Kamar Pintar
urban legend by : anandastoon
Aku punya sepupu yang tinggal di rumah kontrakanku. Dia bernama Shella, 27 tahun, dan lajang. Kebetulan karena aku juga sama-sama lajang, jadi aku senang karena aku tidak sendirian.
Lagipula kontrakannya cukup besar dengan harga murah, dengan dua kamar tidur.
Suatu hari, aku mendapatkan informasi mengenai sebuah produk teknologi yang pintar, seperti lampu dan CCTV yang dapat kuatur dari jarak jauh. Sebagai tech enthusiast, aku beli lah lampu dan CCTV pintar tersebut agar dapat kupasang di kamarku.
Kemudian aku mendapatkan tugas keluar kota yang harus menginap semalam.
Malamnya, di luar kota, aku mencoba melihat kamarku via CCTV pintar yang dapat kupantau lewat ponselku.
Wah, Shella sedang berada di kamarku, tidur-tiduran.
Kemudian terpikirkan olehku untuk mencoba berbuat iseng lewat benda-benda pintar itu yang kontrolnya langsung dari ponselku.
Kuputar suara tawa Kuntilanak dari ponselku yang lain, dan kulihat Shella mulai melihat sekeliling dengan panik dan tidak nyaman.
Tak cukup dengan itu, aku mainkan kecerahan lampu menjadi redup, terang, berkali-kali.
Kudengar Shella berteriak keras ketakutan lalu berlari keluar kamarku tunggang-langgang. Aku tertawa terbahak-bahak melihat itu.
Saat aku pulang, Shella mengadu kepadaku bahwa kamarku berhantu, kemudian ia mengajakku ke kamarku dan memberitahukan detailnya.
Aku menjawab, “Apa kejadiannya seperti ini?” sambil kumainkan kecerahan lampu.
Shella terdiam sejenak, kemudian melayangkan pukulan kepadaku berkali-kali sambil menggerutu dan menggeram kesal. Tak kusangka pukulannya begitu pedih, punggungku sepertinya lecet.
Dua minggu kemudian, aku mendapatkan tugas keluar kota kembali.
Malamnya, sekitar pukul satu dinihari, aku mendapatkan telepon. Ternyata dari Shella.
“Iseng hah? Iseng lagi ya! Ini sudah malam, orang lagi tidur! Pranknya sudah gak mempan! Sudah basi! Stop!” Teriak Shella lewat telepon.
“Sekarang memang kau tidur di mana?” Tanyaku penasaran.
Sejenak, ia terdiam. Tak lama aku mendengar suara jeritan, ada suara barang terbanting, kemudian teleponnya dimatikan.
Kulihat CCTV, ia tidak sedang tidur di kamarku.