Saya pernah melihat sebuah berita tentang seorang wanita yang memanggil pemadam kebakaran hanya karena kartu ATMnya masuk ke dalam lubang penutup selokan.
Tak saya sangka, ternyata respon dari para netizen justru mencemooh apa yang dilakukan oleh wanita tersebut. Banyak yang berkata bahwa si wanita terlalu manja dan menyusahkan petugas pemadam kebakaran.
Inilah kemudian saya terpikirkan untuk membuatkan tips mendapatkan kebahagiaan lainnya ala Anandastoon.
Saya yakin kita semua paham bahwa hukum karma itu berlaku.
Dan yang perlu kita ketahui, karma itu tidak hanya berlaku hanya untuk perbuatan buruk saja, perbuatan baik juga akan mendapatkan karma serupa.
Inilah mengapa seseorang yang menginginkan kebahagiaan lebih juga harus memiliki tugas ekstra yang pastinya dapat membantu mendapatkan kebahagiaan yang diinginkannya.
Dan sudah tidak lagi menjadi sebuah dongeng mengenai gigihnya orang-orang sukses dalam berusaha. Mereka begitu meyakini bahwa “tiada usaha yang mengkhianati hasil” sebab itu terbukti.
Kita pastinya ingin mendapatkan kebahagiaan dari jalur apa pun. Entah dari harta, tahta, cinta, hingga kata-kata (apresiasi/pujian). Namun sayangnya, sedikit dari kita yang menyadari bahwa kita tentu saja harus menuju jalur tersebut untuk mendapatkannya.
Tidak ada orang yang secara acak dan tidak dikenal akan mengantarkan sebuah hadiah barang impian ke alamat kita tanpa ada suatu sebab atau alasan. Hadiah akan dikirimkan hanya ke alamat peserta atau mereka yang sudah jelas mengutarakan keikutsertaannya.
Begitu juga dengan kebahagiaan. Hampir tidak ada kisah orang yang hanya tidur dan bermalas-malasan mendapatkan kebahagiaan setara dengan mereka yang bekerja keras dan berusaha lebih.
Seharusnya beberapa orang mengetahui bahwa kebahagiaan adalah sebuah hasil, bukan proses, apalagi hanya barang temuan yang dapat dipungut orang lewat tanpa sebab.
Saya pernah baca berita tentang inisiatif seorang supir bus di Singapura yang menyediakan payung besar di samping kursi kemudinya. Awalnya beberapa orang mungkin menganggap ia hanya menyusahkan dirinya sendiri membawa payung sebesar itu di sampingnya saat ia mengemudi atau setidaknya menganggapnya aneh.
Namun sebuah peristiwa membuat fakta berbicara yang sebenarnya. Suatu ketika turun hujan yang sangat deras saat sang supir sedang bertugas. Saat ia menjumpai halte untuk disinggahi, ia mengambil payungnya sebelum ia membuka pintu bus.
Dengan payung itu, sang supir mengantarkan penumpang yang turun bus hingga ke halte, dan menjemput para penumpang yang ingin naik bus dengan payungnya sehingga penumpang tidak kehujanan.
Manusia secara naluri, secara sadar atau tidak sadar akan mengeluarkan decak kagum dan memberikan apresiasi kepada sang supir bus yang telah menjalankan tugas ekstra di samping tugas utamanya.
Sang supir bus akhirnya terkenal lewat media-media dan justru para warganya itu sendiri yang mendesak perusahaan bus agar ia diberikan sebuah penghargaan.
Dari sini semoga kita menyadari betapa dahsyatnya jika kita memiliki keinginan ekstra untuk meraih sebuah kebahagiaan.
Tapi perlu diingat, menjalankan tugas ekstra bukan berarti kita mengambil tugas orang lain demi nafsu kita. Karena itu bukanlah tugas ekstra, itu namanya menyerobot.
Cukup lakukan tugas ekstra yang masih dalam lingkup yang kita sanggup. Misalnya kita memiliki bakat mengajar disamping pekerjaan utama kita yang, katakanlah menjadi buruh pabrik, maka lakukanlah sesi mengajar itu menjadi sebuah tugas ekstra. Atau bisa saja kita membantu petugas piket setiap malam selama kita tidak khawatir akan dimanfaatkan oleh rekan-rekan kerja.
Atau misalnya saya yang menjadwalkan untuk menulis artikel di blog ini minimal seminggu sekali padahal setiap selesai kerja bisa saja saya langsung pulang dan berbaring, namun saya hanya ingin memiliki tugas ekstra.
Selain itu, saya juga memelihara tanaman, menyediakan waktu untuk mempelajari sesuatu yang baru, serta berusaha mengisi kekosongan waktu dengan beberapa kegiatan ekstra.
Namun perlu diketahui, tugas ekstra ini tidaklah sama dengan tugas rutin. Membersihkan kamar misalnya, itu seharusnya dijadikan tugas rutin, bukan tugas ekstra.
Semoga keinginan kita akan tercapai lebih cepat dengan bantuan dari tugas-tugas ekstra yang kita jalani.
Jadi kembali ke paragraf awal, seandainya kalian adalah petugas pemadam kebakaran yang mungkin tidak setiap hari terjadi kebakaran, akankah kalian memenuhi panggilan wanita tersebut untuk membantu mengambil ATM yang terjatuh di lubang penutup selokan?
Atau jangankan tugas ekstra, tugas utama saja kita mungkin masih mengerjakannya setengah hati. Bagaimana dengan prilaku yang seperti itu kita masih menginginkan kebahagiaan lebih?
Dan ketika kita ikhlas ngelakuin tugas ekstra itu, terkadang suka datang keajaiban atau kebahagiaan yang lebih ekstra lagi pastinya.
Betul banget Nis ~
Thank you komentarnya. Maaf telat bales hehe… Abis selesai fix email.