Beberapa orang bermain sebuah permainan dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah sebuah desain tingkat yang menarik. Namun, kebanyakan para pemula seperti saya yang memang memiliki ambisi yang terlalu besar dalam membuat sebuah permainan kadang melupakan hal-hal penting yang justru menjadi komponen utama dalam mendesain sebuah tingkat permainan. Berikut saya memiliki berbagai tips singkat mengenai bagaimana mendesain tingkat permainan yang baik berdasarkan dari apa yang saya dapatkan selama ini.
Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap apa-apa yang menjadi bahan utama dalam pembuatan tahap pada suatu permainan. Jika permainan tersebut berjenis teka-teki, tentu desain tahapnya tidak sama dengan permainan yang berjenis petualangan. Kecuali jika dua jenis tersebut digabungkan.
Biasanya permainan yang berjenis teka-teki memiliki struktur yang hampir sama di setiap tingkatnya, kecuali yang memang cenderung dicampurkan ke dalam jenis petualangan. Perbedaan yang paling signifikan mungkin terletak pada perpindahan objek-objek yang memang disediakan di setiap tingkatnya, terlebih lagi jika adanya sebuah objek baru di setiap levelnya.
Biasanya sebuah sifat adiktif ditanamkan terhadap suatu permainan dengan adanya penambahan variasi dari tantangan-tantangan yang ada, biasanya dengan adanya penambahan objek yang memiliki perilaku yang baru, atau memang mendaur ulang objek yang sudah ada dengan adanya suatu penempatan yang kreatif sehingga menjadi sesuatu yang baru.
Mengenai jumlah tantangan yang ditambahkan, hal ini tentu kembali kepada hak masing-masing pengembang. Sebagai contoh, beberapa permainan ada yang memunculkan objek atau tantangan baru setiap beberapa tahap sekali, dilengkapi dengan tutorial atau deskripsi mengenai apa atau bagaimana prilaku objek dan tantangan baru yang ditambahkan. Beberapa permainan ada yang memunculkan objek atau tantangan baru bahkan di setiap tingkatnya. Atau justru ada permainan yang tidak memunculkan suatu tantangan dikarenakan tantangan permainan itu sudah mencukupi untuk dimainkan dan juga dikarenakan permainan tersebut dapat dikatakan sangat sederhana.
Seseorang akan semakin betah memainkan sebuah permainan jika didukung dengan kualitas desain grafis tahap yang sangat berkualitas. Pencahayaan perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah tahap permainan terlebih lagi jika memang bertema sesuatu di dunia nyata seperti dalam gedung, di jalan, dan lain sebagainya baik permainan 2 dimensi, atau 3 dimensi.
Meskipun permainan tersebut hanya berdasarkan titik-titik piksel, atau memang didesain dengan sangat simpel, namun tetaplah sisi grafis wajib dipertahankan bahkan untuk permainan yang hanya terdiri dari dua warna. Saya melihat cukup banyak pemain suatu permainan mengeluh dikarenakan beberapa pencahayaan grafis ataupun paduan warna yang boleh dikatakan sangat tidak sedap dipandang mata, bahkan beberapa di antara mereka berpendapat bahwa hal tersebut hanya dapat membuat mata mereka sakit.
Membuat tahap sebuah permainan tidaklah semudah apa yang dibayangkan meskipun memang terlihat seperti menepis lalat yang hinggap di hidung. Kadang beberapa tahap permainan dibuat sangat monoton hingga pemain merasa cepat bosan. Sebagai contoh, jika dalam sebuah permainan yang bertemakan petualangan desain tingkatnya sebagian besar hanya sebuah jalan lurus, tentunya ini dapat mengurangi estetika dari sebuah seni mendesain tahap permainan itu sendiri yang dapat berakibat tidak baik bagi pemain. Tambahkanlah sebuah tanjakan, tambahkanlah jurang, tebing, kelokan, dan sebagainya.
Bila perlu, untuk permainan yang berjenis teka-teki, dapat ditambahkan judul dari tema tahap yang bersangkutan.
Benar-benar suatu hal yang harus dihindari dalam memberi tingkat kesusahan yang dapat membuat pemain frustasi seperti tantangan yang harus diselesaikan dalam hitungan detik bahkan kurang dari itu tanpa adanya pemberian toleransi, petunjuk, dan sebagainya. Jelas hal itu dapat membuat pemain marah dan berhenti memainkan sebuah permainan yang tingkat kesusahannya diatur sehingga pemain wajib menyelesaikan tantangan secara sempurna baik dari segi metode dan waktu. Sebenarnya hal ini sah-sah saja jika permainan tersebut ditujukan memang kepada yang sudah ahli. Atau jika tidak, hendaklah pengembang permainan terkait “berbaik hati” dengan menambahkan petunjuk, atau beberapa power up, atau toleransi-toleransi lainnya.
Saya menjelaskan di sini bahwa bukanlah hal yang begitu baik jika sebuah permainan terlalu memaksa pengguna untuk melakukan hal yang diinginkan oleh permainan terkait tanpa adanya aturan yang jelas. Pengembang tentu saja tidak boleh “malas” hanya untuk sekedar menambahkan sebuah tombol untuk membatalkan atau mengulang sesuatu yang telah dilakukan pemain dengan cara tidak sengaja diluar aspek tantangan utama pada suatu permainan.
Dan bukan pula hal yang bagus untuk “membohongi” pemain dengan cara menyuruhnya melakukan sesuatu dalam permainan yang nyata-nyata hal tersebut belum dapat diakses dalam permainan seperti contoh jika di sana ada permainan yang menginstruksikan pemain berbuat sesuatu yang perintahnya telah menjadi sebuah daftar.
Dianjurkan dengan sangat agar pengembang setiap permainan aplikasi dan permainan selalu mengetes apa yang telah diselesaikannya. Mungkin dengan cara berpura-pura menjadi pemain biasa atau dapat menyewa seseorang khusus untuk mengetes hasil karya kita. Hal ini ditujukan untuk meminimalisir hal-hal yang dapat mengurangi kenyamanan pengguna dalam menjalankan dari apa yang telah kita hasilkan.
Semoga Bermanfaat