Kencan Online
urban legend by : anandastoon
Aku Santoso, pria lajang 25 tahun yang sedang mencari pasangan hidup. Orang-orang bilang peruntunganku sangat buruk dalam hal asmara, hal itu terjadi karena mereka melihatku yang selalu gagal dalam memikat hati wanita. Apa mungkin wajahku kurang tampan ya? Tapi tidak juga, bahkan Tom Cruise saja dapat bersaing rupa denganku. Heheβ¦
Akhirnya ada seorang teman yang menyarankan aku mengikuti perjodohan online. Apa? Aku belum pernah mendengar hal itu sebelumnya, kampungankah aku? Sebuah situs diberitahu olehnya, katanya juga di sana terdapat wanita single yang cantik namun lajang. Wah, semakin bersemangat aku untuk mendaftar dan bergabung di situs tersebut.
Hingga tibalah waktunya malam itu, setelah aku makan malam dan benar-benar tidak ada hal yang aku kerjakan lagi, mulai aku berselancar di dunia maya, dan mulai aku ketik situs perjodohan yang tadi siang diberitahu temanku. Putaran bertulisan loading di pojok atas browser senada dengan degupan jantungku yang tidak sabar ingin mendaftar.
Situsnya benar-benar bertemakan percintaan, warna merah muda dan oranye yang lembut seperti mencairkan perasaanku, ditambah lagi gambar-gambar slider yang membuat aku iri. Marketing yang handal, pikirku. Tanpa berpikir panjang lagi aku mendaftar, lalu memverifikasikan akunku. Selesai.
Pada tahap terakhir penyempurnaan pendaftaran, aku disarankan agar mengisi data diri, foto, terutama usia dan alamat. Hingga akhirnya situs itu langsung menunjukkan beberapa akun wanita lajang yang seusia denganku serta tinggal di kota yang sama denganku. Rasanya seperti lahar yang baru diledakkan dari magma gunung berapi, begitulah aku ungkapkan rasa kebahagiaanku.
Langsung saja aku sapa para wanita tersebut yang kira-kira menurutku fotonya asli, bukan foto editan, foto artis, atau semacamnya. Kiranya ada yang berkenan salah satu dari mereka untuk membalas sapaanku lewat chat. Dan memang benar, tidak menunggu lama, hanya sekitar 15 menit ada yang membalas sapaanku.
Namanya Adinda, 24 tahun, cukup cantik dan juga sama sepertiku, masih lajang. Dia bahkan mengaku sudah lama mencari seorang kekasih dan belum lama ini juga diberitahu temannya agar mendaftar di situs ini. Dia bahagia sekali bertemu aku. Lalu kalian tahu selanjutnya apa? Dia mengajakku bertemu. Kerjatuhan duren ini namanya! Aku langsung berkata, aku di sini mengontrak rumah sendiri, dia dapat mampir setelah aku pulang kerja, mungkin sekitar jam 7 malam. Dia setuju. Tak kusangka, dia yang ingin mampir, bukan aku yang justru pergi ke rumahnya. Ini mungkin menunjukkan bahwa bisa jadi dia orang yang memang sedang sangat menanti kehadiran cinta.
Akhirnya aku berpenampilan serapi mungkin esok malamnya dan bersiap menyambutnya. Benar saja, jam 7 lebih 3 menit, atau jamku yang terlalu cepat, pintu diketuk. Aku melihat dari sela-sela jendela, terlihat itu wajah Adinda. Kubukakan pintu untuknya dan mulailah saat-saat romantis itu berlangsung. Aku mempersilakannya masuk dan duduk, menyantap hidangan spesial yang aku sediakan untuknya.
Baru 1 menit perbincangan saja sudah dapat kusimpulkan bahwa Adinda memiliki banyak persamaan denganku, dari makanan, hobi, dan bahkan profesi. Apalagi dia sangat ramah dan ceria. Kini aku dapat membuktikan kepada teman-teman yang telah mengejekku dengan peruntungan asrama yang sangat buruk bahwa itu tidak benar. Di tengah perbincangan, Adinda memintaku agar menutup sedikit pintu karena dia merasa diganggu oleh nyamuk.
Aku memenuhi permintaannya. Segera aku menuju arah pintu untuk sedikit menutupnya. Tetapi aku justru menemukan seseorang entah darimana asalnya bersembunyi di samping pintu di luar rumahku. Pria itu bertopeng, aku sontak langsung berteriak ada perampok. Namun sepertinya pria itu mengetahui apa yang akan aku lakukan dan langsung memukul kepalaku dengan keras hingga aku jatuh terjerembab dan berdarah.
Terakhir kali aku menatap Adinda di saat sekarat itu, dia melihatku sambil tersenyum mengerikan dengan matanya yang melotot tajam.