Gubahan yang Terabaikan
urban legend by : anandastoon
Di suatu siang yang berkesan
Di sanalah terpaku kerajaan awan
Di balik itu tersimpan senyum menawan
Aku adalah seorang gadis yang memang senang membuat karya sastra. Imajinasiku boleh dikatakan cukup tinggi. Aku dapat melihat sesuatu diluar kemampuan orang-orang yang seharusnya. Seperti melihat seekor burung terbang yang seakan-akan melihat ular naga melayang di langit. Lalu membuat puisi atasnya. Semua itu menyenangkan, aku sangat menikmati kemampuanku ini.
Lingkungan sekitarku juga sangat menghargaiku seperti seorang sastrawan. Mereka bahkan sering memujiku dengan karya-karya sastraku yang katanya indah, bagus, dan menarik. Ketika aku berkumpul dengan teman-temanku di sanalah saat yang paling mereka tunggu-tunggu. Biasanya mereka bertanya sebelumnya apakah ada dari karya-karyaku yang baru dan dapat ditunjukkan kepada mereka.
Mereka juga berkata bahwa karyaku dapat menyihir mereka karena pemilihan bahasaku yang sangat mengagumkan. Sangat senang rasanya melihat mereka berbahagia dan melupakan masalahnya. Bahkan di antara mereka ada yang menyarankan kepadaku untuk jadi figur publik atau seniman bahasa atas kemampuan yang aku miliki. Jujur aku hanya tersenyum dan berkata bahwa aku belum siap karena ide-ideku masih sedikit, segala sesuatu dapat dilakukan secara bertahap. Begitulah kujelaskan kepada teman-temanku dan mereka mengangguk.
Tetapi tidak sedikit orang yang iri kepadaku dengan sebab kemampuanku yang kumiliki dan di antara mereka bahkan sering menyerangku secara langsung dan tidak langsung. Untuk yang menyerangku secara langsung contohnya seperti ada orang tiba-tiba menjambakku sehingga aku berteriak kesakitan, memaki aku tanpa sebab yang jelas, dan yang lainnya. Namun teman-temanku selalu membelaku tanpa pernah kukomando sekalipun sehingga beberapa di antara orang-orang iri tersebut sudah tidak ada yang berani kepadaku. Wah, siapa yang tidak senang mendapatkan bodyguard dadakan?
Yang paling sulit adalah mengidentifikasi mereka yang menyerangku secara tidak langsung, seperti menaruh paku di tempat yang biasa aku duduki, menerorku dengan suara-suara menyeramkan, menyembunyikan barang-barangku, dan lain sebagainya. Tapi untunglah sekali lagi hampir selalu ada temanku yang siap menemani aku ketika aku ingin keluar. Karena hal itulah aku dikenal sebagai orang yang selalu riang oleh lingkungan sekitar yang telah mengenalku.
Namun kalian benar, tidak ada dalam hidup ini seseorang yang selalu riang. Memang sejujurnya aku selalu menikmati hidup dan menjadi periang, hingga suatu saat di mana aku tidak terlihat lagi seperti itu. Hal ini terjadi pada suatu sore, aku menjerit ketakutan dan seperti hilang ingatanku atas seluruh kebahagiaan yang pernah aku dapat. Seseorang yang terlihat berpakaian putih beserta beberapa orang di sekitarnya tiba-tiba datang kepadaku dengan tatapan yang tidak pernah dapat aku lupakan. Mereka menarikku dengan paksa dan membawaku ke suatu tempat.
Aku sangat benci pemeriksaan dadakan di rumah sakit jiwa ini.