Sekitar tiga tahun lalu saya pernah membuat postingan yang membahas mengapa seseorang terkadang merasa menjadi begitu tidak berguna entah bagi dirinya sendiri terlebih bagi orang lain.
Dalam artikel tersebut saya menjabarkan apa saja penyebab yang mungkin membuat seseorang berpikir bahwa dirinya tidak berguna. Salah satu poin yang menjadi ‘biang kerok’ adalah mungkin karena banyaknya waktu yang begitu saja terlewat tanpa ada kemajuan yang kita perbuat selama itu.
Inilah mengapa saya kemudian terpikir untuk membuat daftar apa saja yang tantangan baru yang dapat kalian buat demi mengasah kemampuan kalian dalam melewati waktu-waktu kalian yang mungkin khawatir terbuang kembali secara cuma-cuma.
Karena pada dasarnya manusia menyukai kesibukan dan pencapaian, dan semua tantangan berikut diharapkan dapat memenuhi nutrisi kebahagiaan kalian karena selain kalian disibukkan dengan tantangan tersebut, kalian akan bangga dengan hasil dan kemajuan yang kalian dapatkan setiap berhasil menyelesaikan tantangan tersebut.
Jangan khawatir, saya pun sudah mencoba tantangan-tantangan yang saya buat sendiri.
Beberapa orang hari ini memiliki jadwal tidur yang cukup berantakan akibat tidur yang terlalu larut malam bahkan cenderung baru tidur saat fajar mulai menyingsing. Dampaknya, sebagian besar aktivitasnya pada hari itu benar-benar tidak dapat ia lakukan dengan maksimal. Lagi, ia dapat menjadi mudah marah karena menahan kantuk.
Faktanya, jika seseorang tidur lebih malam daripada yang biasanya, akan sulit untuk mengembalikan jam tidurnya. Inilah mengapa saya menjadikan ini tantangan.
Dahulu saya kerap tidur malam setelah jam dua dinihari, dan saya merasakan sendiri bahwa saya seringkali salat subuh di luar waktu hingga berangkat ke kantor terlalu siang. Padahal meskipun saya adalah salah satu pemilik perusahaan saya dan tim, namun saya merasa bahwa ini bukanlah hal yang patut untuk ditiru terkhusus bagi karyawan-karyawan saya.
Pada akhirnya, saya menantang diri saya untuk tidur lebih awal. Memang tantangan sebaiknya tidak dibuat misalnya, “Langsung tidur jam 10 malam”, melainkan pelan-pelan dimajukan setengah jam sampai akhirnya sekarang saya tidur sudah di sekitar jam sebelas atau jam dua belas.
Ternyata, setelah ini ada rasa bahagia saya sendiri saat saya bisa bangun dan berangkat ke kantor setengah jam lebih awal.
Bagi kalian yang sudah bekerja, atau pun yang belum, mungkin pada malam sebelum tidur atau pada pagi hari sebelum memulai aktivitas kalian, adakalanya baik untuk mencoba menuliskan detail apa saja yang dapat kalian lakukan untuk mendetailkan apa yang akan kalian besok.
Misalnya, saat saya baru duduk di kursi kerja, sebelum saya menyalakan laptop saya dan mulai bekerja, saya membuka buku catatan dan menuliskan secara singkat secara detail setiap tugas dan memecahkannya hingga kepada yang paling ringan.
Misalnya saya memiliki dua tugas besar pada saat itu. Dua tugas itu saya pecah menjadi masing-masing tiga hingga lima tugas sedang, dan masing-masing saya pecah lagi menjadi beberapa tugas yang lebih ringan.
Tidak saya sangka ternyata hal ini membuat kerjaan saya lebih cepat.
Begitu pun dengan seseorang yang tidak bekerja di belakang komputer. Misalnya petugas kebersihan atau cleaning service, adakalanya baik untuk mencoba trik-trik baru dalam membersihkan ruangan.
Saya pernah dengar bahwa di Jepang, petugas kebersihan di sana menantang dirinya untuk membersihkan bagian yang lebih sulit dan merasa bangga jika ia berhasil membersihkannya. Maka dari itu di negara maju sangat jarang kita dengar orang yang melulu mengeluh dengan status pekerjaannya.
Bahkan untuk yang belum bekerja atau sebagai tantangan tambahan, dapat membuat tantangan bagaimana membuat rumah lebih bersih dan lebih bersinar. Bukankah kamar yang rapi dapat membangkitkan suasana hati?
Setiap orang memiliki hobi, saya yakin. Misalnya saya memiliki hobi desain dan programming, maka saya menantang diri saya untuk menyediakan waktu selama beberapa jam membaca artikel atau menonton video yang berhubungan dengan hobi saya, kemudian mencoba menerapkannya setelah itu.
Dapatkah kalian membayangkan betapa bahagianya kalian jika kalian telah berhasil membuat sesuatu yang menurut kalian tadinya sulit?
Saya bahkan beberapa kali melihat artikel desain yang berjudul, “Orang ini menantang dirinya mendesain ulang beberapa logo terkenal setiap hari.”, atau “Selama seminggu selama satu tahun, seniman berikut menantang dirinya untuk membuat sebuah instalasi yang menakjubkan.”
Meskipun kalian mungkin tidak sampai masuk media dan diwawancarai, namun setidaknya kalian memiliki bekal untuk mendapatkan kesempatan pekerjaan sampingan atau bahkan mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik dari yang sekarang.
Telah menjadi pemandangan sehari-hari kita temui di setiap sudut penglihatan kita, orang-orang yang mukanya selalu terpaku ke dalam ponsel mereka, menggulir-gulir aplikasi media sosial dan obrolan mereka.
Bahkan beberapa orang terlihat berpindah-pindah dari akun jejaring sosialnya yang satu ke akun jejaring sosialnya yang lain seakan putus asa mencari konten baru yang dapat membunuh waktunya.
Tanpa disadari magnet media sosial telah membentuk karakter kita, di mana inginnya kita selalu mengecek media sosial setiap lima menit sekali, hingga kita kembali berada di atas tempat tidur kita. Apalagi jika algoritma media sosial selalu menggoda kita untuk melihat konten-konten terkait dari yang kita nikmati saat itu.
Dari situlah lingkaran setan dunia maya terjadi.
Bahkan saat tidak ada lagi konten yang dapat dinikmati, beberapa dari kita memilih untuk menikmati komentar-komentar masyarakat dunia maya yang jumlahnya bisa mengorbankan waktu tidur kita.
Di sinilah tantangannya, dapatkah kita menahan diri lebih lama untuk tidak mengecek media sosial? Misalnya, pada pagi hari saat kita sedang segar-segarnya berada di ruang kerja, maka selama belum makan siang kita melarang diri kita untuk mengecek seluruh asupan dunia maya yang masuk termasuk membuka situs berita.
Setiap orang menghindari sakit. Namun sayangnya, kegiatan beberapa orang itulah yang justru mengundang penyakit. Pada akhirnya cita-cita untuk tetap sehat banyak yang hanya menjadi tulisan di awang-awang karena penyakit yang selalu datang setiap dua bulan sekali, dan dalam durasi sakit yang begitu lama.
Mengapa tidak mulai untuk membuat tantangan hidup sehat, berolah raga ringan setiap pagi atau sebelum tidur, dan mencoba untuk mengurangi makanan-makanan dengan minyak berlebih dan sarat gula serta karbohidrat.
Tantangan olahraga bisa saja lari pagi, atau minimal sehari pushup lima kali. Saya sendiri merasakan pilek dan hidung tersumbat saya langsung hilang saat saya terbiasa ‘memanaskan’ diri di pagi hari. Dan mengenai makanan, saya mencoba untuk membatasi cemilan, mengurangi porsi makan malam, dan sering minum susu, kira-kira sekali dalam sehari.
