kerja saat lebaranLebaran, adalah momen dimana setiap orang bersuka-cita dengan bertemu seluruh keluarga, sanak saudara, dan handai tolan. Saat-saat indah yang pasti bertepatan dengan hari raya Idul Fitri ini sepertinya sudah menjadi kebiasaan yang telah mendarah daging karena dalam setahun, hanya pada hari itulah perkumpulan akbar antar kerabat dilakukan.

Namun bagaimana kasusnya jika momen tersebut terlewatkan dengan sangat karena perusahaannya yang tidak mengizinkan libur pada hari-hari tersebut? Tidak sedikit keluhan-keluhan terdengar dari para pegawai yang memang mendapati kebijakan itu. Mereka kebanyakan berasal dari bidang transportasi, keamanan, operator selular, dan lain sebagainya.

Ini, ada dua sen dari saya untuk disimak, semoga bermanfaat.


  • Pena yang telah kering

Saya pernah berkata kepada seseorang, “Jangan terlalu senang jika mendapat pekerjaan baru, karena kamu tidak tahu apa resiko-resiko perusahaan yang sedang dan akan terus mengintaimu.”

Banyak orang yang terlalu senang mendapat sebuah pekerjaan baru, hingga kontrak kerjanya pun asal main tandatangan saja. Mereka tidak sempat tahu bagaimana regulasi perusahaannya ketika pena sedang berkibar di atas kertas persetujuan.

Akibatnya, ketika dia mengetahui ternyata ada regulasi perusahaannya yang tidak mengenal libur lebaran dan pena telah diangkat, maka nasi telah berubah menjadi bau. Mau tidak mau, jika tidak berkenan, dapat kembali menanam padi lagi hingga nasinya pun ditanak. Artinya, kembali mencari perusahaan baru yang tidak memiliki kebijakan yang mewajibkan bekerja di hari raya.

Para pegawai baru yang kaget dengan regulasi tersebut sangat wajar jika bersedih, mengingat itu adalah pertama kalinya mereka tidak dapat berkumpul pada hari yang agung bersama orang tua dan sanak saudara seperti biasanya.


  • Teman jauh yang tidak disadari

Jika memang seorang pegawai yang mendapatkan kebijakan agar terus bekerja meskipun di hari raya itu kebetulan sedang ‘off’ atau mendapatkan jatah libur pada hari tersebut dan melakukan tradisi mudik, lihatlah supir bus atau masinis kereta yang ditumpanginya. Mereka juga tidak libur bukan?

Teman saya, seorang ustadz, beliau mengabdi hingga tidak bertemu orang tuanya hingga 8 tahun. Teman saya bahkan ada yang tentara, karena dinas tidak mudik hingga bertahun-tahun. Namun mereka ‘enjoy’ saja tanpa keluhan. Karena sudah ditancapkan dalam hatinya, bahwa bekerja termasuk pekerjaan yang amat mulia.

Para karyawan yang bekerja di hari raya itu tidak sendirian. Mereka bahkan berlalu-lalang. Jadi mengapa tidak ‘bersilaturahmi’ saja antar mereka?


  • Out of the box

Belum pernah ada ceritanya Islam mensyariatkan untuk mudik pada hari lebaran. Bahkan bermaaf-maafan pun seharusnya dilakukan ketika memasuki bulan Ramadhan agar hati menjadi bersih ketika mulai berpuasa. Bahkan kasus yang ada, karena mudik yang hanya sebatas tradisi, mereka banyak yang melupakan puasa dan shalat yang hukumnya wajib demi mempersiapkan mudik.

Tradisi. Bukan syariat. Please.

Saya sendiri menyarankan kepada teman saya yang jika diwajibkan bekerja di hari raya agar menjadikan ‘lebaran’ pada bulan lain ketika dia sedang libur. Karena pada dasarnya lebaran adalah sarana berkumpul dengan handai tolan nun jauh disana, sekali lagi itu bukan syariat.

Jika disanggah, “Kan momennya beda?” Itu disebabkan kita yang konsumtif, yang mana kebanyakan hanya ingin menikmati momen yang telah tercipta. Mengapa tidak ciptakan suasana seakan lebaran pada bulan lain jika memang terlewat berlebaran di hari raya?


  • Pokoknya saya mau mudik lebaran!

Jika seorang pekerja memang tidak senang dengan kebijakan perusahaan yang mewajibkan dia bekerja ketika hari raya, saya berikan dua opsi :

1. Tingkatkan kualitas kinerja agar dapat keluar dan memilih perusahaan yang tidak memiliki kebijakan tersebut.

2. Tempuh pendidikan yang lebih tinggi karena biasanya, mereka bebas dari kebijakan tersebut disebabkan usaha dan ilmu mereka yang sudah lebih.

Saya tidak masukkan opsi mengeluh, karena itu tidak memiliki manfaat selain merugikan diri sendiri. Prioritasnya pun kembali menjadi pilihan antara keluarga atau gaji, itu menjadi tanggung jawab seseorang dalam menentukan salah satunya.


  • Kesimpulan

Saya pikir sudah jelas dengan penjabaran artikel di atas. Bagi yang ikhlas dengan kebijakan tersebut, maka ikhlaslah sepenuhnya dengan menstabilkan kinerja dan pelayanan. Bagi yang tidak rela, mengapa tidak berdoa kepada Allah agar diberikan yang terbaik?

—<(Wallaahu A’lam Bishshawaab)>—

 

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke Twitter
๐Ÿค— Selesai! ๐Ÿค—
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. ๐Ÿ’—

Nilai

Polling

Sugesti

Permainan


  • Sebelumnya
    Balada Disney : Frozen - Let It Go

    Berikutnya
    Apakah Islam 'Pernah' Melakukan Peperangan?


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. ๐Ÿ˜‰

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. ๐Ÿ˜Š


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. ๐Ÿ˜‰

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. ๐Ÿค—

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. ๐Ÿค—

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll ๐Ÿ‘‡

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. ๐Ÿ”ฎ

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? ๐Ÿ˜ฑ Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.