Semakin Kotor

Apa yang terjadi jika kamar kalian tidak pernah kalian bersihkan? Pastinya akan semakin kotor. Dan ini adalah hal yang secara naluriah telah kita ketahui di bawah alam sadar.

Tetapi itulah gunanya sebuah analogi, kita menyederhanakan sesuatu yang terlihat sangat rumit sehingga orang yang memiliki keterbatasan pun dapat memahaminya.

Lalu apa yang akan saya bandingkan dengan sebuah analogi yang begitu sederhana ini?


Ekspansi analogi

Rumah kita, atau yang saya persempit menjadi kamar tidur kita, adalah tempat yang paling bersahabat dalam kehidupan. Oleh karenanya, kitalah yang paling mengerti mengenai kamar kita sendiri.

Kita memahami saat kamar kita sudah mulai saatnya kita bersihkan. Kita bahkan menyadari saat kenyamanan di kamar tidur kita sendiri seakan sudah berkurang.

Ada dari kita yang mulai membersihkannya, namun sebagiannya lagi menunda-nunda.

Terkadang kita sendiri bertanya-tanya darimana setiap inci debu yang menempel di setiap barang di kamar kita.

Padahal, ketika kita telah membersihkan kamar dengan sepenuh hati dan kita berusaha menjaga kerapiannya, entah mengapa dalam waktu seminggu dua minggu, kamar kita menjadi kembali kotor dan berantakan.

Saya juga pernah merasa seperti itu, kamar tetap semakin kotor setelah saya bersihkan pada hari-hari berikutnya. Tak peduli sehati-hati bagaimana saya dalam menjaga kebersihannya.

Bagi yang memang sering menunda-nunda membersihkan kamar, biasanya sesekali ada ‘pecutan’ agar mereka mulai membersihkan kamar mereka. Sebabnya bisa karena ada tamu yang berkunjung, atau tiba-tiba terserang penyakit yang mau tidak mau harus membereskan kamar.

Namun sayangnya itu sudah menjadi tugas yang begitu berat karena mereka menyadari kamar mereka sudah sangat kotor.

Intinya, kamar yang bersih pasti akan kotor pada waktunya. Itulah yang menjadi inti analogi kali ini.

Sekarang kita langsung merujuk ke dunia nyata, bagaimana analogi kamar yang semakin kotor tersebut teraplikasikan di sekeliling kita.


Sedikit yang sadar

Pernahkah kita merasa jika semakin hari, semakin sedikit berita baik yang dapat kita konsumsi?

Atau pernahkah kita merasa jika jalanan yang kita lewati sehari-hari kualitasnya semakin buruk, semakin tidak nyaman, semakin berlubang?

Saat kalian merasa suasana di lingkungan kalian tinggal atau sekeliling kalian sudah semakin buruk? Artinya ‘kamar’ tersebut sudah semakin kotor.

Namun pertanyaannya, siapa yang akan membersihkan?

Jika kamar yang bersih saja pasti semakin kotor jika kita biarkan, apalagi kamar yang sudah kotor?

Masalahnya, kebanyakan dari kita sering menggampangkan saat beberapa butir ‘kotoran’ mulai menghiasi ‘kamar’ kita. Bahkan lebih parah, kita menganggap nanti ‘kotoran’ tersebut dapat hilang dengan sendirinya.

Perlu kita ketahui, itu tidak akan pernah terjadi.

Kita sudah pernah melihat seberapa kotornya administrasi pemerintahan di daerah kita. Para pegawainya, dari mulai staf biasa hingga para pejabatnya sebagian besar senang sekali mempersulit kita yang telah berlelah-lelah membayar pajak.

Itulah ciri dari kamar yang sudah sangat kotor, bahkan sampai sudah hampir mustahil kita bersihkan.

Para staf junior yang terbiasa bekerja dengan ‘kotor’ seperti bermalas-malasan, senang mempersulit, tidak ramah, dan seenaknya, mereka itu baru sekelas debu kamar yang jika dibiarkan lama-kelamaan akan berkerumun menjadi sarang penyakit.


Minimnya tenaga kebersihan

Jika memang sudah sangat parah, siapa yang akan membersihkan?

Bahkan kamar yang sudah sangat kotor bukan hanya menjadi sarang penyakit, namun juga sarang serangga yang menjijikkan dan bahkan berbisa.

Membersihkan kamar seperti itu berisiko tinggi sampai-sampai nyawa taruhannya. Pembersih kamar bisa tersengat kelabang atau kalajengking dan kasus terburuknya mereka dapat meninggal.

Lagipula, kamar seperti itu tidak cukup hanya memerlukan satu atau dua tenaga kebersihan yang berperalatan lengkap.

Sama seperti di kehidupan nyata. Saat sebuah lembaga sudah sangat busuk dan berracun, seseorang yang mencoba membersihkannya bisa langsung tamat riwayatnya seketika.

Seperti, saat ada orang yang mencoba melaporkan seorang koruptor, maka pelapor akan diteror oleh para koruptor tersebut.

