Konsol Nintendo

Hari ini kita hidup di era video game yang sudah memiliki grafik yang AAA atau realistis dan membahana. Tetapi di satu sisi, ada sebuah perusahaan konsol yang dari zaman dahulu masih bertahan hingga kini, mempertahankan estetikanya.

Nintendo, adalah sebuah konsol dengan maskot Super Mario Bros legendaris. Nyatanya, penjualan konsol Nintendo dari mulai NES, Game Boy, Wii, DS, hingga Switch tetap menjadi pamor pada zamannya.

Permainan-permainan maskot mereka juga masih bertahan. Dari mulai Super Mario Bros itu sendiri, Donkey Kong, Zelda, hingga Kirby, masih terus memproduksi seri-seri video gamenya yang ternyata masih sangat laris di tengah membludaknya video-video game yang menghiasi Steam, Play, dan App Store.

Begitu pun Nintendo juga bersaing dengan konsol ‘modern’ lain seperti Xbox 360 dan PS5.

Apa sih rahasianya yang membuat game-game konsol tersebut masih sangat bisa bertahan?


1. Paham formula

Nintendo sepertinya memahami betul perilaku pemain-pemain video game dari zaman ke zaman. Apalagi sebagai salah satu pionir konsol, Nintendo pastinya memiliki formula khusus untuk memikat hati penggunanya di tengah ketatnya persaingan video game.

Meskipun sekarang kebanyakan video game adalah bertema multiplayer dan/atau sarat mikrotransaksi (pembelian dalam game), namun Nintendo masih dalam identitasnya.

Benar bahwa ada beberapa video game Nintendo yang sifatnya adalah freemium atau game gratis namun sebenarnya banyak sekali pembelian dalam game.

Salah satu contoh game freemium resmi dari Nintendo adalah Super Kirby Clash. Di dalamnya banyak sekali mikrotransaksi seperti pembelian upgrade jika ingin memenangkan target secara lebih cepat. Atau lebih tepatnya, pembelian booster.

Tetapi game freemium Nintendo kebanyakan tidak mendapatkan hati penggemarnya karena memang bukan di sana identitas Nintendo.

Nintendo seakan menyadari bahwa sebuah game harus memiliki faktor hiburan yang tinggi. Sebab, itulah tujuan awal dari sebuah permainan.

Tentu saja, dari apa yang saya lihat dari video game Nintendo, terutama dari game-game maskotnya, terpampang standar tinggi yang sulit sekali tersaingi permainan lain dengan grafik yang lebih dahsyat.


2. Penguasaan panggung

Betul bahwa grafik video game di Nintendo Switch sudah dapat kita sandingkan dengan grafik-grafik di konsol-konsol modern semisal PS5 dan PC.

Salah satu contohnya adalah dari Super Mario Odyssey berikut:

Konsol Nintendo

Dan berikut grafik render 3D dari Kirby and The Forgotten Land.

Konsol Nintendo

Semuanya sudah benar-benar modern, dengan render 3D yang memukau. Tidak terlihat pixelated atau retro.

Lalu apa yang membuat permainan-permainan tersebut spesial? Padahal video-video game lain yang serupa pun juga memiliki render 3D yang tak kalah menakjubkan.

Game-game Nintendo tersebut sepertinya berusaha membuat world atau stage yang benar-benar cozy dan nyaman. Para pemain mendapatkan kesempatan untuk menjelajahi level seleluasa mungkin, bahkan ada beberapa objek ringan yang dapat berinteraksi dengan para pemain.

Keunggulan game-game Nintendo adalah mereka terlihat sekali menguasai setiap aspek dalam video game. Dari mulai grafik, musik, cerita, dan tentu saja mekanik/gameplay.

Apalagi saat kita berbicara tentang musik. Saya pernah membuat artikel khusus mengenai alasan musik-musik game Jepang banyak yang legendaris. Saya sendiri memiliki playlist lagu Kirby dengan bermacam mood untuk saya dengarkan sepanjang hari.

Begitu pun dengan cerita, atau story, atau lore. Banyak sekali cerita-cerita di game Nintendo yang seperti Disney. Terlihat seperti permainan untuk anak-anak, namun ternyata saat kita telusuri, ternyata lorenya cukup “dark”.

Konsol Nintendo

Pun jangan kita tanyakan lagi masalah mekanik/gameplay. Saya sendiri melihat dalam satu level dari sebuah game maskot Nintendo, terkandung banyak mekanik yang masing-masing dapat menjadi game tersendiri.

Cara menyerang raja/boss mereka pun sangat bervariatif, dari mulai yang paling simpel seperti mengeluarkan tembakan, hingga yang tidak terbayangkan seperti memanipulasi layar dan kamera sebagai bagian dari teknik penyerangan.


3. Menyeimbangkan realita dan fantasi

Suatu ketika saya melihat artikel-artikel di internet mengenai alasan mengapa banyak sekali game-game hari ini yang membosankan.

Padahal game-game yang membosankan itu benar-benar memiliki grafik yang wah dan menakjubkan.

Alasan utamanya sebenarnya simpel. Game-game tersebut terlalu realistis. Menawan, namun cepat membosankan. Seolah-olah para developer hanya ingin memamerkan kemampuan teknik rendering mereka.

Atau dengan grafis-grafis yang terlalu fantasi. Beberapa pemain terlalu bingung untuk mencerna beberapa efek visual dan latar belakang yang terlalu imajinatif.

Sedangkan banyak video-video game maskot Nintendo yang bagi saya, berhasil menyeimbangkan aspek realita dan fantasi. Artinya, memiliki render 3D yang realistis, namun untuk objek-objek yang tidak biasa.

Jadi pemain seperti masuk ke dalam dunia yang sedang mereka mainkan, ikut berimajinasi dengan suasana di sekeliling mereka.

Beberapa pemain bahkan ada yang sampai berandai-andai apabila dunia fantasi yang mereka mainkan dari game-game Nintendo tersebut terjadi di dunia nyata.

Konsol Nintendo Konsol Nintendo

Omong-omong, saya pernah melihat teman saya memainkan permainan “Android” atau “Detroid” saya lupa. Game robot yang benar-benar seperti manusia sungguhan, menitikberatkan pada cerita.

Saya akui saya sangat takjub dan menganga melihat renderingnya yang begitu realistis. Waktu itu, teman saya tersebut mendapatkan bad ending. Hanya saja, kami tidak tertarik untuk bermain dari awal lagi ‘hanya’ untuk mendapatkan good endingnya.

Kami memilih untuk melihatnya lewat Youtube.

Alasannya karena permainannya membosankan, replay valuenya sangat rendah. Grafiknya terlalu realistis seperti yang sering saya lihat sehari-hari, dan tidak pula ada nilai tambahan dari faktor lainnya.


4. Totalitas

Saya sering melihat banyak meme yang mengejek perusahaan game besar yang terlalu terburu-buru merilis video game mereka. Banyak yang bilang, para developer tersebut terlalu bernafsu mengejar keuntungan.

Pada akhirnya banyak video game modern yang ngebug dan developer terlalu mengandalkan DLC (downloadable content) sebagai dari fiksasi.

Konsol Nintendo

Nintendo sangat anti dalam perbuatan seperti itu.

Shigeru Miyamoto, yang saya sebut sebagai “bapaknya Nintendo”, pernah mengutarakan,

Permainan yang ditunda (rilisnya, karena penyempurnaan) pada akhirnya dapat menjadi bagus. Tetapi permainan yang dibuat tergesa-gesa akan selamanya buruk.

Inilah mengapa kita tidak pernah menjumpai permainan Nintendo yang terlalu mengandalkan DLC. Nintendo berani mematok harga yang sangat mahal untuk video game mereka dan masih tetap dapat laris di pasaran.

Contohnya, harga Kirby and The Forgotten Land adalah senilai $60 atau sekitar Rp800.000. Waw hampir sejuta.

Tetapi di dalamnya termasuk:

1. Permainan utama dengan tujuh world dan masing-masingnya ada empat atau lima stage. Masing-masing stage hampir memiliki grafik, musik, mekanik atau gimmicknya tersendiri.

2. Ruangan untuk menguji setiap abilitas atau senjata. Semacam teka-teki yang menyenangkan dan memiliki target waktu.

3. Memiliki boss rush dan pemain dapat melihat final boss yang selama ini mereka belum pernah saksikan. Dan kebanyakannya berhasil membuat para pemain ternganga puas.

4. Ada stage tambahan agar pemain dapat melihat cerita lain yang menjadi variasi dari cerita utama.

5. Bahkan memiliki beberapa minigame menarik yang tidak ada hubungannya dengan permainan utama.

Itu semua sudah tersedia dalam satu game tersebut, tanpa adanya DLC.


5. Dari hati

Yang terakhir ini sebenarnya faktor utama yang wajib tertanam pada setiap perusahaan pengembang game. Yakni membuat game dari hati, bukan untuk industri.

Dari poin pertama telah saya sebutkan, salah satu tujuan video game adalah untuk hiburan. Jadi faktor ‘menghibur’nya harus mendapatkan tempat maksimal.

Karena faktor hiburan inilah yang membuat kita dahulu tidak bosan-bosan mengulang-ulang sebuah video game yang telah berkali-kali kita tamatkan. Dan Nintendo menguasai faktor ini.

Beberapa pemain seakan mendapatkan ‘rasa cinta’ para developer dari game yang mereka rilis. Tak jarang beberapa hal ekstra kerap mereka temukan setiap kali mereka mengulang permainan.

Begitu banyak hal ekstra yang kita temukan dalam video game maskot-maskot Nintendo. Hal-hal ekstra tersebut sangat menghibur, seolah seperti teman dalam kesedihan.

Jadi para pemain bukan hanya memainkan game Nintendo untuk membunuh waktu, namun juga untuk membantu meringankan masalah psikologis mereka.

Easter eggs, UI/HUD yang menarik dan membahagiakan, beberapa informasi-informasi tambahan dan tersembunyi, mini game yang menarik dan histerikal, grafik yang unik nan menghibur, semuanya itu adalah formula ultimate sebagai faktor utama tumbuhnya bibit nostalgia dalam batin seseorang.

Sejujurnya, saya sendiri belum pernah memainkan game Kirby apa pun. Hanya menontonΒ playthroughnya lewat Youtube saja.

Namun kekaguman saya dalam seluruh aspek yang developernya curahkan untuk game-game Kirby itu, berhasil membuat saya langsung ‘jatuh cinta’. Bahkan pernah sesekali saya bergidik karena begitu dalamnya detail yang developer tancapkan kepada game itu.

Kebahagiaan yang saya dapatkan dalam menikmati tayangan walkthrough game-game Nintendo, jarang saya rasakan untuk video-video game modern saat ini.

Apabila sebuah game dapat menjadi inspirasi seperti desain atau karya lainnya, game tersebut layak menyandang sebutan masterpiece.

 

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
πŸ€— Selesai! πŸ€—
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    5 Panduan Perusahaan Hire Programmer

    Berikutnya
    Meredakan Depresi atau Trauma Paska Viral


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. πŸ˜‰

    Kembali
    Ke Atas