Tautologi Toponimi atau nama-nama daerah yang berulang atau redundan sering kita ucapkan tanpa kita tahu apa arti atau pun asal-usul nama tersebut. Bahkan tulisan-tulisan profesional pun terkadang tidak luput dari penulisan ini.
Tautologi Toponimi bisa dikatakan merupakan suatu kesalahan baik yang menulis mau pun yang membuat nama tersebut biasanya dikarenakan faktor perbedaan bahasa. Hal ini hampir sama dengan hiperkorek atau pun sok-sok elegan dalam hal tulis-menulis, dengan persamaan yang berhubungan dengan koreksi berlebihan. Namun tetap saja tautologi toponimi cukup penting dijadikan pengetahuan umum agar menambah wawasan dalam berkomunikasi.
Memangnya apa saja contoh-contoh terkenal dan familiar dari Tautologi Toponimi itu? Baik, saya rangkumkan. Silakan dinikmati…
1. Gunung Kilimanjaro.
Kilima, dalam bahasa Swahili artinya gunung. Jadi Kilimanjaro artinya adalah Gunung Njaro. Jika orang-orang menyebut dengan Kilimanjaro, itu berarti Gunung Gunung Njaro.
2. Gunung Fujiyama.
Yama, dalam bahasa Jepang itu sendiri adalah Gunung. Gunung Fujiyama berarti Gunung Gunung Fuji. Beruntung, beberapa orang yang paham cukup menulis dengan Gunung Fuji saja.
3. Sungai Mekong.
Merupakan sungai terpanjang di Asia Tenggara. Secara mengejutkan, Mekong itu sendiri artinya sudah sungai. Berarti Sungai Mekong adalah Sungai Sungai. Jika ditanya, nama sungainya apa? Nama sungainya adalah Sungai!
4. Avenue Road dan Street Road.
Di Kanada dan Amerika yang mana mayoritas memahami bahasa Inggris saja masih memiliki Tautologi Toponimi yang cukup fatal. Avenue dan Street itu sendiri sudah berarti Jalan. Lha ini ditambah lagi dengan Road. Mereka menyalahkan orang dahulu yang masih asing dengan bahasa Inggris, memberi nama jalan tersebut.
5. Timor Timur, Timor Leste, dan East Timor.
Satu negara memiliki tiga nama, yang kabar baiknya semuanya redundan. Timor itu merupakan catatan Portugis mengenai adaptasi kata Timur dari bahasa Indonesia. East sendiri artinya Timur, dan Leste adalah bahasa Portugis untuk Timur.
Jadi nama negara yang dulu pernah minggat dari NKRI itu adalah “Timur Timur Timur Timur Timur Timur Timur…” lebih timur dari negara matahari terbit di Asia Timur kah?
6. Gurun Sahara
Ash-Shahra, dalam bahasa Arab artinya Gurun.
Jika ada orang Arab bertanya, “Maa Hadzaa Shahraa? (Gurun apa ini?)”
Jawabannya mungkin “Ash-Shahraa Shahraa.”
Ayyy… Jadi seperti judul lagu apa ya?
7. Air Terjun Curug…
Jawa Barat dan Banten memiliki banyak air terjun sebagai destinasi pariwisata. Orang Sunda itu sendiri menyebut air terjun dengan Curug. Berarti jika ada orang yang bilang, “Saya mau ke Air Terjun Curug Pelangi”, berarti dia sudah menyebutkan “Air Terjun” dua kali.
8. Sungai Ci…
Masih bahasa Sunda, di mana setiap sungai atau kali mereka sebut dengan Ci…
Citarum, Cimanuk, Ciliwung, Cisadane, dan Ci Ci lainnya.
Oh, teman saya yang perempuan orang Mandarin juga suka dipanggil Ci…
9. Sungai Mississippi, Sungai Paraguay, Sungai Uruguay, Sungai Rio Grande, Sungai Rio…
Mississippi dalam bahasa Algonquian (Hah? Bahasa apa itu? Jenis bahasa Indian?) artinya adalah Sungai Besar. Guay dan Rio juga berarti sungai. Menarik ternyata kita dapat pengetahuan dari Tautologi Toponimi bahasa lain ya…
10. Faroe Islands
Para traveller dan backpacker tajir atau insyaAllah mau tajir, atau bahkan hanya angan-angan jadi orang tajir pasti tahu destinasi berikut ini. Faroe berarti “Pulau Burung”, yang jika ditambah Island berarti Pulau “Pulau Burung”. Jadi di dalam pulau ada pulau yang ada burung-burungnya. Semoga Samosir tidak berarti “pulau” juga (you know what I mean).
Btw, tajir dalam bahasa Arab artinya pedagang. Mungkin mereka melihat para pedagang banyak yang jadi sukses sehingga mereka mulai menyebut orang kaya dengan istilah orang tajir.
Ada lagikah yang ingin menambahkan?
Oh, last but not least, saya punya sebuah hiperkorek biasa yang bukan lagi masalah Tautologi Toponimi yang notabene berhubungan dengan nama daerah. Ada yang masih ingat dahulu kartun Dora The Explorer yang masih mengajarkan bahasa Spanyol?
Dulu banyak orang bilang bahwa Dora kurang ajar menyebut nama neneknya dengan “Abuela”, termasuk saya juga. Padahal, Abuela dalam bahasa Spanyol adalah Nenek, sedangkan Abuelo adalah Kakek. Gender dalam pembahasaan berlaku dalam bahasa Spanyol selain dalam bahasa Arab dan bahasa Yunani.
Sekarang, Dora akan jauh lebih kurang ajar jika menyebut neneknya, “Nenek Abuela”, karena artinya adalah “Nenek-Nenek”!