Tidak perlu heran, kita sendiri saat bekerja semau kita dan ada yang melaporkan, bukannya kita berbenah justru memburu pelapor tersebut ‘kan?

Para koruptor pun sama, namun ‘kamar’ mereka sudah begitu menjijikkan sebab sudah terlalu lama kita biarkan.

Bahkan saat ada tenaga kebersihan yang ingin membersihkan calon-calon koruptor tersebut sewaktu mereka masih menjadi rakyat dan hidup di tengah-tengah kita, bukannya kita dukung namun justru kita diamkan dan kita suruh diam.

Sungguh konyol saat ada orang yang menganggap itu adalah kesadaran masing-masing dan membiarkannya. Apalagi dengan alasan kasihan dan berbagai macam drama lainnya.

Para nabi dan rasul tidak akan diutus jika kaum mereka bisa sadar dengan sendirinya.


Jangan sampai…

Percaya atau tidak, masih banyak orang-orang yang menghalangi hukuman yang akan dijatuhkan kepada para maling dengan alasan mereka adalah rakyat kecil.

Banyak juga orang-orang yang mencoba merayu para ‘tenaga kebersihan’ supaya tidak menegur para pekerja yang bekerja sembarangan. Alasannya karena mereka pekerja kecil, punya tanggungan, dan drama lainnya.

Saat kita melihat para pengendara yang mengemudi sembrono di jalanan, kita menoleransi perilaku mereka hingga kita sendiri tidak pernah memberi penyuluhan kepada sanak saudara kita agar tidak seperti mereka.

Pada akhirnya, saat semuanya sudah menjadi lebih berantakan, barulah kita mengharapkan seorang ‘pahlawan’ untuk menegur mereka yang mana keadaan sudah cukup mematikan.

Ujung-ujungnya, saat memang sebuah kamar sudah begitu kotor sampai mustahil kita benahi, jangan salahkan jika pemegang wewenang merubuhkan kamar tersebut yang membuat kita kehilangan barang berharga kita, terkubur bersama kamar tersebut.

Benar, jangan sampai sesuatu yang luar biasa terjadi untuk membersihkan kekotoran tersebut sebab kita juga dapat terkena imbasnya.

Jadi mulai saat ini, cobalah untuk mencari lingkaran-lingkaran persahabatan yang peduli satu sama lain. Memang jumlah mereka sedikit dan sulit kita cari, namun mereka adalah salah satu pahlawan masa kini yang tanpa tanda jasa.

Ciri-cirinya adalah mereka bijak, netral, produktif, kritis, dan senantiasa mempertahankan kebahagiaan satu sama lain.

Semoga kita menjadi aman di lingkaran-lingkaran orang tersebut.

Sebaliknya, jika kalian merasa lingkaran kalian saat ini terlalu mudah menilai orang lain, seringkali pamer dan mengeluh akibat rasa pamernya itu, tidak produktif apalagi bermanfaat, tema pembicaraannya seputar menggunjing orang lain saja, dan hanya mendatangi saat kalian senang, tinggalkanlah segera persahabatan itu.

Persahabatan yang berracun tidak akan membuat kalian lebih berbahagia dan tidak pula membuat kehidupan kalian menjadi lebih baik atau sejahtera.


Penutup

Negara-negara maju memiliki peraturan yang sangat ketat. Mereka memiliki jadwal-jadwal dan ‘petugas kebersihan’ yang tidak dapat kita ganggu gugat.

Maka dari itu, tidak heran banyak negara maju yang masyarakatnya produktif, memikirkan urusan mereka sendiri dan tidak mencampuri urusan pribadi orang lain, senantiasa memberikan inovasi untuk mempermudah orang lain, dan memiliki atmosfer indah serta menyenangkan.

Pastinya kamar yang bersih dapat membuat penghuninya lebih bersemangat dan berbahagia.

Rakyat yang bersih akan menghasilkan pemimpin yang bersih pula, sebab para pemimpin mereka lahir dari tengah-tengah mereka, tidak lahir dari bangsa atau bahkan planet lain.

Namun bukan berarti negara maju kemudian berbangga dengan itu. Mereka masih memiliki tugas yang tak kalah mengerikan.

Ingat, kamar yang sudah bersih suatu saat pastinya akan menjadi kotor, dan di sinilah alasan mengapa mempertahankan prestasi itu jauh lebih sulit daripada mencapainya.

Membersihkan kamar itu ternyata masih lebih mudah karena orang yang kamarnya sudah bersih mungkin akan lengah dari debu-debu yang mulai kembali menempel.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
๐Ÿค— Selesai! ๐Ÿค—
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. ๐Ÿ’—

  • Sebelumnya
    Tips Lebih Bahagia 29: Investasi

    Berikutnya
    Tips Lebih Bahagia 30: Cahaya Remang


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. ๐Ÿ˜‰

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. ๐Ÿ˜Š


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. ๐Ÿ˜‰

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. ๐Ÿค—

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. ๐Ÿค—

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll ๐Ÿ‘‡

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. ๐Ÿ”ฎ

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? ๐Ÿ˜ฑ Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.