bilyard     Dahulu saya sering gundah gulana bahkan takut jika memutuskan untuk memulai karya. Karena biasanya karya yang saya hasilkan selalu saya teliti dan teliti walaupun sudah disebarluaskan. Setiap dari pandangan saya, saya selalu saja menemukan ada yang kurang bahkan salah dari apa yang saya hasilkan meskipun saya telah mengeceknya dan memperbaikinya berulang-ulang. Hal ini terjadi ketika saya meminta pendapat teman saya mengenai beberapa karya saya dan dia selalu menjawab dengan kritik. Hingga akhirnya saya mulai berfikir mengapa saya tidak dapat membuat sebuah karya yang ‘sempurna’. Hal itu sempat membuat saya stress dan lelah luar biasa dalam waktu yang lama.

    Hingga akhirnya saya searching mengenai sifat aneh saya tersebut yang kemudian berujung kepada sifat perfeksionis. Ternyata saya cukup senang yang ‘menderita’ hal seperti ini bukanlah saya seorang, namun dalam bentuk yang berbeda-beda. Di antaranya adalah seseorang yang menulis dengan tidak mau mengalami sebuah coretan atau dia akan mengulangnya lagi. Juga ada yang perfeksionis masalah bersih-bersih, paling tidak betah jika ada suatu titik yang masih terlihat kurang bersih. Ada pula yang perfeksionis masalah timing, keadaan sekitar, masalah desain, rasa makanan, dan yang lainnya.

     Tidak jarang sifat tersebut menyusahkan orang disekitarnya, bahkan saya pernah mendengar cerita dari seseorang yang melempar makanannya gara-gara pembantunya tidak (mungkin lupa) menaruh sesuatu di dalam makanannya. Bahkan kemudian dia bercerita bahwa dia sendiri menderita depresi akan hal itu. Apalagi kemudian saya ketahui bahwa perfeksionis dapat menurunkan tingkat harapan hidup.

 

  • Perfeksionis itu memang perlu

     Saya sendiri merasakan manfaat dari sifat perfeksionis tersebut. Meski sekarang saya tidak begitu mempermasalahkan apa yang menjadi kekurangan dari segala sesuatu yang saya hasilkan, namun saya semenjak itu menjadi lebih tahu bagaimana menghasilkan sebuah karya dengan kualitas yang jauh lebih baik lagi sebelumnya. Mungkin orang yang tidak ingin ada coretan dalam tulisannya atau dia akan mengulang karya tulisnya lagi kemudian akan mengetahui bagaimana cara menulis yang baik dan mumpuni, meskipun yang namanya manusia itu lumrah jika terjadi sebuah kesalahan.

     Kadang kesalahan yang terjadi bukanlah suatu kesalahan yang berarti, bahkan kesalahan yang dapat membuat kagum seseorang, jangan menetapkan standar tinggi bagi diri kamu sendiri. Mungkin ini sudah saatnya kamu belajar bagaimana kamu memaafkan diri kamu sendiri, karena yang namanya pribahasa ‘tiada gading yang tidak retak’ itu sepertinya sudah menjadi sunatullah.

 

  • Jangan menentang kodrat

     Segala sesuatu sudah pasti ada sisi kurangnya, itu dikarenakan kita yang masih hidup di dunia. 2 buah bata yang miring tidak akan menjadi sebuah masalah dari 100 bata yang didirikan. Karena biasanya pasti ada seseorang yang akan menemukan kekurangan dari orang yang sangat hebat sekalipun, dikarenakan bukan masalah karya yang dihasilkan orang tersebut, namun juga dilihat dari sisi pandang dan selera dari seseorang yang menilai karya kita.

     Namun kebanyakan orang tidak akan berfikir sesuatu itu ‘cacat’ atau ‘kurang’ dikarenakan biasanya cara tangkap mereka tidak se-jeli kita, jadi yang penting kita membuat sesuatu apa yang dimengerti objek sasaran saja, karena revisi yang terlalu rumit hanya dapat berujung sia-sia.

 

  • Gunakan sisi pandang yang berbeda

     Saya pernah berfikir, tidak akan menjadi lingkaran yang sempurna jika seluruh sisinya menghadap ke atas. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, 2 bata yang miring tidak akan menjadi perhatian yang berarti dari 100 bata yang berdiri kokoh, bahkan dapat menjadi sebuah ornamen. Saya pernah menemukan sebuah postingan yang bermanfaat di mana kita dapat mendapatkan ‘kesempurnaan’ dari apa yang menurut kita ‘cacat’ atau kurang. Postingan tersebut sangat luar biasa dan dapat dicek di sini, barangkali ini dapat membuka sebuah cakrawala bagi siapa saja yang merasa memiliki sifat perfeksionis.

     Tidak perlu bimbang jika menentukan dua pilihan yang sama-sama bagus dan cocok. Seperti halnya saya waktu itu, sangat bimbang dalam memilih kata ‘mengagumkan’ dan ‘menakjubkan’ hingga membuat saya galau selama beberapa hari. Pilihlah suatu pilihan acak karena tidak akan ada yang peduli masalah itu dan yang terpenting adalah sifat puas kamu ketika karya itu selesai, dan bukan sifat puas ketika karya kamu dipublikasikan. Revisi memang menjadi suatu hal yang standar, maka dari itu tidak perlu takut karya kamu tidak dihargai orang lain. Karena mereka yang mengkritik kamu sebenarnya mereka yang peduli atas kemajuan prestasimu.

      Sejujurnya, kadang saya merevisi postingan ini dalam suatu kadar waktu, jika memang ada yang perlu ditambahkan atau diperbaiki. Namun hanya untuk perbaikan dalam skala besar, bukan perbaikan skala kecil yang misalnya hanya kurang satu huruf saja dan sebagainya.

 

  • Hikmah perfeksionis

     Jangan membuang sifat perfeksionis, karena itu dapat membawamu menuju sifat kedewasaan. Yang perlu dievaluasi adalah kadar dari sifat perfeksionis tersebut. Karena tingkat yang berlebihan itu dilarang, segala sesuatu yang berlebihan itu dilarang. Jadikanlah perfeksionis itu teman sejati, karena dia secara tidak langsung menjadikan kamu belajar apa yang tadinya kamu tidak ketahui, karena keinginan menjadi sempurna dari sifat perfeksionis hanyalah bukti bahwa kurangnya ilmu dari pemilik sifat tersebut.

     Banyak orang yang berkarya namun sudah mengetahui ilmunya mereka cuek-cuek saja dengan kekurangan karyanya, bahkan mereka sangat professional dalam memaafkan diri mereka sendiri. Mengurangi kadar perfeksionis memang tidaklah ‘simsalabim’, perlu waktu yang cukup untuk membuatnya normal kembali. Cobalah sering keluar sendirian dengan mengunjungi situs-situs hijau entah itu danau, hutan atau tempat wisata sekalipun namun tenang dan cobalah kamu perhatikan alam hingga tertidur di dalamnya. Cobalah merenung sejenak, maka kamu akan mendapatkan sesuatu yang istimewa dari apa yang kamu peroleh selama ini dan diharapkan kamu dapat menjadi seseorang yang pandai bersyukur.

     Oh, jangan lupa agar selalu menganalisa dan mencatat apa yang harus kamu lakukan supaya mengurangi sifat ‘kaget’ kamu jika kamu akan melakukan sesuatu yang produktif secara tiba-tiba.

Semoga Bermanfaat

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Berikutnya
    Awal Mula Saya Mengarungi Samudra Pemrograman


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas