Saya terkadang bosan dan sesekali mencari hiburan di internet. Saya biasanya menyenangi humor-humor pendek yang saya biasa temukan di internet. Humor pendek ini bertema remaja, yang artinya hanya lebih direkomendasikan kalian yang sudah remaja saja yang membaca ini.
Saya ada lima buah humor remaja pendek yang saya dapat bagikan kepada kalian. Silakan dinikmati ~
Seorang ayah membeli mesin pendeteksi kebohongan yang dapat menampar orang yang ketahuan berbohong.
Saat makan malam keluarga, terjadi percakapan berikut.
Ayah: Sepulang sekolah tadi kamu ngapain nak?
Anak: Belajar bareng di rumah temen yah.
*Plak! Si anak ditampar robot kebohongan.
Anak: Iya, iya, aku tadi menonton film sama temen.
Ayah: Film apa?
Anak: Kungfu Panda.
*Plak! Si anak ditampar lagi.
Anak: Oke, oke, itu film dewasa yah. Maaf!
Ayah: Saat ayah seusiamu, ayah tidak pernah menonton film porno!
*Plak! Robot kebohongan kini menampar si Ayah.
Ibu: Nggak ayah nggak anak sama aja! Contoh ibu!
*Plak! Robot menampar ibu.
Seorang anak dapat mengetahui masa depan.
Suatu malam sebelum tidur ia berucap, “Selamat tinggal kakek”.
Esoknya kakeknya meninggal.
Beberapa hari kemudian ia berkata, “Daah nenek…”
Dan betul juga esoknya neneknya meninggal.
Hingga suatu malam ia berkata, “Bye ayah!”
Orang tuanya, terkhusus sang ayah menjadi terkejut bukan kepalang, ia menjadi sangat khawatir sepanjang hari. Namun ia heran mengapa sepanjang hari di kantor hingga pulang ke rumah di malam yang larut ia baik-baik saja.
Sang ayah memberitahu istrinya peristiwa ini, kemudian istrinya menjawab, “Bagus untukmu, tadi siang tukang kebun kita tiba-tiba terjerembab dan tewas!”
Esoknya mereka bercerai.
Seorang pengemudi yang membawa lansia dari negara lain diberhentikan polisi di tengah jalan tol.
Kata seorang petugas, “Kalian ditilang sebab tidak mematuhi batas kecepatan.”
Pengemudi menjawab, “Kata siapa? Aku patuh kok! Lihat, aku hanya mengemudi 30km/jam!”
Polisi: “Tapi batas minimum kecepatan di jalan ini adalah 40km/jam, mobil yang terlalu lambat mungkin akan membahayakan pengemudi lain.”
Pengemudi: “Nggak ah, tadi kulihat papan ’30’ di pinggir jalan!”
Polisi, “Oh, itu nomor kilometer, bukan batas kecepatan. Tapi apa kalian yakin kalian baik-baik saja?”
Pengemudi: “Oh, jangan khawatir, kami baik-baik saja. Bahkan belum lama kami keluar dari ‘192’”.
Seorang wanita sangat kesal kepada seorang oknum polisi nakal yang kerap menilangnya dengan mengada-ada.
Wanita tersebut menyamar dan meminjam mobil saudaranya untuk memberi pelajaran kepada polisi tersebut.
Benar saja, ia kemudian ditilang oleh polisi yang sama karena melanggar batas kecepatan. Namun untungnya, si wanita berhasil tidak dikenali.
Berikut percakapannya:
Polisi: Anda ditilang karena mengebut! Boleh lihat SIM Anda?
Wanita: Maaf pak, aku tidak memiliki SIM.
Polisi: Tidak punya? Boleh kulihat KTP Anda?
Wanita: Tidak punya juga pak, tidak sengaja ini terbuang saat aku mabuk hihihi.
Polisi: (semakin tertegun) Lalu apa ini mobil Anda?
Wanita: Bukan dong, mobil ini baru saja kuambil dan pemiliknya kuhabisi. Mayatnya ada di bagasi belakang mobil kikikikik.
Tak lama kemudian mobil wanita tersebut dikerubungi oleh banyak petugas polisi yang dipanggil oleh petugas polisi tersebut.
Seorang polisi: Harap keluar dari mobil Bu! Sekarang juga!
Si wanita keluar dari mobil, seorang polisi menyita kunci mobilnya untuk mengecek bagasi belakang mobil yang katanya ada mayat sang pemilik mobil.
Kosong. Bagasi tersebut kosong.
Petugas polisi lainnya: Boleh kulihat SIM ibu?
Dengan santainya si wanita mengambil dompet dan memberikan SIMnya kepada polisi tersebut.
Polisi: Terima kasih, tapi rekan kami bilang kalau ibu tidak memiliki SIM dan ibu merampok mobil ini dan membunuh pemiliknya.
Wanita: Apa? Itu tidak benar! Terus ia bilang apa? Aku yakin si pembohong itu juga bilang kepada kalian kalau aku tadi mengebut, begitu?
Seorang suami yang sedang sekarat berkata kepada istrinya, “Nanti kalau aku meninggal, tolong kuburkan aku beserta seluruh uangku.”
Istrinya yang sangat setia kepada suaminya, mengangguk dengan sangat sedih.
Benar saja, suaminya meninggal beberapa hari kemudian.
Penguburan pun dilakukan.
Saat peti mati ingin dimasukkan ke liang lahat, sang istri berteriak, “Tunggu!”
Ia membuka peti mati suaminya, memasukkan sebuah brankas yang tergembok ke liang lahat, bersamaan dengan peti mati suaminya.
Setelah ia selesai, temannya yang mengetahui itu berbisik, “Apa kau benar-benar menguburkan seluruh uangnya hingga ke pecahan uang yang terkecil sekali pun?”
Istri mendiang menjawab, “Tentu saja, aku ini orang taat. Aku tidak mungkin berbohong!”
Temannya kembali meyakinkan, “Sampai ke pecahan terkecilnya?”
Sang istri, “Tentu saja semuanya. Seluruh nominalnya kumasukkan ke dalam brankas tersebut dalam bentuk selembar cek dan uangnya kutaruh semuanya di rekeningku. Ia dapat mencairkan cek itu kapan pun yang ia mau.”