Siapa yang tidak mengenal negara kepulauan di Asia Timur yang memiliki begitu banyak pengaruh di seluruh dunia. Dari mulai teknologi hingga hiburan.
Pastinya, di belakang itu semua bukan hanya terkandung kerja keras semata, melainkan banyak pertimbangan yang ekstra ketat, terutama kepada detail dan sosial.
Teknologi dan hiburan tidak akan lahir jika tidak ada maksud dan tujuan. Jepang sudah menjadi master dalam melihat potensi sebagai bahan masakan yang akan diaduk dan dimasak dalam wajan ketelitian dan sajian yang begitu kental terhadap seluruh aspek.
Begitulah tipikal negara maju. Karena masyarakatnya sudah begitu terbiasa untuk bekerja keras dan bersaing dalam hal yang dapat dinikmati orang lain, akhirnya setiap orang mencoba untuk berpartisipasi dalam mewujudkan negara yang lebih menyenangkan lagi.
Ini ada sekitar 40-an foto mengenai bagaimana keunikan Jepang sekaligus bukti bahwa Jepang telah melangkah sangat jauh.
Silakan dinikmati.
Dibandingkan negara lain, stiker yang ditempel oleh partisipan Jepang benar-benar tersusun dan hampir mendekati sempurna. Bahkan Singapura dan negara-negara Eropa belum sampai ke level ini.
Seperti yang telah kita dengar, toilet umum di Jepang dapat memutar musik untuk merendam bunyi “Plung… Brebettt brebettt duuutttt” saat seseorang melakukan hajatnya.
Benar-benar meredam rasa insekuritas orang-orang.
Bahkan ada hiburan khusus untuk para pria yang hanya buang air kecil. Ettt tapi ini Jepang lho ya, kalo negara lain mungkin bisa betah berjam-jam di depan urinoir.
Ada sebuah pengingat jika sedang hujan terjadi di luar terpasang dalam elevator.
Jadi orang yang baru pulang kerja bisa tahu apakah ia bisa menunda pulang atau mempersiapkan payung. Keren.
Ada rumah sakit yang bukan cuma menyediakan pena, namun juga menyediakan kacamata dalam berbagai tipe untuk membantu mereka yang rabun dalam mengisi kertas formulir.
Itu adalah peta toilet mana yang sedang ada orangnya dan kosong. Jadi tidak perlu lagi ketok pintu satu-satu dan bertanya “ADA ORANGNYA GAAAKKK???!!!”
Ada tempat duduk anak di depan gerbong agar anak dapat anteng sekaligus bisa belajar jadi masinis.
Ada tombol untuk memberitahu pengemudi taksi agar mengurangi kecepatan. Mungkin supir taksi dan penumpang yang introvert atau insecure dapat berbahagia dengan ini.
Ada kertas “sticky note” di dalam kemasan permen karet agar permen yang sudah harus dibuang dapat dilepeh ke kertas tersebut, mengurangi sampah permen karet yang lengket dan berceceran.
Seolah ATM berkata, “Silakan taruh gelas dan payungmu di sini sementara kau enjoy melihat berapa saldomu sekarang. π”
Bahkan tusuk gigi punya “rasa” agar tidak boring.
Orang ini benar-benar percaya bahwa negaranya sudah aman, dan itu memang benar.
But boys, ini Jepang. Masyarakatnya tidak akan seceroboh itu, mungkin ia hanya terlalu lelah.
Daripada permen, ada bandara yang justru menjajakan origami gratis kepada setiap orang.
Budaya dan kesenian lokal yang begitu dijunjung tinggi, meski hanya kertas lipat.
Para staf mengucapkan selamat jalan dengan hormat kepada seluruh penumpang dan kru pesawat, meskipun hanya petugas lapangan.
Sudah diajari disiplin dari kecil tanpa takut orang tuanya melihat dan menyangka anaknya dilakukan sebagai pembantu di sekolah.
Terjemahnya, “Saya tak sengaja menyenggol sepedamu dan merusak belnya. Mohon maaf…” Dengan uang senilai kira-kira Rp100.000 sebagai biaya ganti.
Aman dari drama dorong-dorongan egois di peron kereta.
Sampai HaPe kita diperhatikan. Mereka menyediakan kertas pembersih layar smartphone secara publik.
Jepang sungguh menjadi negara dimana harapan bertemu dengan kenyataan. Saya jadi penasaran dengan burger McDonaldsnya.
