Banyak orang yang menganggap bahwa seseorang dapat dibilang keren jika dapat berbahasa asing, terutama bahasa Inggris dikarenakan memang bahasa tersebut menjadi bahasa utama yang dipakai dalam standar bahasa komunikasi di dunia. Sehingga kadang hal itu dapat menimbulkan beberapa macam karakter manusia yang ingin dianggap demikian dengan memamerkan bahasa Inggrisnya walaupun kadang grammar atau tatabahasanya masih dibilang ‘lucu’, sampai tak jarang seseorang tersebut mempermalukan dirinya sendiri hanya karena gara-gara memajang postingan bahasa Inggris di mana peletakkan atau bahkan pengejaan hurufnya masih tidak sesuai dengan kaidah. Kecuali jika memang dimaksudkan untuk belajar dan bukan sekedar ‘gaya-gayaan’.
Oleh sebab itu saya tertarik untuk merumuskan beberapa tips yang kiranya bermanfaat bagi diri saya sendiri maupun orang-orang sekitar. Karena saya masih dalam tahap belajar juga. Saya lebih suka untuk mengupas masalah penulisan dahulu sebelum melangkah ke bagian percakapan atau konversasi. Saya sarankan agar melakukan langkah-langkah di bawah ini secara berurutan.
Ini yang paling dasar dalam pembelajaran agar dapat menulis bahasa Inggris dengan baik. Seperti saya ungkap di atas, masih banyak seseorang yang ingin dibilang keren dengan memposting kata-kata Inggrisnya padahal pengejaan hurufnya masih jauh dari benar sehingga akhirnya hal itu dapat membuat malu dirinya sendiri. Solusinya, rajin-rajinlah buka kamus apalagi kini telah tersedia jasa kamus atau penerjemah gratis yang tersedia dalam bentuk situs online atau bahkan aplikasi offline.
Entah itu novel fiksi, pengetahuan, hingga situs Wikipedia yang berbahasa Inggris sekalipun adakalanya baik untuk kita baca. Hal ini dimaksudkan supaya dapat menambah wawasan bahasa Inggris dari segi pengejaan huruf maupun tatabahasanya, juga dapat menambah pembendaharaan kata-kata dengan menerjemahkannya di bagian yang tidak kita mengetahui artinya oleh jasa penerjemahan gratis seperti apa yang saya sebutkan di atas.
Apa hobimu? Carilah forum manca negara yang membahas hal yang demikian dan jadilah anggota darinya. Saya memiliki prinsip bahwa jika kamu tidak dapat berbahasa ‘X’ namun hidup di lingkungan ‘X’, maka kamu akan sendirinya dapat berbicara bahasa ‘X’ bahkan lebih baik dibandingkan yang hanya mempelajarinya lewat teori semata. Lagipula bisa jadi kamu mendapatkan sebuah wawasan yang kamu mungkin tidak mendapatkannya di negaramu sendiri.
Sebagaimana bahasa Indonesia, “makan” dan “makanan” adalah suatu hal yang berbeda meski akar katanya sama yaitu sama-sama berasal dari kata “makan”. Begitu pula dengan bahasa Inggris, di mana “advice” dengan “advise” merupakan jenis kata yang berbeda meskipun akar maknanya sama-sama “nasehat”. “advice” adalah kata benda (noun), adapun “advise” adalah kata kerja (verb). Salah satu hal yang signifikan juga terdapat pada penggunaan kata “for“, dan “to“. Di mana “for” adalah untuk kata benda, sedangkan “to” adalah untuk kata kerja. Contoh :
“I want to buy a book”. “I will try to make some handicrafts”.
