seharusnya penghasilan pasif bukan hanya akan meningkatkan harta dan gengsi kita belaka, melainkan juga martabat kita.

Orang yang terus memperbaiki diri akan menjadi bijak dengan sendirinya, karena mereka senantiasa belajar banyak hal.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    5 Kenyataan Pahit Di Balik Quote Tentang Entrepreneur

    Berikutnya
    Apakah Bisnis Kafe Sudah Sekarat?


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas