Hire Programmer

Kebanyakan perusahaan hari ini mau tidak mau harus bersentuhan dengan IT meskipun bukan perusahaan IT. Dan IT yang saya maksud di sini bukanlah IT support seperti teknisi hardware.

Terbukti, sangat banyak perusahaan yang ingin memiliki produk IT software mulai dari website, atau pun aplikasi, baik aplikasi internal atau aplikasi kepada customer mereka.

Sebagian perusahaan cukup mencari jasa pembuatan website dan aplikasi kemudian kebutuhan IT mereka terselesaikan.

Namun banyak pula perusahaan yang memang lingkupnya sudah terlalu luas, atau kapasitasnya sudah terlalu besar sehingga mereka harus menyewa tim IT mereka sendiri.

Tujuannya sudah pasti agar memiliki dedikasi sendiri dan tidak lagi bergantung kepada pihak ketiga/vendor jika ada sesuatu yang berhubungan dengan produk IT perusahaan.

Masalahnya adalah, banyak perusahaan yang tidak mengetahui bagaimana cara merekrut karyawan IT (programmer) yang benar dan tepat, sehingga tidak sedikit dari perusahaan yang justru mengeluh dengan tim IT yang ada.

Saya sendiri sebagai CTO perusahaan, seringkali berbincang dengan para pelamar. Mereka ternyata kagum dengan bagaimana saya menyaring mereka, seperti bagaimana memberikan tes programmer yang bagi mereka tidak seperti perusahaan lainnya.

Kebanyakan perusahaan hanya memberikan tes seperti anak kuliah jurusan IT semester satu yang baru masuk. Bahkan lebih parah, ada perusahaan memberikan tes koding di atas kertas. Padahal programming sama sekali bukan hapalan.

Sejujurnya meski telah hampir sepuluh tahun mengoding, saya sendiri terkadang masih mencari di Google tentang bagaimana koding untuk menampilkan tanggal sederhana di Javascript.

Baiklah, berikut saya berikan 5 (lima) tips bagaimana cara merekrut programmer yang benar dan tepat, setidaknya dari pengalaman saya sendiri yang langsung merekrut programmer.

Saya jabarkan dari awal, hingga sampai proses mendapatkan programmer yang diinginkan.


1. Merinci spesifik

Ada perusahaan yang mungkin karena terlalu bernafsu untuk menjaring programmer atau hanya simply tidak paham, mereka memasang lowongan programmer dengan asal-asalan.

Padahal, programmer ibarat dokter. Ketika kita sakit mata, pastinya kita mengunjungi dokter mata, bukan dokter hewan. Pun sama dengan programmer.

Apa lingkup programmer yang kita inginkan? Apakah familiar dengan C#, Java, Javascript, atau Python? Website atau aplikasi? Browser, desktop atau mobile? Front end atau backend? Atau hanya perlu QA dan/atau security?

Jika perusahaan tidak tahu dan tidak dapat memutuskan, tips dari saya adalah bergerak dari umum ke khusus terlebih dahulu.

Misalnya, saat perusahaan perlu programmer untuk buat website, sebutkanlah. Tidak perlu dengan syarat harus menguasai bahasa pemrograman tertentu pun tidak mengapa.

Kemudian perincilah. Misalnya, kita perlu programmer yang dapat membuat aplikasi mobile, android atau iOS, atau keduanya, lalu apakah perlu dengan tambahan pengetahuan seperti keamanan dan server.

Terakhir, jika memang ada preferensi bahasa, misalnya sudah terbiasa pakai Python, sebutkanlah bahwa kita memang memerlukan programmer Python.

Jangan sampai kita memosting lowongan programmer dengan memberikan prasyarat sebanyak mungkin, seperti menguasai puluhan bahasa pemrograman dan server.

Boys, itu bukan lowongan untuk seorang programmer, itu adalah lowongan untuk seluruh divisi IT.


2. Memeriksa etiket awal

Puluhan para calon programmer mengirimi email ke kantor saya. Wah, lowongan yang kami posting di situs-situs lowongan kerja berhasil mengundang para pelamar!

Tetapi nyatanya, dari puluhan, bahkan hingga seratus email pelamar masuk, yang kami lirik hanya segelintir saja.

Bahkan sepertinya tidak sampai sepuluh pelamar.

Duh, kenapa bisa sedikit begitu? Apa yang salah?

Yang kurang berkenan bagi kami, terkhusus bagi saya, adalah etika pelamar kerja yang berkirim lamaran via email.

Perlu kita ketahui, etika kerja adalah bagian dari softskill yang hukumnya sama wajibnya dengan hardskill.

Ibaratnya, saya mencari programmer, programmer yang saya cari tentu saja mereka yang baik dan budiman.

Sejujurnya, saya langsung ‘membuang’ email yang tidak memiliki salam atau sapaan hormat di body emailnya alias kosong melompong. Tidak ada permohonan, tidak ada ucapan terima kasih, dan sebagainya.

Sebagus apa pun CV (Curriculum Vitae) para pelamar, karena email yang kosong, secara otomatis akan saya acuhkan.

Bagaimana saya bisa jamin sang pelamar dapat bekerja dengan sepenuh hati jika dengan email lowongannya saja, mereka sudah tidak peduli?


3. Klise, portfolio

Memiliki portfolio pastinya adalah hal yang wajib tercantum dalam setiap surat lamaran kerja, apa pun jobnya.

Sertifikat keahlian mungkin dapat dengan mudahnya saya abaikan apabila saya sendiri tidak tahu apa saja hasil karya yang membuktikan bahwa si pelamar memang mampu.

Bahkan tidak cukup dengan itu, saya memeriksa portfolio mereka, menelaahnya satu per satu, memastikan itu seratus persen murni hasil karya mereka, tidak jiplak.

Yah, meski tidak harus sampai 100%, tetapi saya memastikan portfolio mereka tidak semerta-merta mereka dapat dari source code yang bertebaran di internet.

Bahkan saya mungkin secara acak akan menanyakan apa arti dari sebagian kode yang telah para pelamar tulis dalam portfolio mereka. Atau beberapa teknis yang berkaitan dengan portfolionya.

Para pelamar seharusnya tidak perlu khawatir. Jika memang murni karya sendiri, dan mereka jujur jika ada sebagian kode yang langsung mereka salin dari stackoverflow, itu masih saya hargai.

Saya hanya ingin para pelamar mendalami esensi mereka sebagai programmer. Bukan seperti para programmer yang menyalin kode-kode atau bahkan mengklaim portfolio orang lain menjadi milik mereka.


4. Mengirimkan soal pra tes

Kandidat yang terpilih, saya langsung kirimkan tes seputar programming kepada mereka, lewat email. Mereka dapat mengerjakan tes dalam bentuk MS. Word tersebut di rumah mereka, atau dari mana pun semau mereka. Tetapi deadlinenya, saya berikan dua hari.

Seluruh soal tersebut murni saya buat sendiri. Soal tersebut terbagi menjadi beberapa bagian. Karena saya memerlukan programmer yang mampu mengerjakan aplikasi berbasis web, jadi soalnya saya bagi empat bagian:

Algoritma, PHP, JS, dan Database.

Di dalam soal tersebut saya telah mewanti-wanti sebelumnya bahwa isi soalnya akan lebih saya titik beratkan kepada opini. Jadi, tidak ada satu pun yang membuat mereka harus mengoding.

Tentu saja tidak ada soal mengoding di lembaran yang saya kirimkan karena saya paham mereka akan dengan mudahnya menyalin dari internet.

Seluruh soal berkaitan erat dengan algoritma atau cara berpikir bahkan pemecahan masalah seputar programming. Bahkan saya sisipi studi kasus (use case) yang nyata terjadi di kantor saya, seperti masalah optimasi, keamanan koding, dan sebagainya.

Dari sana, saya lebih memahami lagi mana calon programmer yang punya dedikasi dalam menjawab, dan mana yang hanya menjawab dengan mengada-ada.

Padahal kebanyakan saya hanya memerlukan jawaban singkat dan jelas, bukan jawaban esai sepanjang novel yang justru keluar dari permasalahan utama.


5. Live testing

Dari 100 email (saya bulatkan), tereliminasi menjadi 10 email. Kemudian lewat pemeriksaan portfolio tereliminasi menjadi 5 email. Terakhir, lewat soal tereliminasi menjadi dua atau bahkan hanya seorang pelamar.

Apa langkah terakhir saya dalam menyaring mereka? Live testing.

Saya sediakan waktu kosong yang disetujui dua belah pihak, saya dan pelamar. Kemudian pelamar datang ke kantor saya, membuka laptopnya dan harus mengerjakan apa yang saya perintahkan.

Saya pada saat itu memosisikan diri saya seakan sebagai klien yang meminta pelamar membuatkan aplikasi sederhana untuk saya. Waktunya hingga dua jam.

Misalnya, saya ingin aplikasi yang memuat data perjalanan mahasiswa kampus blublableh. Hanya ada isian nama, jarak dari rumah ke kampus, dan lama perjalanan ke kampus. Tidak perlu tampilan yang fancy, yang penting aplikasinya dapat dengan mudah saya gunakan.

Lalu saya ingin tabelnya muncul kecepatan yang berasal dari rumus jarak dibagi waktu. Jika kecepatannya di bawah 20km/jam, maka kesimpulannya macet, jika tidak, lancar.

Sembari para pelamar melakukan koding on site, saya kembali bekerja.

Ketika pelamar sudah selesai dengan aplikasinya dan siap saya periksa, saya langsung memakainya dengan ‘sembrono’. Seperti, memasukkan angka nol di kolom “lama perjalanan” dan saya tidak ingin ada error karena pembagian dengan nol.

Si pelamar tidak boleh berargumen apalagi berseteru dengan itu. Sebab, dalam kasus dunia nyata, para user memang seringkali menggunakan aplikasi semau mereka. Ada yang memasukkan nama dahulu kemudian waktu perjalanannya belakangan. Dan kita tidak bisa semerta-merta memaksa mereka untuk taat peraturan yang ketat.

Fleksibilitas dalam aplikasi adalah nomor satu. Jika tidak, aplikasi serupa dari perusahaan lain akan menggantikan karena lebih memikat pelanggan.

Jika memang masih ada error, saya memberinya waktu sampai aplikasi mengizinkan pelanggan memasukkan angka nol di kolom pembagian tersebut. Programmer yang berdedikasi pasti akan langsung memperbaikinya dalam waktu beberapa menit saja.

Terakhir voila, calon programmer yang telah kami nantikan sudah kami dapatkan lewat proses penyaringan yang sedemikian rupa.

Sebenarnya, persentase kelulusan di tahap live testing ini sudah hampir mencapai 100%.


Tambahan

Sebelum saya lakukan live testing, para calon programmer akan saya arahkan ke HRD untuk sekadar mewawancarai mereka. Perusahaan kami sudah ISO, jadi perlu adanya proses screening.

Contohnya, dengan menghubungi perusahaan lama untuk melakukan konfirmasi bahwa benar si pelamar dari perusahaan tersebut, atau bertanya-tanya mengenai latar belakang si pelamar.

Screening kami lakukan bukan hanya karena kami taat pasal-pasal ISO. Tetapi karena juga kami ingin segala sesuatu menjadi jelas di awal.

Namun jangan khawatir. Itu semua bukan pertanyaan menakutkan, lebih mirip seperti mengobrol biasa daripada interogasi kriminal.

Terkadang ada yang gugup saat kami tanya berapa gaji yang para pelamar inginkan, atau apa kelebihan mereka, dan lain sebagainya.

Fun fact, kebanyakan pelamar bahkan usia mereka lebih tua dari saya. ๐Ÿคญ

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke Twitter
๐Ÿค— Selesai! ๐Ÿค—
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. ๐Ÿ’—

  • Sebelumnya
    Tips Lebih Bahagia 31: Kontribusi

    Berikutnya
    5 Alasan Mengapa Konsol Nintendo Masih Bertahan


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. ๐Ÿ˜‰

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. ๐Ÿ˜Š


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. ๐Ÿ˜‰

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. ๐Ÿค—

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. ๐Ÿค—

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll ๐Ÿ‘‡

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. ๐Ÿ”ฎ

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? ๐Ÿ˜ฑ Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.