Humor Binatang

Menindaklanjuti dari request pembaca tercinta Anandastoon (*duh terharu), karena beberapa ada yang meminta saya untuk memperbanyak konten humor, langsung Anandastoon menembus sang surya untuk menyajikan apa pun yang diinginkan para fans… (gletak! *jitak Anandastoon)

Ahbaeeek… saya memilihkan beberapa humor terbaik yang saya tangkap dari Internet.

Silakan nikmati sekelebat humor berikut, di gubug bahagia Anandastoon.


Seekor kura-kura kecil mulai memanjat sebuah pohon dengan perlahan-lahan. Setelah selama berjam-jam mencoba, ia akhirnya sampai ke puncak, kemudian melompat sambil mengepakkan kaki depannya. Ia jatuh dengan keras ke tanah.

Setelah sadar, ia memanjat lagi, lompat lagi, dan jatuh lagi. Kura-kura itu terus mencoba, sementara sepasang burung di atas pohon mengamati kura-kura itu dengan penuh rasa iba.

Kemudian burung betina berkata kepada suaminya, “Sayang, saya rasa inilah saatnya untuk memberitahu kura-kura kecil kita kalau dia adalah anak adopsi.”

Di sebuah kebun binatang seorang gajah melihat gajah yang lain sangat kurus.
“Apa yang terjadi?” Tanya si Gajah kepada gajah lain yang kurus.
“Aku sedang sakit parah…” Jawab gajah yang kurus.

Ada harimau yang mendengar pembicaraan gajah tersebut menjadi empati.
Kemudian ia melihat kucing yang sedang berjalan di dekatnya.
“Kawanku, badanmu menjadi kecil sekali, apakah kau sakit parah juga?”

Seekor kangguru bisa keluar dari kandangnya di kebun binatang setiap hari. Mengetahui bahwa ia bisa melompat tinggi, para pengurus kebun binatang memasang pagar tiga meter.

Dia keluar pagi berikutnya, hanya namun jalan-jalan di sekitar kebun binatang. Lalu mereka memasang pagar empat meter.

Sekali lagi ia bisa keluar dari kandang. Ketika pagar itu telah lima meter tingginya, unta yang ada di samping kandang kanguru bertanya, “Seberapa tinggi kamu pikir mereka akan membangunnya?”

Kanguru itu berkata, “Mungkin sampai sepuluh meter, kecuali jika manusia bodoh itu mengunci pagarnya di malam hari!”

Suatu ketika, ada sebuah sungai yang lebar. Di satu sisi sungai tinggal kelinci, dan di sisi lainnya hidup seekor beruang.

Suatu hari, beruang itu duduk di atas tunggul, menikmati buah-buahan. Lalu ia mendengar ada yang berteriak padanya, yaitu kelinci.

“Hei! Hei, Teddy, menyeberanglah ke sini. Aku punya sesuatu yang mau kutunjukkan padamu!”

“Jangan sekarang! Aku sedang bersantai.”

“Oh, ayolah!” kata kelinci. “Ini benar-benar penting.”

“Tidak mungkin.”

“Ayolah. Ini mendesak.”

Jadi beruang memutuskan untuk pergi menyeberangi sungai yang lebar itu. Dia memerlukan waktu berjam-jam untuk bisa menyeberangi sungai itu. Dia bahkan hampir tenggelam.

Dan ketika ia akhirnya sampai di seberang dia mengerang dan terengah-engah, dan berbicara kepada kelinci,

“Nah, kelinci,” dia terengah. “Apa yang ingin kamu beritahukan kepadaku?”

“Hei, Teddy,” kelinci itu berkata, “Lihatlah betapa banyaknya buah yang di seberang sungai, kita bisa menikmatinya bersama di sini.”

Ada dua ekor sapi, berbincang-bincang melalui pagar antara ladang mereka.

Sapi pertama berkata, “Aku berkata kepadamu, penyakit sapi gila ini benar-benar sangat menakutkan. Katanya penyakit itu menyebar cepat. Aku mendengar itu menjangkiti beberapa sapi di peternakan Mbah Urip.”

Sapi yang lain menjawab, “Hei jangan khawatir, hal itu tidak mempengaruhi ayam seperti kita.”

Rudi, seorang pria yang bekerja sebagai customer service, terbangun suatu pagi pukul 04:00 karena teleponnya berdering.

“Anjingmu menggonggong keras sekali, dan itu membuatku terjaga!” kata suara penelepon dengan nada marah.

Rudi mengucapkan terima kasih kepada penelepon dan dan dengan sopan menanyakan nama dan nomor teleponnya sebelum menutup telepon.

“Baik saya akan mengecek gangguan yang Bapak alami dan saya akan kabari kembali untuk tindaklanjutnya esok hari. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.”

Keesokan paginya tepat pada 04:00, Rudi menelepon tetangganya kembali.