Westafel dan toilet jadi satu. Tak perlu repot-repot mau cuci tangan di mana setelah cebok.
Ada ruang khusus untuk merokok di kereta Jepang. Saya yang bukan perokok saja mengapresiasi hal ini. Karena beberapa perokok yang saya lihat, mereka benar-benar tidak nyaman jika tidak merokok sehari dan tidak begitu etis untuk tiba-tiba langsung menyuruhnya berhenti.
Saat semangka di-makeup biar lebih mudah dibawa dan dimasukkan ke kulkas.
Sampai keranjang belanja dorong saja mereka susun dengan rapi.
Ingin mencoba baju tapi khawatir lipstik dan makeup menempel di baju saat mencoba dan melepaskannya? Tebak, Jepang sudah punya solusinya.
Inilah pekerja yang lebih memilih meraih simpati lewat prestasi kinerja daripada drama.
Kaleng soda yang punya tanda huruf Braille untuk orang tuna netra supaya mereka tahu minuman soda apa sebelum mereka minum.
WIFI MATI SATU MENIT AJA PAKEK ACARA SURAT PERMOHONAN MAAF RESMI? SUDAH SAMPAI MANA AKHLAK SAYA YANG SELAMA INI SAYA BANGGA-BANGGAKAN?
Ada tempat menaruh bayi agar emaknya bisa BAB dengan khidmat.
Karena begitu rapinya pengerjaan rel Shinkansen, uang receh tidak jatuh saat kereta melaju.
Ada tempat relaksasi di kereta jarak jauh di Jepang. Sungguh sebuah pelayanan.
Vending Machine yang mengeluarkan telur segar langsung dari peternak.
Satu kata, rapi, enak dilihat. Eh, itu lebih dari satu kata.
Saat ada aliansi dan solidaritas pengemudi bus berdemo menuntut hak mereka, yang mereka lakukan bukanlah mogok kerja atau unjuk rasa yang membuat jalanan menjadi macet. Mereka tetap menarik penumpang dengan etika, namun menggratiskan ongkosnya jadi tidak ada penumpang yang dirugikan.
Ini baru pelayanan tanpa batas, tak heran Jepang minim koruptor.
Desain pegangan tangga yang membuat pengguna tidak khawatir tangannya tergelincir.
Benar-benar peduli detail hingga begitu mirip aslinya.
Saat ada orang terjerumus di antara peron kereta, seluruh penduduk bumi di Jepang seakan langsung menjadi pahlawan yang dibutuhkan.
Hah? Superman? Doi siapa? Tukang ketoprak?
INI LAGI, KERETA DATANG LEBIH AWAL DUA PULUH DETIK PAKE ACARA MINTA MAAF?
Di sini, kereta telat bermenit-menit masih ada saja yang bilang, “Ahelah yang penting dateng…”
Dear God…
Baidewei, desain tangga stasiun Tanah Abang mirip seperti ini, salah satunya. Tapi pemandangan kedisiplinannya sepertinya sangat tidak dapat dibandingkan.
Orang Jepang tidak perlu khawatir payungnya salah ambil karena ada loker khusus payung.
Hampir tak satu pun Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki yang terlihat di negara asalnya. Hanya ada orang-orang yang sibuk menyebrang dan berjalan kaki.
Penjual origami yang ingin menjadikan pelanggannya “tomodachi” mereka.
Tomodachi berarti teman… Oh terharu.
Ada orang meninggalkan barang belanja bermerek (Uniqlo loh) di jalan umum. EsoknyaΒ plastik dan seluruh isinya masih utuh tanpa ada colekan.
Sebuah hotel yang menghargai pilihan dua orang yang senang tidur dengan lampu yang menyala atau dimatikan.
Segala sesuatunya memiliki seni. Bahkan bukan seni sembarangan.
Ada tempat duduk di lift yang dapat berubah menjadi toilet darurat, hingga menyediakan air mineral bahkan deodoran!
Tak perlu dijelaskan lagi. Ini gambar efektif menggampar seluruh bangsa di dunia mengenai bagaimana mereka seharusnya merawat selokan.
Budaya tetaplah budaya meski mereka menonton pertandingan di negara lain.
Makanan di rumah sakit. Sehat, enak, bergizi, dan menambah mood. Saya yakin susternya sangat ramah dan tidak jutek apalagi mengeluh, “Kerjaan guah kan berat tauk!”
Sumber: Bored Panda