Frutiger Aero, Sebuah Estetika Masa Depan yang Sarat Utopia

Sumber: Internet

Siapa di sini yang pernah merasakan era-era kejayaan Windows Vista atau Windows 7?

Kalau kita lihat, desain Windows 7 mulai dari ikon, tombol, hingga wallpapernya sarat dengan warna biru dan mengkilap. Begitu juga dengan desain-desain lainnya di masa itu.

Aliran desain futuristik yang mengkilap seperti kaca yang terkena sinar matahari ini disebut dengan Frutiger Aero.

Frutiger Aero ini adalah aliran atau gaya desain dari Windows pada tahun 2000-an yang disebut dengan Windows Aero, dengan font bawaan yang namanya adalah Frutiger. Jadi nggak ada hubungannya sama buah-buahan macam tuti-fruti hehe.

Ciri khas desain Frutiger Aero ini adalah perpaduan teknologi dengan alam, desainnya pun harus kinclong (glossy), desain yang kompleks dan tidak flat (skeumorphism).

Desain Frutiger Aero ini tidak melulu harus berkaitan dengan tampilan tatap muka komputer atau gadget. Ini bisa mencakup desain secara umum seperti arsitektur, fashion, dan karya seni lainnya, termasuk musik yang sarat suara denting (chime).

Tren desain Frutiger Aero berakhir sekitar tahun 2013 saat tren desain flat mulai bermunculan, terkhusus saat Microsoft mengeluarkan aliran desain “Metro UI” yang kita lihat pada Windows 8, Google mengeluarkan “Material Design”, dan Facebook yang mengadopsi “Corporate Memphis”.

Mengapa Frutiger Aero?

Kenapa sekarang banyak orang-orang termasuk gen Z hari ini yang kembali merindukan desain Frutiger Aero?

Banyak orang yang ‘menuduh’ kalau itu hanya olesan nostalgia semata, padahal sebenarnya itu hanya alasan sebagian kecilnya.

Beberapa orang menginginkan kembalinya tren desain Frutiger Aero karena mereka menganggap bahwa Frutiger Aero adalah sebuah janji masa depan yang tak kunjung tercapai.

Pada ingat nggak kalau dulu, katanya nanti di tahun 2020 bakal ada mobil terbang, bangunan lengkung unik-unik yang menyembul di tengah hijaunya dedaunan? Ternyata yang ada sekarang adalah penggundulan hutan semakin marak, polusi semakin parah, dan tren desain itu sendiri yang semakin membosankan.

Inilah alasan utama banyak orang yang tiba-tiba merindukan desain Frutiger Aero ini, karena pada dasarnya manusia memiliki porsi tersendiri untuk bersahabat dengan alam supaya menciptakan peradaban yang damai dan menyejukkan.

Beberapa waktu lalu saya pernah membahas film Disney Meet The Robinson, yang merupakan salah satu film animasi paling Frutiger Aero saat berbicara tentang masa depan.

Sedangkan desain yang serba minimalis dan flat seperti sekarang ini, cenderung banyak disalahgunakan banyak orang sebagai aliran desain paling instan untuk mengeruk keuntungan. Akibatnya sifat individualis masyarakat meningkat tajam yang berujung kepada tingginya ego dan hanya mementingkan diri masing-masing.

Frutiger Aero di sekeliling

Kontra dengan bangunan atau gedung perkotaan hari ini yang serba kotak dan abu-abu, bangunan bertema Frutiger Aero harus memiliki lengkungan alami dan berwarna terang seperti biru muda atau hijau daun, atau apa pun selain warna monokrom atau beige.

Kemudian tidak jauh dari sana harus ada ruang terbuka hijau hingga wahana air seperti kolam, sungai, hingga danau sebagai sentuhan akhir yang bertema natural.

Berikut beberapa contoh bangunan di dunia nyata yang begitu Frutiger Aero:

Di Indonesia sebenarnya ada satu bangunan yang bertema Frutiger Aero. Lokasinya ada di Jakarta, yup Wisma 46 alias Gedung Pulpen. Sayangnya, lingkungan di sekitarnya masih belum mendukung untuk masuk ke dalam Frutiger Aero sepenuhnya seperti kurangnya ruang hijau taman dan langit yang minim polusi.

Beberapa tampilan interior pun bisa bertema Frutiger Aero.

Cukup memiliki desain yang tidak kaku dan sarat lengkungan alami, disertai dengan pewarnaan natural.

Banyak orang terutama para fans Frutiger Aero itu sendiri menyenangi ruangan seperti ini sebab desainnya begitu futuristis namun tetap terlihat menyegarkan karena warna-warna yang mengingatkan mereka dengan alam. Dan itu bisa menjadi healing tersendiri.

Nature is healing?

Dengan hadirnya gradasi pada Windows 11 dan ikon-ikon yang kembali berwarna dan ekspresif pada Material Designnya Google atau One UInya Samsung, itu menjadi pertanda bahwa skeumorphism yang menjadi salah satu ciri Frutiger Aero akan kembali menyapa para penikmat digital.

Apalagi saat Apple mengumumkan desain Liquid Glass terbarunya belum lama ini pada iOS 25, membuat bahagia orang-orang yang menantikan hadirnya Frutiger Aero setelah terlalu lama mereka menikmati hasil-hasil yang terlalu flat.

Mungkin tren-tren desain ini memiliki sedikit kekurangan pada pengalaman pengguna atau UX. Misalnya karena desainnya begitu mengkilap seperti kaca, beberapa huruf menjadi sulit untuk terbaca.

Tetapi dengan kemampuan UI yang mantap, desainer tentunya bisa mengatasi hal ini.

Pada akhirnya orang menyadari jika faktor psikologis pengguna itu lebih utama daripada faktor peraturan kaku desain yang hanya terlihat rapi namun membosankan.

Jadi Frutiger Aero ini justru bukan sekadar nostalgia pemanis, melainkan sebagai tuntutan dari masa depan yang tak kunjung terjadi.

Saya sendiri meskipun bukan fans Frutiger Aero, tetapi adakalanya saya sudah jengah dengan desain hari ini yang begitu-begitu aja. Kalau satu atau dua, atau memang temanya benar-benar minimalis ya tidak mengapa.

Tapi coba liat deh, banyak desainer itu sendiri mengeluh karena saking minimalisnya desain zaman sekarang, sampai AI aja bisa dengan mudah menirunya.

Waktu lalu saya pernah menulis kompilasi tampilan ikon-ikon legendaris dari zaman hape Nokia atau Windows 95, sampai tahun di mana desain flat mulai mendominasi.