Begitu juga dengan kondisi finansial, setiap orang pastinya tidak ingin terlilit hutang karena nafsunya sendiri. Lihat, saya bahkan sekarang per ditulisnya artikel ini tidak memiliki hutang dan cicilan apa pun karena saya lebih fokus menabung dan mengalihkan anggaran saya kepada hal-hal yang lebih bermanfaat.
Jadi kenapa tidak untuk memulai tantangan “mencoret setiap kebutuhan yang hanya berlandaskan gengsi selama masih belum begitu mampu”?
Mengapa perlu membahagiakan orang lain? Karena ada hak-hak kebahagiaan kita yang baru dapat kita raih setelah membahagiakan orang lain.
Membahagiakan orang lain dapat bermacam-macam. Yang paling mudah mungkin dari segi finansial, dalam arti bukan kita membagi-bagikan uang di tengah jalan atau menyawer bak influencer, tidak perlu seheboh itu. Cukup dari yang paling tidak memberatkan, misalnya, saya membuat program “Happy Week” di mana setiap minggu saya sisihkan seratus ribu untuk mentraktir atau membelikan cemilan untuk rekan kerja saya.
Atau mungkin tantangan untuk mendengarkan komplain orang lain. Saya mungkin masih keras kepala jika ditegur orang lain, namun sekarang lihatlah ke pojok kiri bawah situs ini, saya buatkan tombol melayang yang jika diklik ada butir menu yang berisi tautan di mana kalian dapat mengajukan saran dan komplain apa pun untuk situs ini.
Karena saya yakin, orang lain dapat berbahagia jika celotehannya didengar.
Bumi sudah rusak akibat ulah manusia, penggundulan hutan di mana-mana yang menyebabkan karbon dioksida dan gas-gas berbahaya yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Apa akibatnya? Es kutub mencair, permukaan laut meningkat menenggelamkan beberapa dataran rendah, cuaca tidak menentu dan dapat mengganggu aktivitas, badai di mana-mana, banjir bandang, serta gelombang panas yang mematikan.
Ditambah lagi, beberapa daerah terutama di perkotaan, masyarakatnya sudah tidak dapat lagi melihat cantiknya bintang-bintang yang bertaburan karena tingginya polusi cahaya.
Mengapa tidak mencoba kembali bersahabat dengan bumi dengan menantang diri untuk menanam pohon. Tidak punya lahan untuk bercocok tanam? Hanya tinggal di indekos? Jangan khawatir. Sekali lagi, dari mulai yang paling ringan. Zaman sudah serba canggih, kita dapat memesan tanaman hias berikut pot dan tanahnya. Untuk pupuk dapat menggunakan pupuk cair. Setelah itu tugas kalian hanyalah menyiramnya setiap pagi atau malam, dengan diberi sedikit cairan pupuk sebulan sekali.
Bahkan kalau bisa, kalian dapat menanam sendiri tumbuhan yang cocok ditanam di pot seperti kacang hijau, cabai, jeruk nipis, dan apel. Karena tentu saja, judul tantangan ini adalah menumbuhkan pohon baru, bukan hanya mengurusnya saja.
Saya bahkan cukup berhasil melakukan tantangan ini, kalian dapat membacanya di sini.
Bagi yang muslim, mengapa tidak menantang diri sendiri untuk memperbaiki salat? Misalnya yang tadinya salatnya belum lima waktu, mencoba disempurnakan menjadi lima waktu, pelan-pelan saja menutupi satu per satu waktu salat. Setelah itu, tantangan berikutnya adalah berusaha salat di awal waktu.
Begitu pun dengan sedekah, tidak mengapa sedekah hanya seribu rupiah per hari asalkan rutin. InsyaAllah jika rezeki sudah berlebih, nominalnya dapat ditingkatkan.
Perempuan muslim yang belum berhijab, tidak mengapa pelan-pelan mulai menutupi kepalanya sebagian, kemudian ditingkatkan lagi hingga rambutnya tertutup sempurna, kemudian ditingkatkan lagi seperti mengenakan pakaian yang tidak lagi tampak lekuk tubuh, dan seterusnya.
Masalahnya kalau tidak sekarang, kapan lagi?