Cerita Dari: Sisca
Hi… aku Sisca… selain kisahku waktu di opname, aku juga pernah ketemu kuntilanak & liat mukanya dgn jelas bgt! hiiii… seremmm! Kisah ini aku alami bulan februari 2005.
Waktu itu, aku ada di sekolah sampe jam 10 malam, soalnya ada acara peringatan 100 th sekolahku. Untuk pulang ke rumah, aku harus naik angkot. Ngga tau kenapa, rasanya kok udara lebih dingin dari biasanya…. emang udara di Bandung klo malam dingin, tapi ini dingin yg ngga biasa… aku tetap mencoba untuk positive thinking. Akhirnya, setengah jam kemudian aku nyampe juga di jalan besar di depan gang u/ ke rumahku. Jarak rumahku ke jalan besar cukup jauh, kurang lebih 500m.
Karena di sepanjang gang di dekat jalan besar itu kalo malam banyak orang yg main judi & mabuk2an, aku memutuskan untuk lewat gang lain, sekalian memotong jalan. gang yang aku lalui benar2 sepi, kontras dgn gang yg biasa aku lalui klo pulang ke rumah. Sekitar 200m dari gang itu ada sebuah jembatan dan tepat di ujung jembatan ada rumah tua dgn pekarangan luas & banyak pohon2 gedenya. Rumah itu selalu sepi. Walaupun dijadikan rumah kost, tetap saja tdk ada mahasiswa yg mau kost di situ, soalnya sering diganggu penunggunya. kata orang yg tinggal di sekitar jembatan itu, sebaiknya jangan pernah melewati jembatan itu di atas jam 9 malam, soalnya suka liat yg aneh2 di pekarangan rumah tua itu.
Aku nekat aja, soalnya selain lebih cepat untuk sampai ke rumahku, aku juga terhindar dari orang2 jahil yg suka menggoda cewek dgn kata2 jorok. Sambil berdoa, aku tetap berjalan di gang itu… dan saat aku melewati jembatan… astaga! ada sosok putih menggantung di dahan pohon nangka di pekarangan rumah tua itu… aku berusaha meyakinkan diri kalo itu karung yg biasa dipakai untuk menutupi buah nangka. Tapi itu bukan karung! itu seperti baju tidur yg panjang!
Sambil jalan, aku memberanikan diri untuk melihat ke arah sosok putih itu.. dan astaga! mukanya pucat spt lilin dan matanya tajam banget! rambutnya panjang dan acak2an. Dia menatap ke arahku dan dia terus memperhatikan aku saat aku sedang berjalan. aku ketakutan dan berusaha untuk berdoa, sambil bilang “punten… punten…”. Saat melewati kunti itu, aku jalan pelan2, dan setelah berada cukup jauh dari rumah itu, aku berlari sekencang-kencangnya ke rumahku.