Bermula saat saya sedang bekerja sambil mendengarkan musik instrumental yang nyaman dan membangkitkan suasana hati, tiba-tiba sampai lagu yang sepertinya bercerita tentang reruntuhan bersejarah yang pernah berjaya di masa lalu.
Klik di sini untuk mendengarkan musik (game) instrumental yang benar-benar bernuansa reruntuhan yang sangat kental, yang membuat saya terinspirasi mengoleksi reruntuhan bersejarah yang indah di seluruh dunia.
Lho, bukannya postingan yang bertema tentang reruntuhan itu udah banyak ya? Yes, saya juga berpikir seperti itu.
Tapi sepertinya saya lebih memilih untuk memposting reruntuhan yang masih terbentuk bangunannya (tidak seluruhnya reruntuhan), dan bukan pula sisa-sisa peninggalan sejarah seperti Stonehenge atau patung-patung Moai.
Kemudian saya juga tidak akan memposting reruntuhan yang reruntuhan dari bangunannya sudah dihilangkan atau dibangun ulang, seperti Candi Borobudur, atau Kuil Itza.
Saya hanya dapat 10, atau mungkin lebih, silakan nikmati ~
Ternyata ada bekas-bekas kejayaan Yunani di Turki. Ephesus ini salah satu reruntuhan yang begitu luas dan masih tampak sisa-sisa kejayaannya.
Kembali kepada kejayaan Romawi di Italia. Foro Romano ini benar-benar memiliki lokasi yang sangat dekat dengan Colloseum.
Well, Colloseum juga merupakan reruntuhan, namun saya lebih tertarik dengan Foro Romano ini, sebab masih benar-benar terbentuk seperti sebuah kota kecil, dan bahkan reruntuhannya begitu dirawat dan diberikan penerangan, seakan masih berjaya hingga saat ini.
Kota mungil yang dibangun di bawah tebing batu ini ternyata dimiliki oleh Suku Pueblo kuno yang berasal dari suku Indian.
Reruntuhan bersejarah ini masih begitu tampak bekas bangunannya sampai kepada jendela-jendela yang dulu mungkin menjadi bagian dari rumah-rumah penduduk.
Kejayaan Yunani juga meluas hingga Mesir, di mana ada daerah yang bernama Alexandria yang memiliki kumpulan tempat-tempat bersejarah seperti teater yang mirip Colloseum (gambar di atas), benteng, hingga mercusuar.
Sebuah kota yang terkenal hancur karena letusan gunung berapi. Jika kalian lihat Gunung Vesuvius di gambar di atas, terlihat gunungnya seperti sudah meleleh dan ‘terbelah’ menjadi dua. Untuk lengkapnya mengenai bagaimana perubahan wajah gunung berapi setelah meletus, saya pernah buat artikelnya di sini.
Ini adalah reruntuhan paling terkenal karena muncul dalam berbagai film dan video-video game yang bertema Yunani kuno. Salah satu budaya kultur yang terkenal bersetting di sini adalah Hercules/Herakles.
Kembali ke Mesir, namun reruntuhan kali ini bukan bergaya Yunani/Romawi. Karnak adalah reruntuhan yang murni bergaya Mesir seperti zaman Firaun.
Bagi saya sendiri reruntuhan di Luxor ini lebih layak untuk dikunjungi daripada Piramid terkenal di Giza yang sudah cukup Mainstream dan ‘katanya’ tidak sebagus yang terpajang di media sosial.
Hampi ini sebenarnya sebuah kota hindu medieval/zaman pertengahan yang mana termasuk dari salah satu kota paling ‘bergengsi’ pada zamannya.
Orang-orang kebanyakan mengenal Machu Picchu dan Kuil Itza, namun bagaimana dengan sebuah reruntuhan serupa di Guatemala? Saya tertarik dengan reruntuhan ini sebab begitu kental dengan nuansa sejarah kunonya. Yup, bangsa Mayan.
Mungkin karena atmosfirnya secara keseluruhan dikelilingi bagunan antik.
Tadinya saya agak skeptis jika ingin memasukkan Angkor Wat ke daftar ini, sebab saya pikir itu seperti Candi Borobudur yang sudah begitu komersial sehingga reruntuhan bersejarahnya tidak begitu terasa.
Namun saya salah, masih banyak reruntuhan yang dipenuhi lumut dan pastinya yang menjadi ikonik adalah sebuah pohon yang menggerogoti kuil ini.
Lalu apakah dari Indonesia juga ada? Ada dong…
Saya benar-benar happy saat saya tahu kalau reruntuhan candinya masih banyak dan asri. Sayang waktu saya ke Candi Borobudur tidak sempat mampir ke Prambanan.
Dengan adanya reruntuhan yang terjaga ini, semoga kita dapat belajar dari kisah-kisah sejarah masa lalu dan mengambil pembelajaran atau hikmahnya. Selain itu, kita juga bisa mengetahui bagaimana keagungan dan keberagaman arsitektur-arsitektur kuno yang mungkin bisa kita jadikan inspirasi.