Suka Menunda

Mungkin kita pernah mengalami sulit sekali dalam memulai melakukan sebuah tugas, apa pun. Namun setelah kita melakukan tugas tersebut, maka kita seakan tidak ingin berhenti. Pernah seperti itu?

Misalnya, kita memerlukan waktu yang sangat tidak sebentar hanya untuk memulai mandi. “Mengumpulkan niat”, begitu istilahnya.

Tetapi setelah kita ‘berhasil’ mandi, maka kita justru sangat menikmatinya, mungkin hingga bernyanyi-nyanyi dalam kamar mandi.

Begitu pun saat melakukan tugas di tempat kerja. Ada orang-orang, saya juga terkadang termasuk salah satunya, memiliki waktu yang sangat lama untuk memulai tugas tersebut.

Saya punya cerita. Dulu waktu saya belum punya laptop semasih SMA, saya pernah membuat game di warnet. Membuat ya, bukan memainkan.

Di warnet termurah, saya mengambil waktu satu jam, yang kisaran harganya waktu itu sekitar Rp2000 sampai Rp4000 per jamnya.

Tebak, saya ternyata baru benar-benar membuat game lewat software pembuat game portable justru di 15 menit terakhir. Lalu apa yang saya lakukan 45 menit sebelumnya? Tidak ada, hanya bersosial media dan menjelajah yang tidak pasti.

Terkadang, hal itu masih sering terjadi hingga sekarang. Saya seakan masih perlu mengumpulkan waktu demi memulai sebuah tugas, yang sebenarnya tidak terlalu berat.

Apakah ada penjelasan psikologisnya untuk masalah ini? Atau hanya memang malas semata?


Memang fitur bawaan

Apakah kita pernah mendengar apa itu ADHD?

Memiliki keterkaitan dengan terlalu lincah atau hiperaktif, ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder sebenarnya adalah sebuah gangguan mental.

Kita merasa bahwa ADHD hanya terjadi pada anak-anak, seperti mereka sulit berkonsentrasi atau pikirannya mudah teralihkan.

ADHD juga terjadi pada orang dewasa juga. Meskipun memang orang dewasa yang ADHD tidak sehiperaktif anak-anak.

Saya sendiri sering mengidentifikasi diri saya sebagai ‘pengidap’ ADHD. Saya tidak pernah benar-benar tahu namun banyak sekali tanda-tanda ADHD yang hinggap pada diri saya.

Seperti, fokus saya mudah terpecah, memiliki berbagai hal di pikiran yang ingin saya tuangkan semuanya namun bingung bagaimana, dan tentu saja, sulit memulai tugas.

Pikiran saya mudah sekali terdistraksi. Bahkan saya merasa sebenarnya bukan motivasi saja yang membantu saya dalam memulai pekerjaan, namun juga kadar emosional.

Maksud kadar emosional di sini, entah mengapa, saya terkadang merasa perasaan yang saya rasakan (di luar sedih atau perasaan negatif) agak berlebih. Terlalu bersemangat, terlalu bahagia, terlalu lega, terlalu tersentuh, itu semua justru menjadikan saya sulit untuk memulai kerja.

Sama seperti saat saya menulis artikel ini, terkadang memang ada saja hal yang membuat fokus saya terpecah, walaupun saya sedang mendengarkan musik santai.


Perasaan yang memiliki hak

Memahami ‘kekacauan’ perasaan penderita ADHD adalah hal yang paling dasar dalam menganalisa ini.

Secara normal, saat ada orang mendapat iming-iming yang menyenangkan dan membuatnya bahagia, ia akan cenderung lebih rajin dan lebih mudah dalam memulai sebuah pekerjaan.

Tetapi beberapa orang, terkadang memiliki perasaan bahagia berlebih sehingga kondisinya begitu tidak stabil, jangankan dapat memulai sebuah tugas.

Cara terbaik untuk meringankan beban perasaan yang berlebih supaya dapat kembali melanjutkan aktivitas adalah mengizinkan diri sendiri untuk terdistraksi.

Jadi memang beberapa dari kita memerlukan jadwal khusus untuk mendistraksi kegiatan kita sendiri.

Ketika saya menulis artikel ini, saya mengizinkan diri saya sejenak untuk mengalihkan kegiatan saya dari menulis saat perasaan saya mulai tidak stabil.

