Pernahkah kalian sedang menekuni sebuah hobi kemudian kalian merasa galau saat kalian tengah menjalani hobi kalian? Ketika kalian memulai hobi kalian, kalian merasa bersemangat seperti tidak akan ada seorang pun yang dapat menghalangi kalian, namun sesaat setelah kalian menekuni hobi kalian, ternyata diri kalianlah penghalang utamanya.
Tiba-tiba kalian menjadi galau dan ragu apakah hobi kalian dapat memiliki sebuah timbal balik positif atau cenderung membuang-buang waktu belaka. Mempertanyakan apakah hobi menulis kalian akan dilirik oleh orang-orang meskipun artikel yang kalian hasilkan sudah puluhan, atau apakah hobi fotografi kalian akan menghasilkan sesuatu di luar sekedar puji-pujian dari media sosial belaka.
Saya pernah mengalami hal ini, dan saya pikir kebanyakan orang pernah mengalaminya. Saya kemudian terpikir untuk menulis artikel berikut, mengenai bagaimana cara saya mengatasi kegalauan saya tersebut.
Anggap kalian telah mendaki gunung hingga setengahnya. Mengapa kalian berpikir harus berbalik arah hanya karena kalian ragu apakah kalian dapat sampai puncak atau tidak? Cobalah berpikir kembali bagaimana perjuangan kalian saat mencapai pos-pos pendakian sebelumnya, hal ini mungkin akan membantu.
Mengapa tidak untuk mencari sebuah naungan untuk beristirahat sejenak dan mencari-cari inspirasi, atau mencoba untuk mengerjakan yang lain selagi motivasi hobi yang sedang habis tersebut terisi kembali?
Saat kalian memulai hobi baru, desain misalnya, yang kalian pikirkan adalah bagaimana fundamental dan prinsip-prinsip awal desain, mencari tutorial dan pembelajaran di internet, menguasai program komputer pengolah gambar, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan desain lainnya.
Namun pernahkah kalian berpikir apa saja di luar skup desain yang kira-kira akan berpengaruh terhadap hobi desain kalian? Misalnya tentang pasar desain, tentang bagaimana tipe audiens yang akan menikmati karya kalian, atau apakah karya kalian nanti bukanlah sesuatu yang sudah tidak lagi diminati, dan sejenisnya.
Intinya, jangan sampai kehabisan bekal di tengah gunung, jika memang terjadi kehabisan bekal, cobalah pikirkan apa rencana cadangan yang harus dilakukan.
Dan jangan lupa satu hal, terkadang ada saja peristiwa yang tidak diharapkan tiba-tiba terjadi. Di sini teknis perencanaan kita semakin diasah.
Terkadang, galaunya seseorang dalam menekuni hobi adalah bagian dari tantangan mental. Jadi, bukan sekedar tantangan fisik saja yang harus dijalani. Kebanyakan orang terkhusus anak muda sering lengah dengan tantangan mental ini.
Kehilangan semangat yang menimbulkan kegalauan adalah berhubungan dengan mental, sedikit sekali orang dapat bertahan dengan tantangan ini.
Bagaimana kalian menghadapi tantangan mental ini? Ya hadapi saja. Begitu jawaban singkatnya.
Jawaban yang lebih panjang adalah kalian menghadapi tantangan mental dengan mempelajari lebih dalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hobi kalian, hingga pada akhirnya kalian menemukan jalan lain untuk meruntuhkan tembok penghalang mental tersebut.
Anggaplah kalian hobi berolahraga demi mencapai berat badan ideal. Mungkin suatu saat kalian merasa galau apakah kalian akan meneruskan hobi berolahraga kalian karena hasilnya tak kunjung tiba, atau dalam kata lain, tubuh kalian tidak mengalami perubahan yang signifikan setelah kalian lama berolahraga.
Inilah pentingnya mencatat kemajuan yang telah kalian raih selama kalian mendalami hobi kalian.
Kembali lagi kepada contoh di atas, mungkin kalian menganggap hobi berolahraga kalian tidak membawa hasil berarti, namun sebenarnya beberapa ratus kilokalori telah sirna dari tubuh kalian, hanya saja tidak tercatat jadi kalian tidak terlalu menyadari efek positif tersebut.
Kalian saksikan sendiri di televisi, di media sosial, atau langsung berasal dari kerabat terdekat kalian mengenai kisah orang-orang sukses yang telah tercapai cita-cita dan tujuan hidup mereka.
Apakah mereka menggapai sukses tersebut dengan simsalabim? Tidak? Pastinya perjalanan mereka begitu panjang di mana mereka tetap berusaha dan terus mendobrak rasa galau mereka di saat orang lain hanya melihat yang manis-manisnya saja dari mereka.
Namun kalian setidaknya belajar bahwa setidaknya berusaha itu lebih baik daripada diam. Apa pun hasilnya, semuanya dapat menjadi pelajaran yang berharga dibandingkan dengan orang yang hanya dapat bermimpi sepanjang hidupnya.
Percaya atau tidak, kerja keras kalian dapat membawa kalian kepada sifat kebijaksanaan. Orang yang berusaha dari bawah akan menyadari pahitnya perjuangan dibandingkan mereka yang sudah mendapatkan tunjangan yang berkecukupan dari semenjak lahir.
Orang yang selalu menang cenderung meremehkan lawannya, sehingga jika dia kalah itu merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima dalam hidupnya. Berbeda dengan orang yang pernah kalah, meskipun sekali atau bahkan hanya sampai di angan-angannya, akan lebih mensyukuri kemenangannya, dan lebih bersabar atas kekalahannya.
Kebijaksanaan dapat menimbulkan decak kagum orang-orang.
Kembali lagi ke analogi pendaki gunung, selangkah mereka mendaki dengan pasti, selangkah itu pula mereka lebih dekat kepada puncak. Jadi, apa alasan harus berhenti di tengah-tengah? Apakah gunungnya longsor? Apakah jalan kalian buntu? Carilah gunung yang lain, dan kembalilah melangkah dengan pasti, kali ini dengan pengetahuan lebih untuk mengenali tanda-tanda alam dan navigasi yang lebih baik.
Kecewa karena hasil hobi kalian tidak sebagus orang-orang? Orang-orang yang kalian maksud pun dulunya memiliki kekecewaan yang sama seperti kalian, tetapi mereka terus memperbarui ilmu dan pengalaman mereka sehingga mereka persempit kemungkinan mereka terjatuh di lubang yang sama berkali-kali.
Yang pasti, jalanilah hobi dari hati, bukan karena tren dari hari ke hari.