Humor Gelap
Suatu malam di kamar yang gelap entah kenapa saya terpikirkan humor-humor literal untuk saya jadikan konten blog. Tetapi yang ada, saya malah teralihkan untuk menjadikannya sebuah humor gelap atau dark jokes.

Jika kalian ketahui, ada banyak ungkapan-ungkapan dalam bahasa Indonesia yang mungkin masih belum dimengerti orang lain. Mereka hanya mengartikannya secara begitu literal sehingga ungkapan-ungkapan tersebut justru menjadi sangat disturbing.

Seperti misalnya, “tangan panjang” alih-alih diterjemahkan sebagai pencuri, malah diterjemahkan menjadi orang yang tangannya panjang kek Luffy.

Saya hanya terpikir 10 buah untuk saat ini, namun tentu saja itu semua sudah cukup memuaskan jiwa psikolog, ehm psikopat saya.

Sementara kalian membaca ini, biarkanlah saya meneruskan tawa jahat saya.

whuahahahah*ohok*keselek*hahahaha!


1.

Setelah ayahnya meninggal, kini anak sulungnya menjadi tulang punggung untuk keluarga itu.

Dibingkai, ditaruh di lantai dua, dilabelinya tulang itu dengan “suvenir museum”.


2.

Ayah bilang, aku harus menasehati pacarku untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Sudah setengah jam pacarku masih menikmati masa merenungnya di dalam kulkas.


3.

“Dasar kau benar-benar bermuka dua!”

Bentaknya kepada bocah kembar siam itu.


4.

“Andi! Aku bilang maksudnya kau harus mencari orang-orang yang bisa kau percaya!”

Kata saudaraku saat kutunjukkan koleksi kaki tangan manusia dari peti.


5.

Dia memilih untuk menghabiskan seluruh jatah liburannya dengan staycation.

Ia memberi alamat agar aku ikut menginap dengannya, tapi aku tak pernah menemukan di mana lokasi “Hotel Prodeo”.


6.

Hobi sampinganku adalah bereksperimen membuat masker wajah.

Mereka benar saat menjulukiku “tukang cari muka”.


7.

Ia kebakaran jenggot saat tertangkap basah sedang menduakan istrinya.

Sayangnya apinya tidak dapat dipadamkan, menghanguskan seluruh tubuhnya.


8.

Polisi bertanya mengapa aku meracuni nenekku.

Aku kesal karena setiap aku bermain, aku selalu dijuluki “anak bawang”. Ibuku bernama Bawang dan aku marah mengapa nenekku memberi namanya demikian.


9.

Setiap malam aku selalu diawasi oleh sesuatu yang aku pikir itu seperti sepasang bola mata.

Baiklah, malam ini aku tidak tahan lagi. Sekarang mari kita bicara empat mata!


10.

Temanku menggosip, “Tetanggaku yang besar hati itu baru saja meninggal kemarin. Baguslah.”

“Kau tahu itu?” Kataku saat baru saja kutaruh penggaris di ruang bawah tanahnya.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Cerita dari Primbon #70: Lewat Jalan Setan

    Berikutnya
    Horor Pendek 45: Tetangga Berisik


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas
    Pakai tema horor