Ramadan 2025 kemarin, saya tiba-tiba menemukan banyak postingan di media sosial yang bilang mereka tidak siap dengan lebaran. Ada apa?
Semakin banyak orang yang tidak lagi menganggap momen lebaran sebagai momen yang berkesan. Mereka sampai di tahap begitu malas bertemu sanak saudara dan cenderung ingin menutup diri di kamar mereka masing-masing.
Tidak semua orang beruntung mendapatkan kenikmatan sesuai standar sosial dan mereka tidak ingin mendengar itu dari orang-orang yang bertamu ke rumah mereka. Terlebih, mereka sendiri sedang berjuang menghadapi masalah mereka masing-masing.
Banyak orang menyadari bahwa sebagian besar sanak famili yang berkunjung akan membangga-banggakan kehidupan mereka, termasuk anak mereka sendiri. Apalagi jika kemudian sesi tersebut mereka jadikan perbandingan dengan sebagian dari kita yang belum mendapatkan kenikmatan itu.
Di satu sisi, menutup diri di kamar bisa menjadi hal yang begitu membosankan dan menguras energi meskipun kita tidak berbuat apa-apa sama sekali. Di sinilah jiwa seorang manusia yang menginginkan kebebasan itu berteriak.
Ada yang berpikir ingin berwisata saja, tetapi di satu sisi kita sudah paham bahwa terjadi pula kemacetan parah di jalan-jalan menuju tempat wisata setiap momen libur panjang.
Apakah ada cara untuk mengobati rasa bosan di kamar selain dari menggulir-gulir sosial media tanpa henti yang bisa memperparah kondisi mental?
Saya pun memikirkan hal itu. Meski saya tidak pernah merasakan masalah demikian, bukan berarti saya tidak peka dan mengabaikan masalah sosial ini.
Berikut tips dari saya, hanya lima buah, yang semoga bisa meringankan beban sosial bagi yang memang sedang ingin mengurung diri di kamar masing-masing.
Tadinya saya ingin sekali menulis bahwa tips pertama ini adalah mengalihkan perhatian dengan membaca, ya entah buku atau artikel di internet. Tetapi saya urungkan karena pastinya para pembaca sudah dapat menebaknya.
Sekarang bagaimana kalau kita mencoba memikirkan hal-hal yang kita selalu penasaran dari jauh hari, dan mencoba mencari artikelnya di internet.
Misalnya ada lore di video game favorit kita yang sampai saat ini kita tidak tahu mengapa bisa begitu. Darimana asal usul nama Mario yang jadi maskot Nintendo itu? Kenapa singa dinobatkan menjadi raja hutan? Mengapa kunang-kunang bisa bercahaya? Bebas.
Manusia pada dasarnya akan puas jika mendapatkan jawaban dari sebuah misteri. Dan itu bisa meningkatkan rasa bahagia yang ada pada mereka.
Ada begitu banyak konten bermuatan positif di internet tetapi sayangnya sedikit sekali mendapatkan perhatian dari audiens.
Mengapa konten positif kebanyakan sedikit sekali mendapatkan lirikan dari masyarakat kita? Karena kebanyakan hanya ingin menikmati konten instan yang sarat pengakuan atau validasi dari orang lain.
Kita bisa setingkat lebih baik dari mereka jika kita selalu mendapatkan asupan konten yang bisa mengasah karir atau kehidupan kita lebih baik lagi.
Cobalah cari apa yang biasanya para pengusaha atau orang-orang hebat itu cari dan baca di internet, kita bisa tiru langkah mereka agar satu jalan suksesnya dengan mereka.
Jika tugas kantor bisa kita bawa ke rumah, lebih baik kita coba selesaikan.
Mungkin terdengar menyedihkan saat hari raya tetapi justru berkutat dengan tugas yang seharusnya kita terhindar darinya.
Tetapi mohon ingat satu hal,
Saat kita berhasil menyelesaikan sebuah tugas, kita bisa lebih tenang dan berbahagia karena ada yang bisa kita apresiasi dari diri kita sendiri.
Namun kita bisa ganti dengan tugas yang lain jika kita tidak punya tugas resmi. Menata buku, membersihkan kamar, menghias meja, merapikan kasur, banyak sekali yang bisa kita lakukan.
Terdengar sepele, tetapi ingat prinsip “kaizen” orang Jepang yang artinya sesederhana melakukan perbaikan. Di sini perbedaannya adalah, kita menantang diri kita untuk menjadi lebih baik dalam melaksanakan tugas.
Seperti contoh, saat kita menata buku di kamar, pastikan bukan hanya sekadar rapi. Kita bisa susun juga berdasarkan warna, ukuran, atau apa pun yang membuatnya lebih nyaman kita pandang.
Kita bisa aplikasikan di setiap tugas yang lainnya.
Saya beri bocoran, teknik “kaizen” ini menjadi begitu mahal di tengah maraknya masyarakat kita yang lebih cenderung mengandalkan teknologi terkhusus AI.
Tidak ada salahnya kita mengunduh aplikasi matematika, psikotes, atau sekadar mengerjakan teka-teki silang. Permainan-permainan dalam kategori puzzle pun termasuk.
Asah otak sebagai bentuk menjaga ketajaman berpikir begitu penting dan banyak sekali manfaatnya.
Otak yang kerap terasah akan meningkatkan kecerdasan dan mencegah berbagai penyakit pikiran di masa-masa mendatang seperti pikun.
Menyelesaikan sebuah riddle merupakan sebuah keahlian, tidak semua orang mendapatkan karunia seperti itu. Dan itu memang perlu kita asah secara berkala.
Hari ini semakin jarang orang-orang yang memiliki kepekaan tinggi untuk dapat mengidentifikasi sebuah masalah. Jadi jangankan punya kemampuan memecahkan masalah, melihat masalahnya saja banyak yang masih tidak mampu.
Kebanyakan orang hari ini hanya berusaha menoleransi sebuah masalah atau melemparkan kesalahan kepada orang lain.
Padahal, problem solver adalahย skill yang sudah cukup jarang dan dapat dihargai mahal oleh banyak perusahaan yang memang sedang kekurangan mencari SDM dengan keahlian itu.
Apabila kita tidak bermasalah untuk berkeringat terkhusus yang memiliki kamar mandi di dalam kamarnya, maka sangat saya sarankan untuk berolahraga kecil-kecilan.
Kita bisa mencoba sit up, atau beragam melatih otot perut yang ringan dan bisa kita lakukan di atas kasur.
Mengapa saya sebut olahraga kecil-kecilan? Mengapa tidak olahraga yang besar seperti pushup atau angkat beban atau latihan massa otot yang sangat melelahkan lainnya?
Pertama, kebanyakan kita yang sudah terlalu sedih menjadi begitu malas untuk bergerak. Maka dari itu olahraganya cukup di atas kasur saja. Syukur kalau kita masih bisa bangun dan melakukan olahraga yang begitu berat.
Kedua, olahraga berat berisiko mengeluarkan suara yang mengganggu seperti melompat-lompat. Kita sudah tahu akibat yang akan terjadi setelahnya. Kecuali jika kamar kita kedap suara.
Latihan jasmani atau workout memang tidak dapat menghilangkan rasa sedih apalagi depresi, tetapi bisa meringankannya.
Tubuh yang bergerak akan memicu hormon dopamin, salah satu hormon yang dapat membuat bahagia. Kebahagiaan tidak melulu dengan tertawa dan perasaan senang.
Terkadang manusia hanya ingin ketenangan dan bisa mengurangi memikirkan masalah mereka.
Saya tidak bercanda, tips berikutnya memang tidur. Jika memang tidak ada lagi kegiatan produktif yang bisa kita lakukan, maka tidur adalah kegiatan paling produktif yang paling mungkin kita lakukan.
Tidur tidak pernah identik dengan kemalasan. Justru tidur adalah upaya kita berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Dengan tidur, efeknya bisa saya analogikan dengan mematikan barang elektronik yang tidak kita gunakan. Itu jelas bisa memperpanjang usia elektronik tersebut.
Sekarang, daripada mata kita begitu kita buat lelah dengan paparan layar, lebih baik kita istirahatkan.
Kita sudah lelah memikirkan masalah kita sendiri, tidak perlu kita perparah dengan tetap terjaga dan terus memikirkan sesuatu yang tidak mungkin selesai pada saat itu juga.
Tidurlah, diri kita sudah sangat lelah dengan kehidupan sosialita di zaman ini.
Terakhir, kita bisa mengecek apa saja aplikasi di ponsel kita yang masuk ke dalam kategori produktivitas. Sesekali kita bisa mengunduhnya jika cocok.
Contohnya, aplikasi To-Do List, aplikasiย journaling, hingga aplikasi belajar bahasa seperti Du*Lingo.
Kita pasti sudah memahami bahwa jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Jika kita termasuk orang yang berbeda tersebut, berbahagialah meski itu sangat sulit.
Di zaman yang serba instan dan penuh sorotan, masing-masing orang banyak yang ingin mengikuti arus ke mana tren mengarah. Kita yang tetap dalam pijakan kita sendiri sebenarnya akan lebih mudah melihat arah tujuan hidup kita.
Tetapi sayang, bertahan dalam pijakan telah menjadi tugas yang begitu berat di era kecanggihan ini. Semua terjadi karena tekanan sosial yang membuat mental kita porak-poranda bahkan sebelum kita mengenal siapa diri kita sendiri.