Biasanya, perasaan tidak stabil muncul saat musik yang saya dengarkan mengeluarkan melodi yang indah, yang mengacaukan pikiran saya dengan beberapa pikiran fantasi. Dari sana saya memiliki perasaan sejuk yang begitu tinggi dan melihat foto-foto indah yang saya jepret sebelum akhirnya saya kembali melanjutkan tulisan ini.

Perlu kita ingat, jadwal pengalihan kegiatan ini pun harus terkontrol, sebab tidak jarang kita pada akhirnya terlena dengan kegiatan distraksi kita yang nyaman itu hingga tidak ada satu pun tugas yang kita selesaikan.

Bagi saya seakan itu adalah perbuatan mubazir karena saya tidak menggunakan motivasi yang tersedia pada saat itu untuk menyelesaikan tugas. Perasaan bahagia dari motivasi atau semangat pada saat itu justru saya alihkan untuk kegiatan lain yang manfaatnya jauh lebih kecil.


Konduktor aktivitas

Kembali lagi kepada tugas yang sulit untuk kita selesaikan karena ketidakstabilan emosi kita. Bagaimana cara memulainya?

Saya akui, bagi penderita ADHD itu adalah hal yang cukup sulit. Meskipun pada akhirnya tugas kita akan kita selesaikan, tetapi biasanya hal itu terjadi di menit-menit terakhir.

Setidaknya ada beberapa trik yang membuat kita dapat memulai tugas tersebut tanpa harus menunggu saat-saat terakhir yang justru membuat kita tidak maksimal dalam menyelesaikannya.

Salah satu tipsnya, cobalah memulai tugas ringan menyenangkan yang dapat ‘menyambar’ dengan tugas utama.

Sebaliknya, cobalah untuk menghindari kegiatan distraksi yang berpotensi membuang waktu seperti bersosial media yang memiliki candu. Kecuali jika kita telah membatasinya hanya dalam beberapa menit saja.

Misalnya, saat ingin membersihkan kamar, kita bisa mulai dengan mencoba bangun dan berdiri dari tempat tidur. Kemudian tidak perlu langsung membersihkan ruangan, cobalah untuk misalnya menggeser beberapa barang ringan dan menyusunnya supaya terlihat lebih rapi.

Saat pencapaian awal yang begitu ringan sudah kita raih, kemudian aktivitas akan berlangsung dengan sendirinya.

Tetapi, terkadang ada pula hal-hal yang kembali mendistraksi kegiatan beres-beres kamar kita. Seperti, saat kita menemukan sesuatu yang mungkin kita telah lama cari atau ingin lihat, maka penjedaan akan sulit kita hindari. Kita mungkin akan kembali anteng dengan sesuatu tersebut dan kembali duduk di atas kasur.

Tidak masalah, selama kita atur batasan waktu dan kita mulai kembali dari awal. Jangan khawatir progres atau kemajuan kita kembali dari nol, sebab hal itu jauh lebih baik daripada tidak berprogres sama sekali.


Sang penyokong

Terkadang mungkin kita memerlukan waktu yang lama untuk memulai sesuatu karena perlu ada motivasi yang memecut. Maksudnya, motivasinya ada, namun perlu yang ‘mengena’.

Ibaratnya, kita sudah punya bahan bakarnya, hanya perlu satu percikan api untuk membakar semangatnya.

Setiap orang memiliki pemicu semangat yang berbeda-beda. Ada yang lewat iming-iming, ada yang lewat ancaman. Ada yang lewat harta, jabatan, gengsi atau perhatian, dan progres orang lain.

Mengenali apa pemicu motivasi itu penting karena mungkin kita sudah memiliki motivasinya, namun mereka masih mentah dan perlu dibakar dengan hal yang tepat.

Saya pribadi memiliki pemicu berupa iming-iming dan lewat progres orang lain. Misalnya, saya menjadi semangat saat ada orang-orang yang saya sukai memberi kabar progres mereka.

Mungkin dapat saya sebut sebagai balapan kemajuan. Jangan sampai seseorang yang saya suka atau tunggu-tunggu sudah mengeluarkan fitur atau karya baru sedangkan saya belum berbuat apa-apa. Ini bisa berupa artis, permainan, aplikasi, instansi, hingga negara.

Ada lagi seseorang yang ternyata motivasinya baru terbakar saat ada ancaman tidak dapat membayar tagihan-tagihannya jika ia pada hari itu tidak berprogres atau memiliki kemajuan.

Atau ada yang semangatnya langsung membara saat ia mendapatkan janji bahwa namanya akan semakin berkibar di komunitasnya setiap kali dia menghasilkan manfaat.

Bagaimana pun, memiliki motivasi belum cukup. Seperti kendaraan kita yang memiliki bensin, namun tidak pernah kita hidupkan.

Lalu apa bedanya orang yang memiliki motivasi dan motivasinya perlu ia bakar dengan orang yang tidak memiliki motivasi sama sekali?

Biasanya, orang yang tidak memiliki motivasi sama sekali mereka yang memang sedari awal tidak memiliki niat. Sedangkan mereka yang memiliki motivasi, biasanya memang mereka sudah memiliki semangatnya dan siap, namun mereka masih tidak tahu kapan atau dari celah mana mereka akan memulainya.

Seperti saya ini, yang begitu membara dalam menginginkan membuat sebuah artikel berikut, yang ternyata baru saya mulai beberapa jam kemudian. Padahal tangan saya sudah berada di atas papan ketik laptop sedari mula.


Finalisasi

Pada akhirnya, saat saya sudah bertemu dengan pemicu motivasinya, seribu kata lebih telah tertuang pada artikel yang sedang kalian baca ini.

Terkadang memang ada penyesalan mengapa saya begitu lamban dalam memulai, meski saya paham bahwa saya pasti akan keasyikan pada akhirnya.

Kejadian seperti ini tidak terjadi saat saya menulis artikel saja, mungkin di hampir setiap kegiatan.

Atau bisa jadi karena saya begitu bersemangat, namun terhalang oleh pikiran berlebih (overthinking) yang mengakibatkan saya ragu dalam memulai hal kecil yang saya ingin kerjakan.

Kembali ambil contoh, dalam membuat artikel ini, yang saya lakukan di waktu selepas jam kerja. Pikiran saya menggerogoti dengan kemungkinan-kemungkinan seperti artikel ini mungkin tidak akan selesai hari itu juga dan saya akan kehilangan motivasi dalam meneruskannya lagi. Apalagi saat pikiran tersebut benar-benar pernah terjadi bukan hanya sekali dua kali.

Apa yang saya lakukan pada saat itu? Tidak ada, hanya menonton di Youtube dari video-video rekomendasi. Tak terasa sudah hampir pukul 11 malam, ternyata saya baru mencoba menulis sepatah dua patah kata.

Tebak? Saya akhirnya terlarut dan artikel ini saya terbitkan di tengah malam. Andai saja saya langsung memulai saat baru pukul 8 tadi…

Tetapi saya akan murung kalau saya menuduh diri saya malas dan menunda. Saya hanya mengingat pemicunya adalah sebuah musik video game, yang ternyata atmosfernya nyaman dan selaras dengan tema yang akan saya tulis ini.

Saya terkadang merindukan saya yang dulu, yang masih begitu produktif. Karena saya telah sebutkan tadi bahwa salah satu pemicu ampuh produktivitas saya adalah progres yang dihasilkan orang lain, itu memiliki kekurangan yang cukup fatal.

Artinya, apabila saya tidak menemukan kemajuan dan perbaikan dari hal-hal yang saya sukai pada saat itu, mungkin bukan hanya motivasi saya yang tidak akan pernah terbakar, melainkan juga menguras motivasi saya sebelum sempat terbakar.

Yah, apalagi jika saya lihat berita-berita hari ini yang sepertinya segala sesuatunya stagnan alias tidak ada peningkatan. Bahkan yang sudah ada saja cenderung mengarah ke yang lebih buruk.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
๐Ÿค— Selesai! ๐Ÿค—
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. ๐Ÿ’—

  • Sebelumnya
    Depresi Karena Target Hidup Tak Kunjung Tercapai?

    Berikutnya
    Tips Lebih Bahagia 36: Sedikit Namun Berarti


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. ๐Ÿ˜‰

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. ๐Ÿ˜Š


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. ๐Ÿ˜‰

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. ๐Ÿค—

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. ๐Ÿค—

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll ๐Ÿ‘‡

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. ๐Ÿ”ฎ

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? ๐Ÿ˜ฑ Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.