Stres

Tips Lebih Bahagia Ala Anandastoon #27

Panen Lewat Stres

Saat terlintas kata “stres”, apa yang ada di pikiran kita?

Apa pun itu, stres itu pastinya bukan hal yang menyenangkan, bahkan lebih condong memperburuk kondisi mental.

Bagi kebanyakan orang, stres sangat identik dengan depresi.

Tapi di tips bahagia kali ini, stres yang terkelola dengan baik dapat menjadi ladang untuk memanen kebahagiaan. Kok bisa?

Tentu, sebuah hal yang dapat merusak kondisi mental seseorang ternyata dapat kita sulap menjadi ladang untuk memanen kebahagiaan. Stres itu dapat menjadi menguntungkan jika kita memahami konsepnya.

Jika kita membuka kamus atau menggunakan jasa penerjemah bahasa Inggris, “stress” itu sendiri berarti “tekanan”.

Mungkin di bayangan kita, tertekan ini cenderung kepada kondisi jiwa seseorang yang terdesak dan memerlukan bantuan. Sebenarnya meskipun hal itu tidak salah, namun pastinya itu masuk ke dalam ranah negatif.

Bagaimana jika saya katakan, stres atau tekanan di sini bisa masuk ke dalam ranah positif, dan bahkan dapat menjadi salah satu sumber kebahagiaan?

Sekarang bayangkan sebuah jeruk peras. Jika kita atau mesin peras tidak memeras jeruk dengan maksimal, maka air jeruk yang kita dapat akan sedikit sekali.

Sebenarnya di artikel kali ini saya tidak sedang membahas pepatah “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Tetapi saya sedang membahas dampak positif dari stres tersebut.

Saat kita berolahraga, tubuh kita ‘diperas’ dengan berbagai gerakan ekstrem yang dapat membakar kalori dan melancarkan metabolisme.

Bahkan stres yang telah kita berikan kepada tubuh kita setelah olahraga dapat membuat kita lebih rileks dan bahagia karena hormon dopamin yang dikeluarkan oleh tubuh.

Begitu pula saat kita bekerja. Saat ada ketentuan untuk “bekerja di bawah tekanan”, itu maksudnya adalah benar-benar mengeluarkan potensi kita dengan maksimal kepada pekerjaan tersebut.

Melelahkan memang setiap pekerjaan yang menjadikan kita stres. Namun jika stres yang kita kerahkan itu memang murni untuk produktivitas, percayalah, itu dapat membuat kita lebih bahagia saat kita pulang ke rumah.

Ciri-ciri orang yang berbahagia saat stresnya telah ia curahkan ke arah yang tepat adalah jaminan tidur nyenyak dan berkualitas. Apalagi jika banyak tugas telah kita selesaikan di awal, tentu itu dapat menambah rasa lega.

Lagipula, orang yang stres bekerja akan lebih menikmati liburannya daripada mereka yang bekerja semaunya.

Nyatanya, banyak orang yang bekerja hanya bermodal rasa lelah tanpa ada stres yang mereka keluarkan kepada pekerjaan tersebut. Hal itu mengakibatkan mereka menjadi kerap mempertanyakan hidup mereka dan berangan-angan yang tidak bermanfaat.

Ibaratnya, orang yang tidak mencurahkan stres mereka kepada pekerjaannya seperti memeras sebuah jeruk, namun yang mereka dapatkan hanyalah beberapa tetes air jeruk saja.

Mereka hampir-hampir tidak pernah merasakan hal lain dari pekerjaan mereka selain dari rasa lelahnya.

Padahal bekerja dengan tekanan atau stres dapat membuat pekerjaan menjadi bermanfaat dan tidak hanya sekedar selesai saja.

Orang yang bekerja dengan stres kebanyakan akan menjadi orang bijak dan mudah berempati karena mereka mengalami rasa lelah yang nyata dari pekerjaan mereka.

Jadi saat ada persyaratan kerja “dapat bekerja di bawah tekanan” bukan berarti kita bekerja dengan depresi seakan menjadi budak perusahaan. Tidak, bukan itu sama sekali.

Jika jeruk diperas dengan cara dipukul dan dibanting, maka efeknya bukan hanya tidak mendapatkan air jeruknya, namun juga segala sesuatunya akan menjadi berantakan karena terciprat air jeruk yang muncrat.

Perusahaan hanya berharap karyawan dapat bekerja dengan maksimal saja dengan mencurahkan stres mereka kepada pekerjaan tersebut.

Sekarang lihatlah produk elektronik yang kita pakai. Kita sendiri merasakan manfaat dan kecanggihan barang elektronik atau kendaraan bermotor yang kita pakai tersebut.

Perlu kita ketahui, di belakang semua itu terdapat orang-orang yang bekerja dengan rasa stres kepada produk tersebut.

Jika para pekerja dan pengusaha tidak mencurahkan rasa stres kepada pekerjaan mereka, kendaraan bermotor tidak akan hemat bensin, ponsel tidak akan memiliki kamera canggih, aplikasi tidak akan memudahkan, karena semuanya dihasilkan tanpa adanya stres yang terlibat.

Produk dari orang yang tidak mencurahkan tenaga dan pikiran dengan maksimal akan menjadi produk yang ‘asal jadi’ atau ‘yang penting ada’.

Banyak pengusaha yang selalu stres memikirkan bagaimana produknya dapat memudahkan pelanggannya, bagaimana cara membuat produknya lebih baik, bagaimana cara mempertahankan bisnisnya agar para karyawannya senantiasa mendapatkan gaji.

Maka dari itu tidak heran banyak pengusaha yang terlihat selalu bahagia. Bukan karena mereka mendapatkan banyak untung, melainkan juga karena para pengusaha berhasil melepaskan stres mereka agar bisa mendapatkan ruang untuk masuknya kebahagiaan.

Lagipula, bukankah kita juga akan lebih berbahagia menikmati hasil kerja dari orang yang benar-benar memeras energi dan pikiran mereka secara maksimal?

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Klakson yang Membunuh

    Berikutnya
    Sangar = Jantan?


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas