Devoyage Bogor

Serius deh, saya ingin melanglang dan melonglong mencari SPBU khusus otak tapi semua tempat wisata terdekat sepertinya sudah saya kunjungi. Sedangkan sisanya terpencil dan sangat tidak ramah angkot, inginnya daku pakai kendaraan pribadi namun mengajak teman yang telah berada di dunianya masing-masing sudah sulit. *nasib jombles.

Saya nyerah hunting di Google Maps seperti jalan-jalan saya yang biasanya. Saya akhirnya cari di eyang Gugel mengenai tempat-tempat wisata terdekat dari Jakarta. Dipretelilah seluruh daftar yang memuat itu semua. Air terjun ini… udah, air terjun itu… nggak ada angkot, air terjun yang satunya… AH!

Devoyage. What is this? Pupil saya tiba-tiba melebar. Sebuah wanawisata bertema Eropa seperti Little Venice yang di Puncak itu. Wait, ini tuh di Bogor? YASS! Eh sebentar, ada angkotnya nggak? Eh, ada! Senyumku merambah ke ranah 10 centimeter. Besok ulang tahun saya, wah kebetulan!


Sebelll!

Selepas dari stasiun saya tanya kepada orang-orang bagaimana angkotnya. Trafi kali ini tidak begitu membantu soalnya, katanya naik angkot 01 namun nyatanya angkot itu tidak ada dari stasiun. Seenggaknya saya diberi tahu trafi bahwa ujung-ujungnya saya harus naik angkot 04A (lagi?) untuk mengarah ke Devoyagenya, tapi pastikan bilang ke Pabuaran sama supir angkotnya. Nanti ke Cihideung lagi.

Setiap orang saya tanya, namun justru yang nimbrung para ojol yang sama sekali bukan target bertanya saya. Yang ada oleh para ojol saya justru ‘direndahkan’ karena naik angkot dan tidak menggunakan jasa mereka. Menjaring pelanggan kok begitu hahah.

Akhirnya saya browsing dan lihat di situs-situs jalan-jalan lain yang ternyata memang semuanya merekomendasikan saya untuk naik angkutan online. Karena malas, akhirnya saya memutuskan untuk menghabiskan waktu saya di Kebun Raya Bogor, mempotret suasana horor hati saya. 🙁

foto horor foto horor foto horor foto horor

Belum puas atas drama yang terjadi, tiba-tiba kafe tempat saya pesan makanan mahal di Kebun Raya Bogor digempur pasukan kapuk yang saya tidak tahu kok bisa? Akhirnya pengunjung kafe kabur karena tidak mau makanannya terkontaminasi kapuk-kapuk bandel. Seenggaknya mirip adegan winter di Korea ya… Bhahah.

kebun raya bogor

Dan semua drama itu belum berakhir, sebuah tragedi pemadaman lampu hampir se-pulau Jawa terjadi. Alamak, sampai-sampai saya masih terjebak di stasiun Depok lewat jam 11 malam setelah saya ngemper di Stasiun Bogor hingga jam 9!

kebun raya bogor

Benar-benar kado ulang tahun yang super spesial BHAHAHAHAH!
*nangis bambank

Devoyage, daku masih dendam kepadamu!


Drama lain

Dua minggu esoknya, usaha saya untuk mencari kitab suci Devoyage kembali saya lanjutkan. Yang ternyata saya baru sadar bahwa angkot 04A khusus Pabuaran ada di Sukasari yang artinya? Saya harus naik angkot yang sama seperti saya waktu itu ke Kebun Raya Bogor! Ampun!!!

Belum kelar macet di Stasiun, kini angkot saya harus ‘berantem’ dengan antrian kendaraan yang mau masuk atau keluar dari parkiran di daerah Surya Kencana. Di saat itu masih ada drama lain yang timbul,

SAYA LUPA TARIK DUWIDH DI ATM!!! AKKK!

Aduh gimana… gimanaa… diriqquh terjomplang lembut di jok depan lemas mencari harapan di saku-saku yang ternyata jawabannya nihil. Saya tahu saya masih punya uang Rp50.000,- di dompet, tapi bagaimana jika abang angkotnya tidak punya kembaliannya? Sumpah, antara males, bete, dan ketakutan maksimal waktu itu.

Alhamdulillah abang angkotnya punya uang kembalian dari dompetnya yang ternyata tebel sumpah hahah. Uang setoran mungkin. Yowis di Sukasari ada ATM dekat pom bensin (di Trafi ada halte Toko Sepatu Milano, ya sekitar situ). Alhamdulillah masalah kelar hehe…

Kemudian tidak lama dapatlah angkot 04A ke Pabuaran setelah akang supir manggut-manggut ketika saya tanya “Pabuaran?” *Sikk…

Ketika saya memutar tas saya yang super berat itu untuk saya taruh di depan, tas saya itu membentur pak supir sampai ada bunyi “Jeleduggg!”

*sorry

Yess… akhirnya saya bisa naik angkot ke Devoyage tanpa ojol hahah! *padahal saldo g*pay sama *vo saya melimpah ruah. Tapi memang saya maunya non-online sih. See?