“Thanks for watching!“. “He doesn’t make anything bad for keeping the good manner.“
Sama seperti halnya “don’t” untuk kata kerja dan “not” untuk kata benda (atau kata kerja yang dibendakan (adverb), seperti “menulis” menjadi “tulisan”). Ini persis seperti kaidah dalam Bahasa Indonesia di mana ‘Tidak’ adalah untuk kata kerja, dan ‘Bukan’ adalah untuk makanan. Contoh :
“Dia tidak makan karena itu bukan makanan.“
Mungkin terdengar sedikit aneh, namun menggunakan kalimat pasif dapat menambah pengetahuan dan pembendaharaan kata mengenai perubahan kata kerja. Biasanya dirumuskan dengan :
“S + To Be + V3″. Contoh :
“The fish was cooked by mom just now” (Ikan itu telah dimasak oleh ibu barusan)
“The food will be eaten by her later” (Makanan itu akan dimakan olehnya nanti)
“The new bike is really bought by me” (Sepeda itu benar-benar dibeli oleh saya)
Seperti contoh pemahaman kata-kata seperti perbedaan “Than”, “Instead of”, dan “Prefer”. Masing-masing memiliki penggunaannya sendiri meskipun artinya sama-sama “daripada”. Contoh :
“She’s taller than I’am” (Digunakan untuk perbandingan ukuran, atau perbandingan mutlak)
“My father go to his office by walking instead of driving his car” (Digunakan untuk perbandingan selera kegiatan umum)
“I prefer milk to coffee” (Digunakan untuk perbandingan yang berupa pilihan).
Tenses atau bentuk waktu merupakan sebuah mimpi buruk bagi sebagian pelajar bahasa Inggris dan berjumlah sebanyak 16. Namun jangan khawatir, bentuk-bentuk waktu itu sendiri dibagi kedalam 4 bab utama : Saat ini, masa lalu, masa mendatang, kondisional (bisa dalam bentuk angan-angan). Dan masing-masing bab utama dibagi lagi menjadi 4 sub-bab : “Biasa atau simpel, sedang dilakukan, telah dilakukan, telah sedang dilakukan”. Contoh :
“Tahun lalu, seorang anak sedang menulis surat”. Maka bab utama yang tercantum pada kalimat di samping adalah “masa lalu” dan sub-babnya adalah “sedang dilakukan”.
Pada sub-bab “sedang dilakukan” rumusnya adalah “To Be (Is, Am, Are) + V + ing“
Namun karena bab utamanya adalah “masa lalu” maka “to be” nya yang berupa “is” karena merujuk kepada orang ketiga tunggal (seorang anak) berubah menjadi “was“. Sehingga jika disusun kalimatnya menjadi :
“Last year, a child was writing a letter.“
Mulailah membuat kata baru dalam bahasa Indonesia kemudian mulailah untuk menterjemahkannya dalam bahasa Inggris dengan beberapa pengetahuan yang telah kamu miliki di atas. Siapa tahu hal tersebut dapat menjadi sebuah cerita yang dapat dikagumi oleh mancanegara.
Setelah langkah di atas sudah dilakukan, cobalah untuk mulai berbicara tanpa teks dengan memikirkan kata apa dalam bahasa Indonesia yang akan dibentuk sehingga menjadi kalimat dalam bahasa Inggris lalu melafalkannya.
Ini telah masuk ke tahap listening atau mendengarkan, dengan begitu kamu dapat tahu seperti apa sebuah kata diucapkan hingga kamu dapat menirunya dengan logat yang sangat baik (fasih). Sangat banyak film-film yang menggunakan bahasa Inggris baik memakai teks penerjemah ataupun tidak.
Beranikan diri untuk berbicara dalam bahasa Inggris dihadapan seseorang, jangan takut salah. Karena seorang bule dari Australia yang merupakan rekan kerja saya pernah berkata kepada saya seperti ini sewaktu saya mengeluh mengenai buruknya grammar saya : “Please stop complaining about grammar, the point of a language is understanding each other.“
Namun bukan begitu saya jadi puas dengan grammar yang saya ketahui. Hal ini justru memacu semangat saya agar dapat menjadi lebih baik lagi. Jangan lupa juga mengenai kekonsistenan dan tetap melakukan langkah-langkah di atas agar dapat membuat kamu menjadi seseorang yang mahir berbahasa Inggris.
Semoga Bermanfaat