“Selamat pagi, Bapak Sutrisno. Setelah pelakukan pengecekan ternyata saya tidak memiliki anjing… Terima kasih.”

Guru: “Jika ibu memberikan dua Kelinci, dan dua kelinci, dan dua kelinci, berapa kelinci yang kamu miliki?”
Krisna: “TUJUH!”

Guru: “Mari kita coba dengan cara lain. Jika ibu memberikanmu dua gelas, dan dua gelas, dan dua gelas, berapa banyak gelas yang kamu akan miliki?”
Krisna: “ENAM!”

Guru: “Bagus! Sekarang, jika ibu memberikanmu dua kelinci, lalu dua kelinci, lalu dua kelinci, berapa kelinci yang kamu miliki Kris?”
Krisna: “TUJUH!”

Guru: “Mengapa tiga kali dua kelinci menjadi tujuh?!”
Krisna: “Aku sudah punya satu ekor di rumah, Bu.”

Seorang pria membawa Anjingnya ke dokter hewan. “Anjing saya juling, apakah ada sesuatu yang dapat Anda lakukan untuknya?”

“Baiklah,” kata dokter hewan, “mari kita lihat dia.”

Sang dokter mengangkat anjing itu dan melihat matanya baik-baik saja.

“Yah,” kata dokter hewan, “Tapi sekarang aku harus menurunkannya.”

“Kenapa? Apa karena dia bermata juling jika diturunkan?”

“Bukan, dia sangat berat!”

Seorang pemilik anjing yang putus asa menelepon dokter hewan memohon untuk segera bertemu. Dia menjelaskan bahwa anjingnya memiliki bengkak besar dekat sudut mulutnya semacam daging yang tumbuh dalam semalam, sehingga si dokter hewan mengatakan kepadanya untuk membawa hewan tadi ke kliniknya.

Ketika orang itu datang dengan anjingnya, dokter hewan memeriksanya, sedangkan si pemilik anjing berdiri, cemas menunggu pendapat dokter hewan. Akhirnya dokter
berpaling kepadanya dan bertanya, “Apakah Anda punya anak?”

“Ya ampun, apakah itu menular?” pria itu terkejut.

“Tidak,” jawab dokter hewan. “Ada yang memberinya permen karet.”

Suatu hari seorang pria pergi ke balai lelang untuk sebuah penawaran pada seekor burung beo. Dia terus kalah dalam menawar, jadi dia meneriakkan tawaran yang lebih tinggi dan lebih tinggi dan lebih tinggi. Akhirnya, setelah tawaran menjadi sangat tinggi, dia memenangkan lelang dan beo itu menjadi miliknya!

Ketika ia membayar burung beo, ia berkata kepada pimpinan lelang, “Saya sangat berharap burung beo ini dapat berbicara. Aku benci harus membayar banyak untuk ini, hanya untuk mengetahui bahwa dia bisa bicara atau tidak!”

“Jangan khawatir,” kata pimpinan lelang, “Dia bisa bicara. Menurut Bapak, siapa yang tadi terus menawar tinggi melawan Anda tadi?”

Seorang pembeli sedang mempertimbangkan membeli seekor kuda yang sudah tua, ia menggandeng seorang dokter hewan untuk memberikan pendapat mengenai kuda itu sebelum menyelesaikan transaksi.

Ketika dokter hewan telah menyelesaikan pemeriksaannya, pembeli potensial itu bertanya, “Apakah aku bisa balapan dengan kuda ini?”

Dokter hewan memandang pembeli, kemudian pada kuda.

“Tentu,” jawabnya, “dan Anda kemungkinan besar yang akan menang dari kuda ini!”

Ketika memasuki toko di sebuah kota kecil, ada orang asing yang melihat suatu tanda peringatan, “Bahaya! Hati-hati dengan anjing!” ditempelkan di pintu kaca. Di dalam, ia melihat anjing “berbahaya” yang sudah tua tertidur di lantai di depan meja kasir.

“Apakah itu anjingnya?” Tanya orang asing.

“Ya, benar.” Jawab sang pemilik.

Orang asing itu sedikit geli, “Itu tentu tidak terlihat seperti anjing yang berbahaya bagi orang-orang. Mengapa Anda menulis peringatan itu?”

“Karena,” pemilik menjelaskan, “sebelum aku membuat tulisan itu, orang-orang sering tersandung anjing ini.”

Seorang pria menerima panggilan telepon, dan si penelepon bertanya apakah ia telah kehilangan burung beo. Pria itu berkata bahwa ia memang kehilangan burung, tetapi ia ingin tahu bagaimana si penelepon dapat menghubunginya.

Penelepon mengatakan bahwa burung itu telah mendarat di balkon rumahnya dan terus berkicau, “Hai, Anda telah menghubungi 021-912-1234. Aku tidak bisa mengangkat telepon sekarang, silakan tinggalkan pesan setelah nada berikut…”

Seorang pria mengunjungi seorang teman dan takjub melihat dia bermain catur dengan anjingnya. Dia menyaksikan pertandingan itu dengan takjub untuk sementara waktu.

