Saya baru saja diundang untuk mengisi webinar tentang inovasi dan saya sudah memikirkan materi ini. Tapi sayangnya… entah kenapa saya tidak membawakan di hari H.
Seorang muslim, sudah selayaknya menjadikan Rasulullah Muhammad saw., sebagai seorang panutan. Karena beliau sebagai manusia begitu memikirkan umatnya dan bahkan menetapkan standar bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
Memang apa petuah beliau yang menjadi kunci utama dalam berinovasi? Sebelumnya, saya ingin memaparkan kisah berikut:
Diriwayatkan oleh Abu Hindun bahwa ketika Tamim al-Dari keluar dari Syam menuju Madinah, ia membawa lampu, minyak zaitun, dan tali kecil. Ketika sampai di Madinah, ia menyuruh budaknya, bernama Abu al-Barad untuk menggantungkan lampu yang dibawanya itu dengan tali yang sudah dicampur minyak zaitun dan telah dipintal.
Ketika matahari sudah mulai terbenam, ia memasangnya di masjid. Ketika Rasulullah tiba di masjid, beliau melihat masjid begitu terang. Beliau lantas bertanya, βSiapa yang melakukan ini?.β Orang-orang menjawab, βTamim, ya Rasulallah.β Beliau kemudian bersabda, βEngkau telah menerangi Islam. Semoga Allah menerangimu di dunia dan di akhirat nanti.β
Beliau saw., memuji apa yang dilakukan oleh sahabat Tamim r.a., artinya Islam tidak tertutup dengan inovasi apa pun selama itu bermanfaat bagi sesama.
Lalu apa kunci yang menjadi landasan awal kita berinovasi? Rasulullah saw., sudah memiliki petuah jitu yang harus menjadi pegangan bagi setiap umat manusia untuk melakukan sebuah inovasi. Kunci jitu beliau terbagi dalam empat poin, yaitu:
βBerilah kemudahan dan jangan mempersulit, Berilah kabar gembira dan jangan membuat mereka lari.β
(HR. Bukhari dan Muslim)
Tujuan kita berinovasi adalah untuk membuat urusan orang lain semakin mudah. Jadi inovasi bukanlah sekedar ide, namun ide tersebut dapat diaplikasikan di atas hajat atau kebutuhan orang banyak. Coba pikirkan, jika dahulu kita ingin mengecek saldo kartu ATM harus keluar rumah, terkadang hujan-hujanan demi mengunjungi gerai ATM kedepan. Sekarang kita dapat melihatnya di genggaman kita sendiri.
Bahkan semakin hari, inovasi ‘sekali klik’ itu semakin memenuhi ranah kehidupan kita sehari-hari. Dari mulai membuat laporan hingga memesan makanan. Betapa mudahnya hidup kita ini dengan semua terobosan-terobosan bermanfaat tersebut.
Terkadang tidak sedikit inovasi yang sebenarnya diniatkan untuk mempermudah suatu urusan, namun dalam penerapannya justru cenderung membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih merepotkan. Tidak jarang inovasi tersebut memakan lebih banyak waktu para penggunanya daripada dengan cara manual.
Pelaksanaan sebuah inovasi haruslah dapat diterima oleh sebagian besar pengguna, dari mulai murid sekolah dasar hingga orang-orang lanjut usia, dari mulai mereka yang diberi kesempurnaan fisik, hingga mereka yang menyandang disabilitas.
Ada ilmu khusus yang membahas hal ini, yakni User Experience atau UX. Bahkan pemilihan warna dan tata letak bisa menjadi bahasan serius hanya untuk menjaga para pengguna agar mereka tetap nyaman dan efisien dalam menikmati inovasi seseorang.
Setiap orang menyenangi fitur baru, bahkan menunggu-nunggunya. Saya ingat sewaktu bus Transjakarta sedang berbenah menuju lebih baik, sebuah spanduk terpajang di atas jembatan penyebrangan yang bertuliskan, “Sekarang Ragunan Kuningan hanya 35 menit!” jika dibandingkan dengan transportasi mobil yang dapat satu jam karena macet.
Atau dalam ranah teknologi, kabar gembira ini terus dilayangkan dalam bentuk email langganan hingga spanduk besar agar inovasi yang telah diterapkan secara susah payah dan dalam waktu yang tidak sebentar itu memiliki buah yang manis dan dapat dipetik oleh setiap pengguna inovasi tersebut.
Kita terkadang mengunjungi sebuah forum hanya untuk mencari tahu apa yang baru dari sesuatu yang kita senangi. Kapan ada film baru, permainan baru, fitur software baru, produk otomotif terbaru, dan lain sebagainya. Apalagi begitu kita datang ke forum tersebut, pengumuman mengenai sebuah fitur canggih yang telah kita tunggu-tunggu telah dirilis.
Bukankah itu sebuah kabar gembira?
Bagaimana pendapat kalian mengenai sebuah inovasi yang menyulitkan pengguna dan pengguna tidak tahu harus berbuat apa dengan inovasi tersebut? Benar, mereka akan lari mencari produk lain.
Pertanyaannya adalah bagaimana menjaga mereka agar tidak lari begitu ada gangguan dari sebuah produk inovasi? Jawabannya adalah Customer Service atau layanan pelanggan yang mumpuni. Mereka memiliki jobdesc untuk menenangkan pelanggan yang sedang dilanda kesulitan hingga diberi jalan keluarnya.
Terkadang banyak hal yang membuat kita luput dari perihal menjaga pelanggan kita.
Contohnya, sebagai pengusaha sebuah pusat perbelanjaan atau mall, terkadang ada satu atau dua orang pegawai mall tersebut yang membuat pengunjung tidak nyaman dan membuat sang pengusaha memiliki potensi kehilangan pelanggan. Apa yang harus dilakukan jika itu terjadi?
Tentu saja pengusaha mall tersebut memasang banyak informasi tentang layanan dan aduan pelanggan yang mudah terlihat dan mudah pula diakses. Sekali lagi, layanan pelanggan ini berfungsi untuk mengikat pelanggan agar mereka tidak lari.
Lihat? Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Nabi kita yang mulia telah membagikan jurus-jurus kilat sebagai panduan dalam melakukan sebuah inovasi. Selayaknya sebagai umatnya, kita perlu jadikan landasan yang kuat untuk memulai sebuah inovasi.
—<(Wallaahu A’lam Bishshawaab)>—