Taman TabebuyaSaya tidak percaya bahwa di Jakarta masih menyimpan beberapa taman-taman indah tersembunyi yang juga cukup atau bahkan sangat jarang diketahui orang lain. Saya baru mengenal dari internet ada taman bernama taman Tabebuya di Jakarta Selatan beberapa kilometer di belakang Kebun Binatang Ragunan.

Mungkin nama taman ini cukup asing di telinga orang-orang layaknya Taman Honda Tebet yang juga cukup tersembunyi, namun dilihat dari gambar-gambar dan informasi yang bergentayangan di Internet, saya rasa taman ini telah sukses meledakkan rasa penasaran saya. Akhirnya pada hari-hari setelahnya, saya memutuskan untuk tancap gas, maksud saya, seperti biasa, dengan angkutan umum.


Perginya menyenangkan, datangnya juga

Dimulai dengan hinggap di halte busway Warung Jati, saya menggunakan Transjakarta Koridor 6 menuju Ragunan. Berdasarkan informasi, setelah dengan Transjakarta dilanjutkan dengan Angkot M20 menuju Ciganjur. Berarti rutenya melewati Cilandak KKO, Ok noted. Beruntungnya, saya mendapatkan rute arah Lebak Bulus yang nyata-nyata juga bersinggungan langsung dengan hampir seluruh halte di tujuan Ragunan. Sikat!

Saya sengaja duduk yang paling pojok kiri belakang dari arah laju bus karena kebetulan kosong. Kebetulan angkot M20 memulai rute dari Pasar Minggu menuju Ciganjur yang berarti seharusnya sudah terlihat dari pertigaan halte busway Jatipadang. Dan yup. Angkotnya sudah terlihat beberapa meter setelah halte Jatipadang. Rencana tadinya jika naik arah Ragunan, berarti saya harus turun entah itu di halte SMK 57 atau Departemen Pertanian. Namun karena saya naik yang Bulus, maka saya meminta turun di RSUD Pasar Minggu.

Dari perempatan besar Departemen Pertanian sudah ada beberapa angkot M20 yang ngetime. Kesempatan bagus, dan yang bikin senang adalah kursi depan angkot kosong. Akhirnya saya langsung membuka pintu depan angkot dan duduk di muka, duduk di samping pak supir yang sedang bekerja, mengendarai angkot supaya baik jalannya. Hey, brem bram brem bram brem… suara knalpot angkot. (Apaan sih! Btw, apa anak-anak zaman sekarang masih hapal lirik nyanyian tersebut?)

Ternyata angkotnya tidak baik jalannya. Sedikit menyeramkan seperti sedang dikejar setoran, oh saya lupa. Itu memang sudah menjadi lagu kebangsaan para supir angkot. Ditambah lagi ngetime sembarangan di area larangan berhenti rambu marinir. Karena memang Cilandak KKO adalah salah satu daerah kekuasaan marinir. Akhirnya angkot ngebut sambil mundur demi melanjutkan ngetime di area bebas berhenti. Hahah.

Ngetimenya tidak begitu lama, masih dalam tahap wajar, mungkin sekitar 5 menit. Sambil ngetime, saya melihat iring-iringan kendaraan besar marinir yang saya kira jumlahnya cuma 3. Namun setelah itu menjadi 4, 5, 6, waaa tidak terhitung! Lupakan. Yang penting saya sudah mulai lega dan nyaman ketika sudah masuk ke Jalan Moh. Kafi 1. Suasananya rumah penduduk semuanya sudah seperti di desa-desa, padahal masih di belakang Ragunan. Sedang tamannya masih beberapa kilometer lagi.

Tamannya terlihat setelah turunan tajam dan berada langsung di pinggir jalan. Jadi ketika turun angkot langsung berada tepat di depan pintu masuk taman.


Indahnya masa-masa itu…

Di pintu masuk taman langsung disambut oleh pos satpam. Satpamnya mana? Oh, lagi duduk di sebelah posnya, rupanya terhalang tembok pos. Seperti biasa, satpamnya saya cuekin. Hahah, jangan ditiru yang seperti ini. Tidak sopan. Dan apa maksudnya saya menulis “seperti biasa”? Berarti sudah kebiasaan nyuekin satpam hahah, yang ini lebih-lebih jangan ditiru.

Tamannya lebih besar dari Taman Ayodya namun lebih kecil daripada Taman Suropati. Namun diluar hal itu, pemandangan yang pertama kali menyambut saya adalah bukit Teletubbies mini, atau apalah itu. Cukup menyenangkan untuk sambutan pertama.

Taman Tabebuya

Tamannya masih sangat asri dan nyaman, banyak jalan setapak yang meliuk-liuk namun teratur menuju ke banyak tempat. Salah satunya ke bagian tengah taman yang memiliki arena bermain seperti ayunan dan sejenisnya serta tempat duduk yang sebagian besar ditempati oleh orang pacaran. Hehe. Serius.

Karena saya juga ingin duduk akhirnya saya duduk di ayunan sekaligus mengayun-ayun seperti kembali ke masa-masa indah itu. Ah, sekarang saya sudah tua… Saya tidak peduli dilihat oleh muda-mudi yang sedang bermesraan, yang penting saya bahagia. Tidak peduli mungkin ada yang menyindir saya “Jomblo”. Ah… yang penting “Jomblo bahagia.”


Venice ke-dua di dunia… dari belakang

Sudah cukup main ayunannya, saatnya menelusuri yang lain. Kali ini saya lebih memilih ke bagian belakang taman. Wah, ada jembatan besi imut yang sudah lapuk, kaku, dan berkarat di atas sungai kecil menuju sisi gelap lain taman ini yang tak kalah indahnya. Kecewa saya, padahal jika jembatannya diperbaiki pasti bisa menyaingi Venice yang di Itali. *heheTaman Tabebuya

Pemandangan dari atas jembatan cukup baik, karena sepanjang jembatan banyak bunga-bunga. Di seberang ada gazebo untuk orang-orang berteduh, seperti di Ayodya. Saya bahagia, kali ini di dalam gazebo ada orang tua yang pacaran sepertinya pasangan suami istri yang sedang menikmati masa-masa tua mereka. Terenyuh saya.

Taman Tabebuya

Ya sudah saya cari gazebo lain, karena saya juga ingin merasakan nikmatnya berteduh. Tapi yaahhh, gazebonya cuma sebiji, gajebo deh. Sampai akhirnya saya berada pada ujung lain taman ini yang juga ada jembatan imutnya yang sudah lapuk. Namun kali ini lebih parah, pagarnya sudah lepas hingga disangga bambu. Ampuuun, ampun.

Tambahan, lebih enak ke sini pakai sendal, khusus untuk kalian atau anaknya yang mau ubek-ubek kaki di air kali.


Kenyataan yang berbeda dari yang dijanjikan

Oh, katanya kolam di depan taman yang ada tulisan Taman Tabebuyanya ada angsanya ya? Meluncur… Melewati orang-orang pacaran tadi saya melengang acuh menuju sang angsa. Dan apa yang terjadi justru telah sukses dengan sempurna menjungkirbalikkan senyuman saya. Angsanya mana??? Teratainya belum mekar pula. Ah, saya akhirnya duduk di pinggir kolam sambil melihat banyak ikan-ikan gelap yang tidak saya sadari tadinya.Taman Tabebuya

Setidaknya ada hiburan. Namun duduk pun panas. Kebetulan hari sedang cerah-cerahnya. Alhamdulillah, bisa memfoto awan hehe…

Akhirnya karena kecewa namun tidak dipikirkan (maksudnya gimana sih?!), saya kembali ke ayunan dan mengayun seperti orang kesepian. Mungkin sangkaan jomblo dari orang-orang pacaran menghujani daku. Tapi ya sudah lah, “Jomblo Bahagia”. Sambil mengayun saya mendengarkan salah satu soundtrack dari permainan Candy Crush Saga (hah?) yang memang musiknya relaxing sumpah. Seperti ini musiknya :

https://www.youtube.com/watch?v=C0ZJEOgGrO4

Ah, alhamdulillah, masalah segede gaban bablas semuanya. Andai tiap hari seperti ini… rasanya tidak ingin lepas mengayun di sini. Tampaknya memang cukup lama sekali saya mengayun. Lupa waktu, lupa daratan, untung tidak sampai tertidur. Iya, betul, “Jomblo Bahagia.”terharu


Pulangnya pun bahagia

Ya sudah, ngeri kebablasan mengayun. Saya pulang, namun kali ini dengan senyum ramah ke satpamnya. Mungkin satpamnya bahagia karena hari ini ada orang ganteng ramah kepada dia. (*oekk)

Saya ke sebrang jalan untuk menanti angkot yang tadi. Untuk terakhir kalinya saya menatap taman tersembunyi namun eksotis tersebut. Ah, mungkin lain kali insya Allah akan saya kunjungi lagi taman ini.

Menunggu angkotnya juga tidak lama, –much- better than nungguin baswey. Hahah. Kali ini pun supir angkotnya ramah. Sewaktu saya turun di halte SMK 57 untuk melanjutkan dengan Transjakarta, saya yang duduk samping pak kusir, eh pak supir kemudian memberi uang ongkos kepada supir tersebut dan pak supir tersebut berterima kasih dengan super ramah. Ya Allah, barakallah deh untuk orang seperti itu… *terharu

Alhamdulillah, hari ini indah sekali…


Galeri

Taman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaDSCN1320Taman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman TabebuyaTaman Tabebuya

 

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Lingkar Mungil Nan Sejuk : Taman Ayodya Jakarta

    Berikutnya
    Hamparan Fantasi: Taman Bunga Nusantara


  • 1 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    1. Pingback: Desain Taman Pinggir Rumah - Desain Rumah Modern

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas