Tombol Shutter Kamera

urban legend by: anandastoon

Tombol Shutter Kamera

“Haha! Akhirnya aku dapati kamera baruku. Kini aku dapat membuat momen lebih istimewa ketika travelling.”

Aku senang travelling sendirian ke tempat yang jauh. Makanya aku menunjuk daerah istimewa yang menjadi target travelling spesialku dengan kamera baruku itu selanjutnya.

Pada hari yang telah ditentukan, berangkatlah aku ke tempat yang dimaksud. Aku sudah baca sebuah informasi yang menunjukkan bahwa tempat yang aku tuju lumayan angker. Namun aku sudah biasa mengunjungi tempat-tempat itu sebelumnya jadi tidak masalah. Bukankah setiap tempat terbuka di alam memiliki cerita mistisnya sendiri-sendiri?

Sampailah aku ke tempat tersebut. Wahana alami yang berada di bawah lembah pegunungan dengan gemericik air sungai mengalir di sekelilingnya. Tarif masuknya murah, hanya 10 ribu rupiah. Aku segera berburu gambar-gambar hebat dengan kameraku. Lagipula, pengunjungnya tidak begitu banyak, mungkin bukan karena hari kerja.

Beberapa langkah masuk ke hutan alam, aku merasa haus. Aku mengeluarkan sebuah minuman kaleng dan meminumnya dengan sekali teguk, karena aku tidak menemukan tempat sampah, kulempar kaleng tersebut ke arah pepohonan sehingga mengeluarkan bunyi yang cukup nyaring.

Aku mulai mencari tempat yang bagus untuk mengambil gambar. Ketemu satu, aku tekan tombol shutter kameraku. Tetapi ada suara kaleng bersamaan aku menekan tombol shutternya. Kulihat beberapa pengunjung di sekeliling, tidak ada yang meminum minuman kaleng. Mungkin hanya anak kecil iseng.

Aku semakin masuk ke dalam area hutan, tempat-tempat di sini semakin bagus. Jamur, sinar matahari yang masuk dari sela pepohonan, buah-buah menggantung, serta bunga-bunga, akan menjadi momen terbaik travellingku saat ini. Aku sempat kebingungan memilih mana yang akan aku jepret terlebih dahulu. Mungkin mulai dari jamur-jamur terlebih dahulu.

Kutekan tombol shutter kameraku. Terdengar kembali suara seperti sebuah kaleng yang dipukul.

Aku kaget, lantas kulihat sekeliling. Para pengunjung sudah tidak terlalu banyak. Aku tidak pedulikan.

Kutekan lagi tombol shutternya. “Klentang!” Begitu bunyinya.

Apa kamera ini rusak? Mungkin aku coba cek garansi, barangkali masih berlaku. Aku melihat foto-foto yang aku hasilkan tidak apa-apa.

Sekali lagi aku jepret sebuah gambar. “Klentang!” Masih begitu bunyinya.

Kemudian aku teringat sesuatu. Bunyi itu persis dengan bunyi kaleng minuman yang aku lempar tadi. Merinding aku dibuatnya, aku berlari keluar tempat wisata dan menuju pulang. Di atas bus aku mencoba menekan kembali tombol shutter kameraku ke arah luar jendela bus, “Klentang!”
Bunyinya tetap begitu.

Mungkin halusinasiku saja. Aku melihat sekeliling para penumpang terlihat baik-baik saja.

Senja itu aku pulang ke rumah. Setelah mandi dan makan malam, aku mulai mentransfer foto-foto dari kameraku ke komputer. Lihat, gambar-gambar yang bagus. Teman-temanku pasti akan iri melihatnya. Bahkan ketika aku menjepret pemandangan dari dalam bus, dengan kameraku itu gambarnya menjadi… aneh?

Foto dari bus itu menjadi pengecualian. Aku mencoba melihatnya lebih jelas. Itu bukan keanehan, namun dari kaca jendela bus yang agak kusam aku dapat melihat bayang-bayang. Bukan, bukan dari luar bus, melainkan dari dalam. Aku mencoba melihatnya lebih jelas, sosok itu berdiri di samping tempatku duduk, hitam, dengan kepala botak yang sedikit terlihat pecah dan mata yang besar berwarna merah sedang melotot ke arahku seakan marah.

Aku langsung menutup gambar tersebut, mencabut kabel USB dari kameraku dan kameraku kembali menyala dalam mode standby. Dengan sedikit gemetar aku raih kamera tersebut, dan mencoba kembali menjepret apa pun di kamarku.

“Klentang!” Suara tersebut ternyata tidak berasal dari shutter kamera. Suara tersebut berasal dari belakangku.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Diary #5: Orang Produktif

    Berikutnya
    Diary #6: Popularitas Di Atas Koin


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas
    Pakai tema horor