Alarm Itu Mengganggu

urban legend by : anandastoon

kripikpasta

Aku bertetangga dengan seorang remaja di sebuah apartemen sempit. Bukan, tetanggaku bukanlah berada di sampingku melainkan di bagian atas dan bawah karena satu lantai hanya muat satu kamar. Meski begitu, kamar-kamar di apartemen ini tidaklah sempit, melainkan sangat luas sehingga aku bisa menggelar permadani besar di kamar tidurku.

Ada satu hal yang aneh dengan tetanggaku, ia selalu memasang alarm jam 8 malam. Aku tidak tahu apa yang ia lakukan sehingga perlu pengingat di saat bukan jam tidur. Aku pikir awalnya ini hanyalah ketidaksengajaan. Tetapi alarm itu terus berulang setiap jam 8 malam, dan dia baru mematikan beberapa menit kemudian.

Aku berpikir positif, mungkin dia bekerja shift malam sehingga harus memasang alarm, jadi aku memaklumi. Sayangnya, bunyi alarmnya mengganggu, aku tidak pernah mendengar bunyi alarm setidakmenyenangkan dan sekeras itu. Aku sesekali harus memintanya untuk mengecilkan volumenya, setidaknya.

Untungnya, di bawah kamarnya sudah tidak ada tempat tinggal lagi karena kamarnya berada di lantai pertama.

Tapi tunggu, aku baru menyadari bahwa tidak pernah ada kegiatan apa pun setelah alarm itu dimatikan. Tidak pernah terdengar ada pintu terbuka, atau suara air dinyalakan, atau suara apa pun dari kamar itu. Ini agak aneh.

Malam esoknya alarm itu berbunyi lagi, dan aku langsung turun menuju kamarnya.

Sebuah hal yang sangat mengejutkanku bahwa kamarnya sepi dan gelap. Hanya terdengar suara alarm itu. Tidak ada lampu dinyalakan, atau dia lupa menyalakannya. Aku berniat mengetuk pintunya.

Saat ingin kuketuk pintu kamarnya, terdengar bunyi sesuatu yang mematikan suara alarmnya. Lalu aku menunggu sebuah lampu menyala, namun hal itu tidak pernah terjadi, jadi aku langsung ketuk pintunya.

Tepat setelah ketukan ketiga, daun pintu bergerak, dan pintu mulai terbuka. Aku jadi agak ketakutan, sebab tidak ada sedikit pun cahaya keluar dari kamar itu.

Si remaja itu mengeluarkan kepalanya dari dalam pintu, dengan kondisi bertelanjang dada, atau telanjang sepenuhnya. Aku tidak tahu.

Ia hanya berkata, “Ada perlu apa? Maaf, aku sedang tidak ingin diganggu.”

Aku meminta maaf dan dia membalas dengan sebuah senyum yang terlihat sedikit dipaksakan. Ia segera kembali menutup pintunya bahkan sebelum aku menyampaikan keinginanku. Dasar orang aneh.

Besoknya, lusa, hingga beberapa hari kemudian alarm itu kerap berbunyi di jam yang sama.

Hingga akhirnya pada suatu malam, aku mendengar keributan di lantai bawah, setelah suara alarm yang tidak kunjung ia matikan. Aku segera turun untuk mengeceknya.

Sesampainya di tangga, aku melihat sedikit kerumunan dan polisi. Ada apa? Apa yang terjadi? Aku turun dan bertanya kepada warga di kerumunan. Namun mereka juga sama-sama tidak tahu.

Si remaja itu meninggal dunia, aku hanya melihat kubangan darahnya dari dalam kamarnya. Setelah itu kerumunan terbelah mempersilakan petugas mengevakuasi mayat si remaja ke ambulan.

Tandunya lewat dihadapanku, yang menggantung sebuah tangan si remaja disertai cucuran darah keluar dari dalam tandu yang tertutup. Aku tidak mengerti apa yang barusan terjadi, dan ini menyisakan banyak teka-teki di dalam pikiranku. Benar-benar menakutkan.

Esok malamnya, di mana diriku masih terngiang akan kejadian kemarin, aku mendengar suara alarm tersebut berbunyi kembali, dari sebuah kamar kosong yang tadinya berpenghuni tersebut.

Aku turun dan pelan-pelan masuk ke kamarnya. Aku menyalakan lampu dan terlihat kamarnya yang kosong itu memiliki banyak lambang aneh. Seperti pemuja setan, pikirku. Jam alarmnya masih berbunyi dan aku berusaha untuk menghentikan suaranya, tetapi aku tidak bisa menemukan tombol untuk mematikannya.

Karena kesal dengan bunyinya yang sangat melengking itu, lantas aku kehilangan kesabaran dan membanting jamnya dengan keras hingga hancur berantakan. Baru setelah itu bunyi alarmnya hilang dan aku kini hanya merasakan kesunyian di kamar kosong yang masih menyimpan aroma amis darah.

Aku segera keluar, menutup pintu kamar dan berlari ke atas. Lampu kamar itu sengaja tidak aku matikan.

Tidak ada yang terjadi kepadaku setelah itu. Aku tenang karena tidak ada lagi bunyi mengganggu dari alarm menyebalkan itu.

Nyatanya aku salah. Alarm tersebut selalu bunyi setiap pukul 8 malam, dan selalu terdengar ada yang mematikannya.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Kripikpasta 32 : Ospek

    Berikutnya
    Horor Pendek 26 : Nasehat Guru


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas
    Pakai tema horor