Devoyage Bogor Devoyage Bogor

I win. Tengkyu babang angkot. Saya turun di Perempatan sebelum hotel Aston. Dari sana tinggal kepeleset deh ke Devoyagenya. 100 meter doank guyyzzz! Biasanya saya jalan sampe 3 kilo dari pemberhentian angkot terakhir kayak di mari, dan di mari.

Devoyage Bogor Devoyage Bogor

MazzooQ!


Nila setitik

Saya lihat banyak pengungjung di dalam, bahkan sebelum pintu masuknya saja banyak yang foto-foto.Devoyage BogorMana kasirnya? Oh tidak jauh dari sana. Tiketnya Rp40.000,- karena weekend. Lebih mahal dari saudaranya yang di Puncak itu. Sebelum masuk ternyata saya dicegat oleh petugas karena tidak boleh bawa makanan dan minuman apa pun ke dalam. Air mineral saya kena. WHAT?!!!

Sudah begitu penjaga penitipan makanannya judes beud lagi. Padahal tiketnya tidak murah lho. Kalau murah nanti dibilangnya, “Alah, murah aja minta yang macem-macem”. Jadi sorry, saya langsung komplain ke manajemennya. Maaf ya, saya galak hahah, serius, karena memang saya tipikal yang perfeksionis untuk masalah pelayanan dan kepegawaian, kalian bisa baca banyak artikel saya tentang itu di mari, di mari, dan di mari.

Ini masalah rendahnya profesionalitas SDM di negeri kita guyyzz, dan maklum, pelanggan saya juga galak-galak hahah, tapi saya masih bisa tuh senyum sama mereka, makanya pelanggan saya pada seneng sama saya bhehehehe.

Oke, masuk… ada apa di dalam?

Devoyage Bogor

Ya miniatur Eropa, apalagi? Eh itu ada jembatan dan banyak kano-kano. Di dalam juga ada fotografer khusus bagi yang ingin minta difoto, saya tidak tahu apakah mereka memiliki tarif atau gratis. Dan parahnya, saya dikira salah satu dari pegawai foto tersebut! Duh duh, status saya sebagai jomblo tercabik-cabik hahah.

Ditambah, yang saya foto semuanya pasangan muda. Air mataku tersembunyi dibalik layar LED kamera mahalquh bhahahah. Dramanya kenceng banget ya hari ini. Oh, mereka pakai kamera masing-masing kok untuk saya fotokan, tidak pakai kamera saya. Jadi memori kamera saya tidak terkotori oleh hal yang bukan-bukan.

Okay lanjut keliling-keliling dan foto-foto miniatur lainnya.

Devoyage Bogor

Ada kano warna-warni juga yang dapat disewa. Saya tidak tahu bayarnya berapa karena saya tidak tertarik untuk menyewanya karena alasan yang saya yakin kita sama-sama tahu. *adaEfekSuaraTangisan

Wah, sudah Zhuhur, dan mushalla di depan mata. Asikk… Mushallanya tidak begitu besar namun cukup lah ya… 4×4 meter untuk pria dan ukuran yang sama juga untuk wanitanya dengan mushalla terpisah, sebelahan sih.

Sekarang saya lapar, mana restoran? Oh ada di pojok-pojok. Guyyzzz, Devoyage ini sempit lho, lebih sempit dari si Venice itu. Cuma ya tidak masalah sih, saya cukup nyaman di sini jika mood saya tidak diganggu dengan penjaga penitipan makanan tadi bhehehehe… Oke skip, saya dapat restoran bento seharga Rp25rb plus minuman teh (harga terpisah).

Devoyage Bogor

Saya buka laptop untuk kerja hingga waktu Ashar tiba.

Oh ya, di sana banyak wahana-wahana seperti peminjaman kostum a la Eropa dan wahana-wahana permainan… yang bayar lagi pastinya.


Harapan dan harapan lebih

Saya khawatir angkot sudah selesai pukul 4 sore, maka dari itu saya bergegas pulang setelah shalat ashar. Namun pengunjung justru semakin membludak semakin sore, yang saya dengar, nanti malam katanya lampu-lampunya bagus. Kalau saya bodo sangat, yang penting bisa kejar angkot!

Devoyage Bogor

Saya tunggu 15 menit di perempatan The Fusion. Dapat angkot tapi tidak ke Sukasari. Akhirnya 15 menit kemudian saya dapat lagi yang ternyata terakhir (saya yakin) ke Sukasarinya. Supir angkotnya bilang memang angkot Pabuaran terakhirnya jam 4 sore. Wah! Padahal penumpangnya cukup banyak. Semoga kedepannya bisa diakomodir hingga jam 8 malam mengingat banyak pengungjung angkutan umum yang mungkin ingin menyaksikan lampu-lampu Devoyage.

Ya sudah, saya langsung transit di Batu Tulis untuk menyambung angkot 02 ke stasiun dan bertemu kasur tercinta. Di-en!

Eh, sebelum itu, coba ucapkan selamat tinggal pada si Doi,

Devoyage Bogor

*CURRRR!


Galeri

Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor Devoyage Bogor

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Sendiri Maksimal: Magelang, Candi Borobudur

    Berikutnya
    Tak Lagi Sendiri: Bogor Tapos, Curug Cipeuteuy


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas