Pernahkah kamu melihat ada seseorang yang sudah bekerja namun selalu mengeluh dengan berbagai macam alasan? Padahal penghasilannya menurutmu sudah lebih dari cukup untuk ukurannya. Lalu apa yang membuatnya senantiasa mengeluh?
Hal ini mungkin terjadi kepada temanmu, keluargamu, atau bahkan kamu sendiri. Sebenarnya apa yang membuat saya tidak bahagia pada pekerjaan saya sendiri yang nyata-nyata saya dibayar perusahaan yang harusnya mencukupi kebutuhan saya? Bisa jadi itulah yang dinamakan ketidakberkahan, bayaran cukup namun selalu merasa kurang.
Tidak berkah, banyak orang yang menyebutkan bahwa kerjaan saya tidak berkah, memang apa maksudnya berkah itu? Saya mungkin tahu istilah, ‘gaji cukup namun masih merasa kurang’, tetapi maksudnya itu apa? Coba baca kisah berikut ini,
Alkisah,
Ada seseorang menemui seorang Imam. Dia mengadukan hidupnya yang serba kekurangan. Dia bercerita, dirinya seorang karyawan yang bekerja di tempat orang lain, dengan gaji 5 dirham. Gaji senilai itu, ternyata tidak cukup.
Anehnya, sang Imam justru menyuruh orang ini untuk meminta agar majikannya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang inipun melakukannya. Setelah berselang beberapa waktu, dia datang lagi. Dia masih mengeluhkan keadaannya. Gaji 4 dirham ternyata juga tidak cukup. Masalah belum terselesaikan.
Sang Imam memberi saran yang sama. Minta kepada majikannya untuk mengurangi gajinya menjadi 3 dirham. Diapun meninggalkan sang imam dengan penuh keheranan. Namun dia turuti semua saran Sang Imam.
Setelah berselang beberapa hari, orang ini datang lagi. Kali ini tidak untuk mengadukan masalahnya, tapi untuk berterima kasih. Ternyata saran Sang Imam telah memberikan solusi untuk kekurangannya. Ternyata 3 dirham sudah mencukupi semua kebutuhannya. Hidupnya menjadi lebih berkah.
Beliau berterima kasih atas nasehatnya, dan ingin tahu apa rahasianya. Ini semakin sedikit, semakin manfaat baginya.
Sang imampun mulai menyampaikan nasehatnya,
โDari awal anda bekerja, anda memang tidak berhak menerima gaji lebih dari 3 dirham. Karena itu, kelebihan 2 dirham (sehingga anda menerima 5 dirham), itu uang yang bukan haknya. Ketika ini bercampur dengan uang halalnya, itu akan mencabut keberkahan dari harta yang dia miliki.
Tetapi bagaimana mungkin mendapatkan sesuatu yang justru membuat lebih merasa kekurangan? Hal ini sangat menarik untuk dibahas.
Pernah melihat buruh yang berdemo karena merasa upahnya tidak cukup dan ingin minta dinaikkan? Dan masih terus berdemo dengan tujuan yang sama pada tahun berikutnya karena semakin merasa kurang padahal upahnya sudah dinaikkan? Iya, benar. Itu adalah salah satu contoh dari ketidakberkahan.
Sebenarnya sebelum seseorang menulis lamaran kerja, mereka wajib mempelajari apa itu manajemen resiko, etos kerja, dan pelayanan. Sayangnya pendidikan kerja semacam itu baru mulai diajarkan ketika sudah merambah ke dunia perkuliahan, mengingat kebanyakan karyawan yang mengeluh karena tidak berkah adalah sebagian besar lulusan SMA sederajat, atau bahkan lebih rendah dari itu.
Di sinilah alasan utama mengapa banyak perusahaan yang memandang sebelah mata lulusan SMA, sehingga walaupun mereka diterima kerja, mereka akan sedikit ‘tidak dianggap’ karena dirasa masih belum mengerti akan manajemen, birokrasi, dan pelayanan; yang mana itu juga menjadi sebab datangnya berkah.
Lulusan SMA sederajat seharusnya mempelajari tiga hal dari apa yang telah saya sebutkan di atas sebelum mereka benar-benar mulai bekerja untuk pertama kalinya. Sebagai contoh adalah manajemen resiko, di mana saya akan beri suatu studi kasus di bawah ini.
Dihimbau agar tidak mencari buku tentang Manajemen Resiko di toko-toko buku khawatir kamu justru akan kebingungan. mulailah membuat daftar resikomu sendiri yang paling sederhana, sebagai buruh pabrik bagian gudang, misalnya. Maka resiko yang akan kamu hadapi adalah kekurangan stok barang, kehilangan, barang rusak, barang tiba-tiba tidak sesuai, dan sebagainya. Di sinilah kamu harus membuat seluruh daftar resiko tersebut dan mulai menyusun apa solusinya, mungkin bisa ditanyakan kepada yang lebih berpengalaman.
Terlebih lagi, sebelum kamu mulai bekerja, kamu harus mengetahui apa tujuan perusahaan merekrut kamu, karena perusahaan pasti tidak akan membuka sebuah lowongan pekerjaan jika tidak ada sebab tertentu, terutama jika bukan karena perusahaan ingin memiliki untung yang lebih.
Karyawan yang berhasil diterima seharusnya ia menyadari bahwa perusahaan benar-benar mempercayai kinerjanya untuk bekerja sama membuat perusahaan lebih berkembang. Buktinya, perusahaan tersebut memilih ia dari beberapa pelamar yang telah tersingkir.
Tahap selanjutnya saya lebih memilih untuk fokus terhadap sektor pelayanan, karena di sanalah kebanyakan berkah didapat.
Yap, semua yang bekerja di bidang pelayanan mengetahui istilah tersebut. Apakah terpikirkan olehmu mengapa tercipta istilah tersebut? Customer adalah sebab mengapa sebuah perusahaan dapat berdiri dan bertahan, karena customer atau pelanggan adalah pihak yang paling berarti dalam hal menggajimu dan bahkan menggaji bosmu.
Saya membagi customer (yang saya maksudkan adalah customer eksternal) menjadi 3 tingkatan :
Meskipun kamu mendapatkan customer kelas rendah bukan berarti kamu harus bersikap rendah kepada mereka. Yang saya maksudkan di sini adalah, pembagian tingkat customer merujuk kepada tingkat resikonya, yang juga berdampak kepada nilai jual kamu.
Contoh, kamu bekerja di perusahaan transportasi yang customernya adalah penumpang. Maka nilai jual kamu adalah sebanyak yang dibayarkan penumpang kepadamu. Resiko melayani penumpang juga masih terhitung kecil, yang sebagian besar hanya sebatas tidak dapat diatur hingga dimaki. Tidak seperti customer tingkat berikutnya yang jauh lebih parah.
Dalam bekerja dengan bertatap muka langsung kepada customer, halang rintang berupa resiko sangat banyak ditemui di lapangan. Inilah mengapa sebelum bekerja, calon karyawan harus mengerti apa itu dasar pelayanan, etos kerja, dan manajemen resiko. Karena kedudukan customer lebih tinggi dari bos kamu bahkan yang tingkat paling rendah sekalipun, kamu dituntut agar memberikan pelayanan terbaik tidak peduli sejahat apapun customer kamu.
Dalam perusahaan ada yang disebut SOP (Standar Operasional Prosedur) sebagai panduan tata aturan dalam bekerja, dan SPM (Standar Pelayanan Minimum) sebagai panduan dalam menghadapi customer. Sehingga mungkin tidak berlebihan saya sebutkan bahwa SOP menjemput gaji dan SPM menjemput berkah (berkahnya dari Allah, bukan yang lain).
Tadi saya sebutkan bahwa nilai jualmu adalah apa yang dibayarkan oleh customer. Apa itu nilai jual? Nilai jual adalah ‘harga’ kamu yang dilirik oleh perusahaan sebagai tolok ukur dalam pemberian gaji. Semakin tinggi nilai jualmu, maka semakin tinggi pula jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan untuk menggajimu. Tingginya nilai jual juga tidak membuatmu khawatir jika kamu keluar dari perusahaan untuk mencari perusahaan lain karena kamu akan menjadi aset yang berharga bagi suatu perusahaan.
Jika nilai jualmu rendah, misalnya, melayani pelanggan tanpa senyum, tidak serius, meremehkan, lambat, dan sebagainya, tentu hal itu dapat berpengaruh dalam menentukan seberapa besar kamu dibayar. Bayangkan jika kamu membangun perusahaan dan mendapatkan karyawan seperti itu, pasti kamu tahu apa yang harus dilakukan.
Masih punya keterkaitan dengan kisah yang diceritakan di bagian awal, keberkahan tergantung kepada nilai jual. Jika gajimu per bulan adalah 3 juta namun nilai jualmu hanya pantas berada di kisaran 1 juta, maka sudah dapat dipastikan 2 jutanya menjadi tidak berkah alias bukan menjadi hak milikmu.
Kadang suka bingung, gaji 10 juta kok masih merasa kurang? Padahal tanggungannya sedikit, dan kebutuhannya tidak terlalu banyak. Adapula yang sebulan gajinya 1 juta namun sudah seperti orang kaya. Di sinilah letak berkah tidaknya penghasilanmu. Rasulullah saw. bersabda,
“…Allah menyukai seorang pekerja kalau melakukan suatu pekerjaan agar melakukannya dengan baik (profesional).”
(HR. Abu Yaโla, no. 4386, Syuaโb Al-Iman, no. 5312)
Jika ada karyawan yang selalu menuntut haknya dan melupakan kewajibannya, terlebih jika mereka mengatakan bahwa tanpa karyawan perusahaan tidak akan dapat untung, maka dengan mudah dijawab,
“Jika menurutmu seperti itu maka silakan tinggalkan perusahaan ini dan cari yang lebih baik. Perusahaan tidak bermasalah kehilangan kamu atau bahkan dapat mengurangi beban dengan sebab ketidakprofesionalan kamu. Selama tingkat pengangguran masih tinggi tidaklah kami khawatir merekrut yang lebih baik dari kamu. Karena kami lebih khawatir kehilangan pelanggan karena kamu, dengan sebab pelanggan yang membuat perusahaan bertahan dan menggajimu.”
Sebab tidak berkah, walaupun gaji kita lebih dari cukup, kadang suka ada faktor yang membuat kita merasa kurang, seperti mungkin tagihan yang tiba-tiba membludak, uang yang hilang, sakit, kebutuhan yang tidak mengerti datangnya darimana, dan sebagainya.
Perlu diketahui, teman, korupsi, dan riba adalah sebagian besar sebab dari sebab-sebab yang menyebabkan penghasilan seseorang menjadi tidak berkah.
Teman menjadi penyebab tidak berkah? Teman yang mana? Yaitu karyawan yang senyum kepada temannya namun kepada customernya justru tidak. Ini jelas mengurangi pelayanan yang menyebabkan kurangnya berkah.
Lalu korupsi? Korupsi bukan hanya uang, namun waktu dan penggunaan fasilitas di luar ketentuan adalah salah satunya. Contoh, karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan transportasi (misalnya kereta atau bus), menduduki kursi yang nyata-nyata milik customer (penumpang). Mungkin tidak masalah jika sedang kosong, yang dimasalahkan adalah ketika hak customer tidak diberikan.
Yang terakhir adalah riba. Meminjam kepada rentenir, bank, atau melakukan kredit misalnya. Semua berhubungan dengan bunga. Tentu itu riba dan membuat penghasilan seorang karyawan menjadi tidak berkah.
Mungkin perlunya perusahaan melakukan training atau pembinaan karyawan dengan sangat ketat dapat membantu menekan tingkat ketidakberkahan. Mengingat kebanyakan karyawan adalah lulusan SMA yang nyata-nyata belum punya pengalaman kerja dan belum memiliki pengetahuan tentang kerjaan, maka perlu adanya binaan baik mengenai hal ini.
Yang terpenting, kerja itu dengan niat karena Allah, bukan dengan hal lain. Karena orang yang bekerja dengan hati, biasanya memperoleh hasil maksimal.
—<(Wallaahu A’lam Bishshawaab)>—
Terima kasih, menginspirasi. Spt sy, gaji hmpir 30jt tp gak prnh cukup, selalu kurang. Pdhl scr lgika meliihat kebutuhan yg ada hrsny bs nabung min 10jt…sangat aneh, uang spt menguap bgt sj…
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas komentar bapak.
Sebenarnya artikel ini saya tulis dengan latar belakang masalah yang banyak dialami oleh para karyawan pemula terkait keluhan mereka mengenai penghasilan mereka yang dirasa selalu kurang, padahal setelah dikalkulasi ternyata tidak.
Tetapi jika kasusnya seperti bapak, mungkin jika ditelusuri lebih lanjut apakah ada faktor yang ‘membuat kurang’ gaji bapak tersebut? Seperti kebutuhan mendadak, bunga kredit yang membengkak, atau terpakai dalam jumlah yang terlalu bergejolak?
Saya pernah memiliki teman yang gaji 40 juta saja masih mengeluh kurang, alasannya pun bervariasi.
Jika bapak sudah terbebas dari riba/bunga kredit, korupsi (baik fasilitas, waktu, atau materi itu sendiri), cobalah untuk menyisihkan setidaknya 1 atau 2 juta untuk disedekahkan secara sembunyi-sembunyi, semoga keluhan bapak mengenai penghasilan bapak yang dirasa kurang insyaAllah dapat teratasi.
Terima kasih. ๐
Terimakasih atas artikel yg sngt membantu sy..cmn sy mau nanya apakah dlm mmlh pekrjaan itu salah..dkrnkn gaji yg tdk sesuai. Sy fikir mengeluh akan gaji d prshaan yg sy jalani ini takutny mndatangkn ketidakberkahan dan ketidaksyukuran sy akan kerjaan yg sy dpt.terimakasih๐
Hai ibu Aisyah, tidak ada yang salah dalam memilih pekerjaan.
Mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan adalah suatu hal yang baru yang harus kita hadapi, setidaknya kita berusaha untuk menjadi profesional sebisa yang kita mampu.
Di samping itu, jika kita sudah merasa tahu bagaimana dunia kerja itu dan kita sudah cukup menguasai alur kerjanya, insyaAllah kita bisa mencoba untuk mencari pekerjaan yang benar-benar kita impikan dengan berbekal pengalaman yang telah kita tempuh tersebut.
Terima kasih. ๐
Selain itu kita jagan lupakan zakat yg harus kita keluarkan dari apa yang kita dapat. Insya allah apa yang kita dapatkan manjadi Berkah. Aamiin.
Terima kasih Bapak Bayu. ๐
Saya sadar masih banyak dari artikel ini yang harus saya perbaiki segera, mungkin sampai 3-6 paragraf.
Apakah berbohong juga memicu ketidak berkahan walaupun itu tidak merugikan konsumen ?
Atau gaji yg berlebih yg menjadikan kurangnya berkah bekerja ?
Bapak Teguh, bisa diinformasikan maksud berbohong ini seperti apa?
Gaji yang berlebih jika memang pantas diterima oleh karyawan tersebut, selama hak dan kewajibannya seimbang, insyaAllah tidak apa-apa.
Terima kasih. ๐
admin, saya kerja rangkapa jabatan/kerjaan, digaji dibawah standar. pernah beberapa kali karyawan lain naik gaji sedangkan saya tidak. ini terjadi bertahun tahun sehingga akhir nya saya tidak semangat dan sempat “korupsi waktu” karena hak saya juga di korupsi.
bagaimana admin?
Hai Udin, mengapa tidak mencoba memperbaiki kualitas kinerja, memperbagus CV, memperdalam keilmuan tentang pekerjaan tersebut, dan mencoba melamar ke tempat lain yang lebih baik?
