Mungkin yang namanya masalah pasti selalu memaksa jadi teman kita, baik kita mau, maupun tidak, dikarenakan memang kodrat alam telah demikian adanya. Namun sejatinya, masalah itu sendiri memberikan sebuah jasa besar untuk diri kita berupa pengungkapan siapa jati diri kita sebenarnya. Oleh karena itu, hal-hal yang telah terungkap tersebut tentu dapat kita ubah di mana kita akan dinyatakan ‘berhasil’ untuk dinyatakan menjadi dewasa.
Banyak orang mengkategorikan masalah sebagai sesuatu yang negatif termasuk saya. Dan memang jujur, pengendalian masalah itu sendiri adalah sesuatu yang sangat berat, dan membutuhkan manajemen emosi yang sangat tinggi. Saya menulis ini karena baru saja saya terkena sebuah masalah yang cukup berat di kantor, di mana pada saat itu saya ditegur oleh rekan kerja sendiri dengan suara yang sangat keras hingga membuat malu diri sendiri, ditambah lagi, dia tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk memberikan sebuah klarifikasi. Sejujurnya saya memang mengaku salah, namun cara menegur dengan sangat keterlaluan dengan mengungkit-ungkit sebuah hal yang dia tidak tahu dan memang bukan hak dia untuk berkata begini begitu menjadikan hilang rasa hormat saya kepada dia yang padahal saya telah mengenalnya sebagai salah satu sosok manusia yang paling bijaksana dari dulu.
Jujur batin saya pada saat itu berkecamuk, saya hanya tidak menyangka saja, saya mendapat perlakuan yang begitu ‘sadis’ hingga membunuh mood saya secara sempurna. Apa lagi saya paling tidak menyukai yang namanya dipermalukan secara total seperti hal yang barusan tadi. Sekali lagi saya memang mengaku salah, namun cara dia menegur sungguh sangat di luar dugaan. Mungkin masalah yang saya dapat tidak seberapa dengan masalah yang lain, hanya saja, untuk mengantisipasi saya melakukan hal begini begitu dengan gegabah untuk menyikapi masalah tersebut saya menulis beberapa hal penting khususnya bagi pribadi saya sendiri.
Bersyukurlah, masalahmu tak seberat yang lain. Kadang masalah yang saya alami memacu saya untuk ‘menjelajah’ masalah orang lain. Fungsinya agar saya memiliki perbandingan tingkat masalah saya dengan masalah orang lain di luar sana. Sehingga saya menjadi lebih tahu dan menjadikan saya lebih bersyukur ketika saya mengetahui masih ada orang-orang di luar sana yang mengalami masalah jauh lebih parah dibanding yang saya dapatkan.
Bersyukurlah, pengalaman kamu bertambah. Tentunya dengan mendapatkan sebuah masalah baru saya akan mendapatkan tantangan baru untuk menghadapinya secara baik. Dan juga dapat menjadikan tolok ukur agar dapat menghadapi masalah yang serupa lainnya.
Bersyukurlah, masalah tersebut menggandengmu ke arah yang lebih cerah. Tentunya. Menjadi ‘dewasa’ bukanlah sesuatu yang murah, bahkan peristiwa mengadukan masalah kepada publik dengan sebuah metode yang bernama “curhat” yang berlebih agar orang lain tahu ini dan itu hanyalah membuat si pemilik masalah tersebut dijadikan bulan-bulanan bagi objek pendengarnya. Jadilah dewasa dengan membuat sebuah manajemen masalah, kesabaran seseorang benar-benar diasah pada saat itu.
Bersyukurlah, kamu masih dipertemukan dengan orang-orang baik. Tanpa saya sadari justru karenanya saya masih Allah pertemukan dengan orang-orang yang bersedia memberikan motivasi dan semangat kepada kita, dari apa yang justru kita tidak begitu mengenal mereka selama ini. Namun tetap, batasan curhat masih harus tetap dijaga.
Bersyukurlah, kamu tahu kamu termasuk orang yang kuat. Mungkin tidak semua orang mendapatkan masalah seperti apa yang saya dapat, walaupun saya paham yang jauh lebih parah di bawah saya sangatlah banyak. Dan tingkatan kamu akan dapat terus bertambah jika kamu berhasil melewati rintangannya, seperti dalam sebuah permainan, dan memang hidup ini hanyalah permainan.
Berfikirlah, masalah itu mungkin merupakan sebuah ‘teguran’. Hal itu membuat saya berfikir apakah masalah yang datang kepada saya merupakan kilas balik dari perbuatan negatif saya terhadap seseorang yang memang tidak rela dari apa yang saya lakukan terhadapnya. Tentu hal itu dapat meningkatkan introspeksi diri yang ada pada diri saya.
Berfikirlah, mungkin kamu ‘lupa’ Allah sebelum itu. Memang hal yang diungkapkan orang-orang yang berbunyi “ingat saat susah lupa saat susah” itu benar. Tapi mungkin bisa jadi nilai plus plus jika masalah tersebut dapat meningkatkan keimanan seorang hamba terhadap Tuhannya.
Berikut saya beri sedikit dalil yang mungkin dapat membangkitkan motivasi setelah itu :
Semoga bermanfaat