Cerita Dari: Ave
Met malam pengunjung situs Primbon.com. Perkenalkan nama aku Ave. Aku dari sebuah kota yang mitos dan legendanya merupakan pusat adanya si Kunti.. Hiiiiiiii.. Yakni, kota Pontianak. Emang bener yang dikatain orang–orang. Tempat tinggal aku dulu emang ga jauh dari yang namanya ketemu dengan mahluk halus. Terutama waktu aku kecil dulu.
Kali ini aku mau berbagi cerita dengan sobat setia situs Primbon. Sepintas tentang diriku, aku adalah anak pertama dari dua bersaudara yang percaya banget dengan aliran kejawen. Setiap kejadian yang aku temuin pasti selalu kukaitkan dengan mistik. Oke deh gak usah berpanjang lebar. Ini cerita waktu aku ngetes siswa–siswa aku untuk naik tingkat di sebuah tempat latihan pencak silat (ngambil sabuk).
Emang sudah jadi tradisi di tempat kami latihan setiap ngambil sabuk pasti ngambil di kuburan. Waktu itu kami sebagai panitia udah nyiapin segala sesuatunya buat ngetes mental, jiwa, dan fisik peserta. Ntah kenapa, waktu pengambilan sabuk kami menemui hal yang ganjil. Tidak biasanya suasana tes menjadi hening, namun udaranya sangat panas. Anehnya diluar tempat tes tidak seperti itu. Apa Cuma perasaan kami aja yah.
Di kuburan kami mempersiapkan pocong–pocongan yang mana dalamnya terbuat dari batang pisang yang kami bungkus dengan kain putih setelah itu kami gantung di sebuah pohon yang sangat rindang. Awalnya tes–tesan berjalan sesuai dengan rencana, sampai akhirnya salah satu dari panitia yang memegang pocong yang digantung dibawah pohon terkena penyakit HIV (Hasrat Ingin Vivis). Jadi dia tukaran tugas dengan temen yang emang gak ada kerjaan.
Tiba–tiba tepat pukul 2 pagi, kejadian demi kejadian bermunculan diluar scenario kami. Suasana tenang berubah menjadi sangat menakutkan. Diluar dugaan muncul pocong-pocong lain yang seharusnya cuma ada satu. Mereka bertambah banyak kalo gak salah ada 5. Ada yang lebih menyeramkan kami melihat sesosok bayangan putih melintas diatas kami, ya… anda benar, yang kami lihat adalah kuntilanak dengan paras yang sangat cantik nan menawan. Itu belum seberapa, pocong yang kami gantung dipohon tiba–tiba beratnya bertambah sehingga yang memegang pocong buatan itu terjatuh bersama pocong yang digantung.
Tapi dibalik kejadian itu, ada salah satu siswi yang ikutan tes menyangka bahwa pocong yang menghampiri mereka adalah senior–senior, sehingga ketika pocong itu berkata “Bukakan tali pocong donk..”, pocong itu dihajar habis–habisan oleh siswi itu dan dia berjalan terus ke pos–pos lainnya. Hanya dia sendiri yang berani melanjutkan ke pos selanjutnya. Sedangkan teman–teman lainnya pada balik ke pos sebelumnya. Sekian dulu ceritanya, sebenarnya masih panjang dan kisah ini masih ada lanjutannya. Kita tunggu aja yach.