Siapa di sini yang pernah iri dengan kesuksesan orang lain? Entah iri dalam bentuk kekayaan, jabatan, sanjungan atau pun pasangan. Saya yakin begitu banyak orang yang sebenarnya iri namun mereka lebih memilih untuk menyembunyikan perasaaan mereka. Meskipun memang, rasa iri tersebut kerap menyiksa dan sulit dihilangkan.
Kalian jangan khawatir, sangat banyak orang-orang, bahkan teman terdekat kalian sekalipun, memiliki rasa iri dalam standarnya masing-masing. Itu manusiawi. Yang perlu diperhatikan adalah tentang bagaimana cara mengontrol rasa iri tersebut, jangan sampai tumbuh menjadi sifat dengki yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Tidak perlu hingga menyumpahi orang yang menjadi penyebab rasa iri kalian karena itu memang selain tidak baik, juga tidak menyelesaikan masalah sedikit pun. Toh, ketika orang tersebut memang benar-benar jatuh, mungkin ada sedikit rasa penyesalan dalam hati kalian dan kalian mempertanyakan diri kalian sendiri mengapa pernah iri kepada orang tersebut. Hidup kalian mungkin akan menjadi lebih berantakan setelah itu.
Namun jangan khawatir, jika memang sedang dilanda rasa iri yang sangat hebat hingga benar-benar mengganggu hari-hari kalian, saya memiliki beberapa poin dengan harapan dapat sedikit membuat kalian tenang.
Waktu luang yang terbengkalai dapat membuat masalah-masalah pribadi mengisi kekosongan tersebut, tentu saja dapat menjadi nutrisi untuk membuat sifat iri tumbuh lebih subur. Tetaplah kalian sibuk, atau setidaknya carilah kegiatan-kegiatan positif yang setidaknya membuat kalian tetap sibuk.
Saya tidak menyuruh kalian menjadi seorang perfeksionis. Namun seseorang akan berada di tingkatan berikutnya jika dia sudah dapat menemukan sesuatu yang kurang dalam setiap usahanya. Dengan menyadari bahwa ada beberapa hasil kerja kalian yang kalian rasa masih perlu perbaikan, maka kalian akan mencari jalan keluar yang lebih efektif.
Jika kalian rutin melakukan perbaikan dalam setiap aspek yang kalian kerjakan, sudah menjadi suatu jaminan bahwa kalian akan sampai di titik di mana kalian tidak akan perlu lagi iri dengan orang lain.
Kadang rasa iri membuat buta sesaat mata manusia. Ketika kalian benar-benar merasa ingin menjadi orang yang membuat kalian iri, kalian mungkin akan mulai meniru setiap kegiatannya, gerak-geriknya, bahkan segala sesuatu yang mungkin bertentangan dengan kegemaran kalian. Apabila kalian sudah seperti ini, dapat dipastikan kalian semakin tidak dapat menikmati hidup kalian.
Maka dari itu, sebelum kalian benar-benar berambisi untuk meniru jejak kesuksesan seseorang secara membabibuta, tanyakan kembali kepada diri kalian, apakah itu akan menghilangkan jatidiri kalian atau tidak.
Setiap orang memiliki rasa iri yang berbeda-beda. Kalian mungkin sudah tahu itu. Ada orang kaya yang iri kepada jabatan, ada pejabat yang iri kepada ketenaran, ada selebriti yang iri kepada kebahagiaan, dan sebagainya. Intinya, manusia akan selalu menemukan rumput yang selalu lebih hijau daripada pekarangan rumahnya.
Daripada memusingkan rumput tetangga, bagaimana jika kalian mulai mendekorasi rumput kalian agar lebih menarik dan lebih dapat dinikmati oleh banyak orang?
Kalian mungkin iri kepada seseorang yang memiliki kemampuan yang sama, atau bahkan lebih rendah dari kalian, namun kalian mengeluh jika seseorang itu ternyata yang lebih sukses dan lebih diakui. Di sinilah keberuntungan dan waktu yang tepat bermain.
Namun itu bukan berarti kalian tidak beruntung, siapa tahu apel kalian memang belum benar-benar ranum untuk dipetik? Jangan terlalu terburu-buru untuk mendapatkan kesuksesan, mengapa? Jawabannya biasanya kalian dapatkan jika suatu saat kalian sudah sukses nanti. Kalian akan paham bahwa rencana Allah benar-benar cantik.
Jika kalian merasa faktor terbesar yang membuat kalian iri berasal dari jejaring sosial, jangan segan-segan untuk memutuskan hubungan dengan siapa pun di dunia maya yang dapat menyebabkan kalian iri. Tenang saja, ini hanya berlaku di ranah internet, bukan di dunia nyata.
Melihat orang-orang yang berhasil membuat kalian iri hanya membuat kalian semakin terpojok dan semakin tidak bersemangat, mengapa tidak untuk mengurangi waktu kalian di sosial media?
Tahan segala rasa penasaran yang dapat membuat kalian mencari tahu segala sesuatu yang dapat menyuburkan rasa iri kalian. Jika memang sudah waktunya kalian bersedih karena begitu disiksa oleh rasa iri, janganlah ragu-ragu untuk menutup diri dan menangis. Curhatlah kepada Tuhan kalian, barangkali ini merupakan sarana untuk mendekatkan diri kalian kepada Sang Pencipta.
Ada saatnya kalian lelah dengan setiap rasa iri tersebut, dan menjadi diri kalian seperti sediakala.