Terima kasih. ๐
Profesi saya adalah Drafter, saya sekarang sedang mencari kerja dan sekarang saya sedang dilema oleh 2 pilihan pekerjaan baru yang mau menerima saya…pilihan itu adalah:
1. Pekerjaan menjadi drafter di sebuah perusahaan exterior landscape, dengan gaji setengah dari penghasilan saya selama di perusahaan sebelumnya. Namun Sabtu Minggu libur, dan saya yakin saya punya banyak waktu untuk keluarga dan ibadah. Lokasi kerja nya di luar kota kelahiran saya maupun istri saya, namun dekat dengan kampus saya dulu. Dan saya cukup nyaman dengan lingkungan kerja karena terdapat Staff yang masih muda2 dan bersahabat menurut saya.
2. Pekerjaan menjadi drafter di proyek dimana saya akan di gaji seuai dengan gaji saya di perusahaan sebelumnya. Tapi saya bekerja sebagai drafter sendirian, dan itu jelas akan membuat saya extra sibuk dengan segudang pekerjaan. Saya takut akan lembur terus dan tidak memiliki banyak waktu untuk keluarga. Karena kadang Sabtu Minggu pun harus masuk. Saya juga terbilang belum terlalu percaya diri untuk memegang proyek sendiri, karena sebelumnya saya masih junior drafter. Namun fasilitas yang lengkap dan tunjangan yang memadai menjadi nilai plus perusahaan ini,
Gaji saya sekitar 8 juta dengan jam kerja rata2 12 jam perhari…dari jam 8 sampai jam 9 atau kadang jam 10 malam, kadang juga pulang cepat jam 8 malam jika memungkinkan, dan hari Sabtu jam 4 sore, Minggu saya usahakan pasti libur Walaupun banyak teman saya yg masuk Minggu. Dan kondisi kerja di proyek seperti itulah yang tidak lagi saya harapkan.
Saya tidak dapat menjamin saya tidak akan terlalu sibuk di perusahaan yang no.1, tapi setidaknya saya punya 2 hari libur kerja dalam seminggu yang bisa saya gunakan untuk keluarga saya dan menyalurkan hobi saya.
Namun, rata2 orang yang saya tanyakan pendapat, menyarankan sya agar memilih perusahaan no.2, karena dalam segi penghasilan dan benefit jauh lebih baik, karena saya sudah punya anak 1 baru umur 2 tahun. Setiap orang berfikir realistis, dengan melihat angka, dan melihat apa yang akan saya dapatkan kelak.
Saya juga kadang berfikir begitu, namun hati kecil saya berkata untuk tidak usah tergiur dengan nominal uang. Karena bagi saya, waktu dengan keluarga adalah sesuatu yang tidak bisa tergantikan oleh benefit apapun.
pendapat atau saran anda sangat berarti bagi saya, terima kasih.
Saya ini usaha sendiri,cm yg dr sy keluhkan sy kasihan dgn ank sy yg setiap hr ny mengikuti kmn pun sy keliling unltk bekerja,msalahny suami sy klo kluar sediri ke tempat ushany tdk mau sendirian,yg selalu dibuat alasan klo kliar sendirian takut sy mrh,pdhl sy tdk berpikitan sprti itu dll…trs bgmn solusiny sampai” tugas skolah ank,tugas rmh dll berantakan mohon solusiny,,
Ibu Kiki, maaf saya baru balas.
Jadi sebenarnya anak-anak ibu mengikuti ibu atau suami ibu? Yang seperti itu mohon agar didiskusikan lagi dengan suami ibu karena anak-anak ibu perlu asupan pendidikan yang mumpuni agar mereka dapat menjadi aset ketika kalian pada suatu saat nanti sudah tidak sanggup lagi bekerja.
Terima kasih.
Kami kerja di ladang, yang maksinal kerjanya 6 jam, tpi kmi hanya kerja 4 jam, tpi gaji tetap sama