Teror Rumah Baru
urban legend by : anandastoon
Aku dapat mulai menyicil rumah sendiri semenjak bekerja di bagian pertambangan. Aku memilih di tempat yang masih asri dengan pedesaan karena memang di sanalah cita-citaku berawal tadinya jika suatu saat aku terbeli rumah sendiri. Dan sekarang aku bahagia hal itu menjadi kenyataan.
Aku jujur memiliki sifat cuek. Setiap orang yang baru memiliki rumah sendiri tak jarang konon katanya βpemilikβ rumah asli tersebut ingin menyapa sang penghuni baru. Aku pun merasakannya. Pada malam pertama ketika aku menonton TV di rumahku yang baru, aku mendengar suara tembok di sebelahku seperti digaruk oleh sesuatu. Aku hanya cuek dan melanjutkan menonton. Toh, nantinya akan hilang dengan sendirinya. Dan itu terbukti.
Belum lagi ketika aku sedang mandi. Aku mendengar di dapur seakan-akan ada yang memainkan piring dan gelas. Aku pikir tikus. Aku pun melanjutkan mandi. Dan begitu hal-hal lainnya terjadi, aku masih tetap cuek.
Namun ada satu yang benar-benar membuatku sangat tidak nyaman.
Malam itu telepon selularku berbunyi. Jujur aku bukan tipe orang yang ingin mengangkat telepon dengan nomor yang tidak kukenal. Maka dari itu aku biarkan berdering sepanjang malam sementara aku lanjutkan tidurku. Tidak apa, nada dering telepon selularku tidak begitu buruk.
Malam berikutnya telepon selularku berbunyi kembali. Masih nomor yang tidak dikenal menghubungiku tiap malam, sepertinya nomornya masih sama dengan yang kemarin. Pikirku siapa malam-malam begini yang iseng menelpon. Aku benar-benar kesal dan tidak menggubrisnya.
Malam berikutnya lagi ketika aku akan tidur, aku bisukan telepon genggamku. Berharap aku benar-benar mimpi indah malam ini. Tetapi sesuatu yang tidak nyaman terjadi, terdengar suara getaran dari atas meja dan ketika aku lihat telepon selularku kembali diteror nomor telepon yang kemarin-kemarin. Aku sepintas merinding. Namun aku tidak hiraukan dan kembali melanjutkan tidurku.
Hingga esok malamnya aku benar-benar mematikan telepon genggamku dan langsung pergi tidur. Kali ini aku memastikan semuanya tenang dan aman. Suara-suara aneh dari luar pun tidak aku pedulikan. Yang pasti malam ini aku harus dapat tidur dengan nyenyak.
Namun kemudian hal mengagetkan terjadi. Aku terbangun di tengah malam karena mendengar sesuatu. Sepertinya aku kenal suara tersebut. Sambil mencari sumber suara dengan keadaanku yang belum pulih sepenuhnya, aku mendengar suara tersebut semakin keras.
Ya ampun telepon genggamku kembali berdering! Ini tidak mungkin. Aku tidak mengerti mengapa telepon ini dapat menyala dengan sendirinya. Perasaanku campur aduk, antara penasaran dan ketakutan. Setelah aku lihat, ternyata nomor itu lagi. Aku kali ini benar-benar muak dan mengangkat telepon tersebut serta mulai memaki,
βSiapa ini?! Bisa tidak jangan ganggu orang malam-malam begini!β
Tetapi kemudian yang membuat pikiranku sedikit panik adalah, tidak ada sesuatu yang terdengar dari telepon selular tersebut selain dari suara tawa terkekeh-kekeh yang kecil dan panjang serta tidak beraturan. Bulu romaku berdiri sekujur tubuh. Aku segera membanting telepon genggamku ke kasur dan memaksakan untuk kembali tidur apapun yang terjadi.
Siangnya aku mulai tidak betah, perasaanku tidak enak. Sepertinya ada hal ganjil dengan kejadian semalam. Benar, hal itu yakni telepon selular yang menyala sendiri walaupun sudah dimatikan total. Namun sebenarnya ada satu hal lagi yang benar-benar membuatku harus mencari tempat tinggal lain yang lebih layak.
Karena sekarang aku baru ingat. Nomor yang menerorku setiap malam, adalah nomor telepon rumahku sendiri…