“Saya hampir tak percaya ini!” Seru dia, “Anjingmu adalah adalah anjing terpintar yang pernah saya lihat.”

“Tidak juga, dia tidak begitu pintar,” jawab temannya, “Aku telah mengalahkan dia tiga kali dari lima permainan.”

Pada satu kota kecil ada polisi juga bekerja menjadi dokter hewan di kota tersebut. Suatu malam, telepon berdering. Istri sang polisi menjawab.

Sebuah suara gelisah bertanya, “Apakah suami Anda ada?”

“Ada, apakah Anda memerlukan dia sebagai polisi atau dokter hewan?” Istrinya bertanya.

“Keduanya,” jawabnya. “Kami tidak bisa membuat mulut anjing kami terbuka, dan ada pencuri sedang digigitnya!”

Kucing telah kawin dengan anjing, tetapi tak lama kemudian mereka ribut-ribut hendak bercerai.

Hakim menanyakan sebab-musababnya, anjing berkata, “Sesudah kawin, setiap malam dia selalu ngelayap ke luar dan jarang-jarang pulang ke rumah. Ini menunjukkan bahwa komitmennya kurang serius.”

Kucing berteriak-teriak dirinya kena fitnah dan dirugikan secara mentah-mentah, “Padahal aku hanya pergi mengejar tikus,” imbuhnya.

Sang Anjing segera berkata: “Tuh! Barusan Bapak mendengar sendiri, ia mencari binatang lain…”

Seekor harimau jantan dan seekor harimau betina sedang beristirahat dengan santainya di bawah naungan pohon besar yang sangat rindang di selatan safari Afrika. Seekor rusa yang melihat harimau itu segera lari tunggang-langgang dengan kecepatan penuh.

Harimau jantan dengan mata yang nampaknya masih sangat mengantuk bertanya sambil berkali-kali menguap, “Barusan yang lewat di depan mata kita itu apa?”

“Makanan cepat saji.” Jawab harimau betina.

Seekor kuda tua dari seorang petani menggerutu kepada seekor kuda lainnya, “Majikanku dari pagi sampai malam selalu menyuruh diriku melakukan pekerjaan yang sangat melelahkan, sungguh tak beda dengan menganiayaku.”

Seekor kuda lainnya yang diajak bicara itu berkata: “Kalau begitu, mengapa kamu tidak melaporkannya dan tak menuntutnya kepada Perkumpulan Perlindungan Hewan?”

Kuda tua itu memandangnya dengan sebelah mata lalu berkata, “Kamu bisanya cuma mengajukan solusi cetek. Kalau majikanku itu tahu bahwa aku bisa menulis surat, bisa-bisa bertambah tugasku menjadi sekretarisnya. Apa jadinya nanti?”

Sekawanan kunang-kunang sedang terbang dengan bebasnya di udara, di antara mereka ada seekor yang tidak bercahaya. Seekor kunang-kunang lainnya merasa aneh, maka ia segera menghampirinya dan menanyainya, “Oh, Saudaraku, mengapa engkau tak memancarkan cahaya seperti teman-teman kita yang lain?”

“Aku belum bayar tagihan listrik!” jawab kunang-kunang yang tak bercahaya itu dengan cemberut.

Anak ayam: “Pak, jengger kita mengapa tumbuh begitu tinggi?”

Bapak ayam: “Ini adalah lambang dari prestise kita.”

Anak ayam: “Lalu paruh kita mengapa begitu keras dan begitu lancip?”

Bapak ayam: “Paruh ini adalah senjata kita yang perkasa.”

Anak ayam: “Suara kita mengapa sedemikian nyaringnya?”

Bapak ayam: “Ini demi menciptakan kekuatan untuk menundukkan musuh kita.”

Anak ayam: “Tetapi, Pak…”

Bapak ayam: “Eh… Apa maksudnya ‘Tapi’?”

Anak ayam: “Lho, kita begitu gagah berani, mengapa kok kita hanya berada di kandang?”

Lebah sangat menyukai kupu-kupu, maka itu ia dengan mati-matian mengejar si kupu-kupu, tetapi kupu-kupu itu akhirnya kawin dengan bekicot.

Lebah sudah tentu sangat tidak terima, “Duh, coba kamu tunjukkan di mana kekuranganku dan di sisi mana pula aku tak dapat menandingi si bekicot?”

Kupu-kupu itu menjawab dengan tenang, “Dia bagaimana pun juga mempunyai rumah sendiri, sedangkan dirimu cuma tinggal di asrama pekerja. So, bye…

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    50+ "Anti Joke" Terbaik Pengisi Waktu Bosan Kalian

    Berikutnya
    10+ Humor Pendek dari Komentar Facebook


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas