Singapura, sebuah negara kecil yang luasnya hanya 716km2 (sedikit lebih besar dari luas Jakarta yang seluas 661,52km2) memiliki kemajuan yang jauh melebihi negara tercinta ini.
Hasil PISA 2015 terakhir menunjukkan bahwa Singapura sangat berhasil dalam meraih peringkat pertama dengan mengalahkan Jepang dan tentu saja, Finlandia yang katanya disebut-sebut sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik itu. Indonesia? Peringkat 64. Huhu…
Seperti yang di tayangan komersial televisi, melihat fakta yang begitu hebat dari negara sekecil itu sontak membuat kita bertanya, “Apa sih, rahasianya?“
Sebua akun Twitter yang berID @icblues baru-baru ini memposting sebuah seri-seri iklan himbauan di Singapura yang sebenarnya sudah cukup untuk menjawab pertanyaan di atas. Kalian tahu, pastinya, peran akhlak juga sangat menentukan kemajuan suatu negara, seperti Jepang dengan akhlak bersih, ramah, dan disiplinnya, misalnya.
Iklannya hanya 4 buah, namun itu sudah berhasil membuat saya terharu.
Baik, iklan pertama:
Kasus : Seseorang yang segar bugar tertidur di kursi prioritas sementara ada ibu hamil yang membutuhkan kursi tersebut.
Pilih mana:
Kira-kira masyarakat di negeri ini lebih memilih yang mana?
Iklan kedua:
Kasus : Seseorang dengan angkuh dan arogannya memaki para pekerja yang hanya melakukan kesalahan kecil dan dapat dimaafkan.
Pilih mana:
Kira-kira masyarakat di negeri ini lebih memilih yang mana?
Iklan ketiga:
Kasus : Seseorang disabilitas membutuhkan sebuah pertolongan dari setiap orang sibuk yang lewat.
Pilih mana:
Kira-kira masyarakat di negeri ini lebih memilih yang mana?
Iklan keempat:
Kasus : Seorang tetangga yang terganggu oleh tangisan anak-anak dari seorang ibu.
Sebuah cuplikan indah,
Cukup kenali tetangga kita.
Akhir kata, tiga iklan pertama di atas selalu mengandung sebuah kalimat:
It’s up to us to decide whether Singapore shines as gracious nation, or not. (Semua kembali kepada kita untuk menentukan apakah Singapura bersinar/dikenal dunia sebagai negara yang ramah, atau tidak).
Bagaimana dengan negeri ini? Negeri yang mayoritas muslim ini seharusnya sudah paham karena memiliki suri tauladan yang baik yaitu Rasulullah saw., masalahnya yang katanya mencintai Beliau, mereka mencontoh akhlak Beliau, atau tidak.
Malu sama negara tetangga yang luasnya tidak seberapa.